Aku tidak tahu apa yang sebenarnya ada di dalam diriku ini. Aku selalu mengandalkannya. Intuisi yang hidup di sana.
Jika satu hal terjadi dan membuat hatiku risau, maka aku tahu hal itu adalah salah. Sebaliknya, jika aku merasa tenang dari satu hal, maka hal itu adalah benar dan akan baik-baik saja.
Dia bergerak dan menentukan maunya sendiri. Namun dengan begitu, aku diberikan ruang untuk mengerti situasi. Walau sebetulnya aku tidak memahaminya dengan baik. Aku sering bertanya seiring dengan banyaknya hal terjadi.
"Bagaimana bisa?"
"Kenapa?"Disaat-saat tertentu, aku pikir logikaku tidak memerlukan daftar pekerjaan yang harus dilakukan. Sebab intuisiku sudah bekerja dengan baik. Tetapi aku menjadi takut, kalau selalu saja berulang seperti itu, suatu waktu logikaku memilih tidur untuk selamanya. Perannya sudah diambil alih oleh intuisi. Tentu saja hal ini menyeramkan.
Perasaan tenang itu mahal harganya, kurasa. Sama halnya seperti kepercayaan dan kesehatan.
Jika tenang dapat berbuah dari intuisi yang bekerja dengan telaten, aku ingin melipatgandakannya berkali-kali sampai memenuhi isi ruangan.
Dan aku tahu, menjadikannya nyata adalah kemustahilan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Alegori
General FictionKumpulan Dongeng Sebelum Tidur __________ Cover Design : sacessahci Illustration: sacessahci