Matanya memanas, sudah tiga puluh hari bola matanya bergerak ke kanan dan ke kiri hanya untuk mengingat-ingat cuplikan apa saja yang terlewat. Tapi tak lebih panas dari dada yang menyimpan kepingan bara.
Pukul satu dini hari selama sebulan kurang sehari, terempas ia ke tengah bendungan hasil olah tangannya sendiri. Tidak ada air yang mengalir keluar sebab naik ke permukaan. Tidak ada tanah yang retak. Yang ia lihat hanya sisa lilin berapi biru di atas telapak tangan kirinya yang terbuka.
Basah kuyup susah payah masuk ke dalam rumah. Ia mengambil handuknya yang tergantung di gagang pintu. Bukan tubuhnya yang ia liliti, melainkan lengan kirinya yang sudah menggigil yang ia selimuti.
Pelan-pelan ia meletakkan sisa lilin berapi biru ke dalam kaleng kosong bekas biskuit yang terakhir digunakan untuk menyimpan kerupuk. Ia menempelkan potongan kertas di atas tutupnya dan menulis, "Kaleng ini berisi lilin yang apinya berwarna biru dan sebentar lagi padam".
Harapnya, tak ada orang lain yang merasa ditipu oleh gambar dan tulisan bagian terluar dari kaleng bekas biskuit itu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Alegori
General FictionKumpulan Dongeng Sebelum Tidur __________ Cover Design : sacessahci Illustration: sacessahci