Aku sedang mengingat-ingat kembali pesan-pesan apa yang telah tersampaikan. Dari beberapa yang kuingat dengan jelas, tak ada satu pun tentang bimbang yang akhir-akhir ini menggelayuti kewarasanku.
Sekali waktu, yang kuulang-ulang sampai lupa kuhitung-hitung, aku meminta kehadirannya lagi selain untuk menuntaskan rasa haus akan pertemuan, pun untuk meluruskan kekusutan yang tampak sangat mustahil bisa kuurai dengan kemampuanku yang seadanya.
Permintaan hanya permintaan, tanpa pengabulan yang segera. Aku dibiarkan melayang-layang bersama tanda tanya seperti burung di atas atap rumah tetangga yang kulihat setiap sore dari teras, memunculkan wujudnya dengan sengaja kemudian pergi lagi tak bisa kuraih untuk kumiliki.
Yang tiba-tiba bertamu, justru tak pernah kutunggu-tunggu. Tak kukenali sebelumnya, tapi aku sedikit mendengar cerita-cerita tentangnya dari seseorang yang seringkali lancang masuk ke alam bawah sadarku, membuatku kelimpungan penasaran. Meski hingga saat ini, tak pernah satu pun penjelasan kuinginkan. Kupikir, tak perlu.
Aku digerogoti ketidakpastian dan semua pun begitu. Yang pasti hanya apa yang kurasakan, walau kedatangannya mudah saja kutepis sebab kukira ambigu.
Pantas saja tanda tanya tak ada habisnya. Setiap kali diberi tanda, senangnya bertanya-tanya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Alegori
General FictionKumpulan Dongeng Sebelum Tidur __________ Cover Design : sacessahci Illustration: sacessahci