Satu pintu ia ketuk, ternyata bukan.
Satu pintu ia ketuk, ternyata bukan.
Satu pintu ia ketuk, ternyata bukan.
Satu pintu ia ketuk, ternyata bukan.
Satu pintu ia ketuk, ternyata bukan.
Satu pintu ia ketuk, ternyata bukan.Enam pintu ia ketuk, ternyata bukan.
Enam puluh satu pintu ia ketuk, ternyata bukan.Ada yang mengatakan dengan pelan ke telinga kiri dan kanan, "Seseorang yang berjalan jauh memiliki kaki yang kuat. Sebab kalau tidak, baru beberapa langkah ia sudah merasa lelah. Bukan tentang seberapa tinggi atau dalam tolok ukurnya. Melainkan sudah berapa jumlahnya?"
Kawannya mengatakan hal lain, "Menyentuh ketinggian atau kedalaman perlu perlahan-lahan. Hanya dari sebuah ketukan tidak akan tiba ke sana."
Kawannya yang lain lagi bicara, "Permukaan baru permulaan untuk sebuah perjalanan. Sudah banyak ketukan ia lakukan."
Orang pertama kembali berkata, "Jari-jemarinya yang terus-menerus mengetuk pintu, coba dengarkan dengan saksama. Ada melodi yang bisa ia nikmati dan resapi."
Ia bergumam, "Pintu-pintuku membentuk sebuah lagu."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Alegori
General FictionKumpulan Dongeng Sebelum Tidur __________ Cover Design : sacessahci Illustration: sacessahci