Sekian banyak malam ia pakai untuk merenung tentang kehidupan. Bertahun-tahun ia menanyakan untuk apa ia berada di dunia dan dunia ini untuk apa. Ia paham apa-apa yang dilakukannya kemarin, hari ini, atau mungkin bisa jadi esok, akan saling berhubungan. Berkali-kali ia teringat pada janji untuk dirinya sendiri, berkali-kali pula ia merasa lalai. Ia tidak bisa hidup semulus perjalanan yang ia pikirkan dan ia rancang sebab ia tidak hidup seorang diri. Ia bersama yang lain dan memang sudah seperti itu cara kerja dan fungsinya.
Percakapannya dengan waktu selalu saja menelurkan beragam pertanyaan. Tentang bagaimana, kenapa, kapan, di mana, apa, dan siapa. Jawabannya selalu saja pertanyaan.
Ia merasa takut pada ketidaksiapan namun mempersiapkan diri pun sering sekali goyah. Ia khawatir menjadi sia-sia namun ia sering menyia-nyiakan.
Berkali-kali ia bertanya pada waktu, pada langit, pada embus udara, pada awan, pada burung yang beterbangan, pada dedaunan, pada dinding, pada dirinya sendiri di depan cermin.
Terlalu sering ia bertanya pada dunia dan lupa bertanya pada Tuhan. Pada-Nya ia sering lupa berbicara namun mengharapkan jawaban dari dunia.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Alegori
Ficción GeneralKumpulan Dongeng Sebelum Tidur __________ Cover Design : sacessahci Illustration: sacessahci