📖 Happy reading 📖
_____
Dadaku terasa sakit, sesak dan sulit bernapas. Seperti ada bongkahan batu di tenggorokanku. Aku benar-benar tidak mampu bernapas. Walaupun angin disekitarku membantu mengisi paru-paruku, tapi semua itu tidak cukup mengobati sesak di dadaku.
Air mata bodoh ini terus membasahi pipiku, dan aku terlihat seperti bayi. Kapan aku bisa berhenti menangis dan menjadi wanita dewasa seperti selayaknya umurku?
Baru pagi tadi aku bersyukur dengan hidupku, dengan menemukan Pierce di sisiku. Lalu kenyataan menyakitkan menamparku dengan keras, membangunkanku dari mimpi indahku.
Demi Tuhan, aku mencintai Pierce. Dan aku telah memberikan tubuhku bahkan hatiku untuknya. Kami melewati malam yang indah, dan dia memberikan apa yang kuinginkan. Sesuatu yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.
Mengapa semua ini terjadi begitu cepat seperti roller coaster. Baru sebentar aku merasakan berada di puncak, lalu tiba-tiba terhempas ke bawah, terjun dengan kecepatan yang menakutkan.
Aku bukan wanita bodoh yang tidak mengerti apa pun tentang percakapan kakak-beradik itu. Apakah mereka reporter yang menyamar untuk mendapatkan informasi dariku? Apakah Pierce telah memberitahu semua yang diketahuinya kepada Paula dan wanita itu telah mempostingnya di berita?
Tiba-tiba ketakutan mengikisku akan apa yang terjadi di luar sana. Mungkinkah semua orang telah mengetahui bahwa aku berada di sini? Bersama seorang pria? Apakah agensiku mengetahuinya? Habislah aku!
Lalu aku merasakan langkah kaki seseorang mengikutiku. Sialan! Apakah bajingan itu tidak bisa meninggalkanku sendirian?
"Berhenti mengikutiku, sialan!" Aku berbalik segera dan mendapati seorang wanita dengan seragam kapal pesiar, menundukkan kepalanya sambil menyodorkan kacamata hitam dan syal. Dia pasti salah satu pegawai Pierce.
"Maaf, Miss. Kau meninggalkan barang-barangmu." Wanita itu berkata, tidak memandangku sedikit pun.
Menatap sekelilingku, aku benar-benar telah berada di kerumuman. Tidak banyak orang di sini, tapi cukup memberikan susasana peradaban. Semoga tidak ada orang yang mengenaliku.
Aku segera menghapus pergi air mataku dan menyambar kedua benda itu dari tangannya.
"Dermaga sudah anda lewati, Miss. Jika anda bermaksud ke sana." Kata wanita itu lagi, membuatku menyadari arah yang salah. Bagus sekali!
Aku menimbang-nimbang sejenak, apakah harus meminta bantuannya, namun itu tidak perlu karena wanita itu telah mengarahkanku untuk mengikutinya.
Baiklah. Ini bukan sesuatu yang buruk. Si wanita bermaksud baik padaku. Well, tentu itu bukan kemauannya untuk membantuku. Pasti Pierce yang memerintahkan dia untuk melakukannya.
Tanpa sadar, mataku mencari-cari sosok Pierce di sekelilingku, berharap dia masih mengawasiku. Lihat! Setelah semua yang dia lakukan, aku masih tetap menginginkannya. Menginginkannya berada di sisiku.
Bodoh!
Dengan cepat, aku melangkah mengikuti wanita itu hingga kami mencapai kapal pesiar milik Pierce yang megah.
Oh Tuhan! Tidak kusangka, akan seperti ini jadinya. Aku akan pulang dengan kesedihan yang menyakitkan. Masalahku sudah cukup buruk dan ditambah dengan pengkhianatan ini, membuatku semakin tidak bersemangat menjalani hidup.
Lalu mataku tertuju ke laut biru di bawahku ketika aku hendak menaiki kapal itu. Apakah aku harus menenggelamkan diriku saja?
"Miss?" Suara lembut wanita itu membuatku tersadar dari pikiran gilaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Glimmer Of The Sight
RomanceTERIMA KASIH JIKA KALIAN SUKA DENGAN CERITAKU _________________________________________________ Blurb : "Hidupku sudah berakhir. Tidak ada jalan yang bisa mengembalikannya lagi. Karirku yang hancur, pendidikanku berantakan, semua mata dunia yang men...