📖 Happy reading 📖
_____
Aku yang pertama melepaskan pagutan bibir kami. Beruntung, rambut panjangku menutupi sisi kanan wajahku, sehingga siapa pun yang berdiri di arah tangga tidak akan melihatku.Aku menarik wajahku, menyembunyikannya di sisi wajah Pierce yang lain sambil memeluknya erat. Aku tak ingin siapa pun tahu bahwa aku sedang berada di tempat ini. Dan yang lebih buruk lagi, ketahuan sedang berciuman liar dengan penghuninya.
Merasakan tangannya keluar dari balik sweater-ku, Pierce membetulkan letak bajuku sambil memelukku erat, mencoba menyembunyikanku juga. Ah, aku lega dia bisa bekerja sama.
"Rita, aku tidak menyangka kau datang secepat ini." Pierce mengatakan itu, membuat diriku tahu, siapa wanita itu. Si asisten rumah tangga.
Tidak dapat dipercaya!
Dari mana wanita itu menemukan kartu aksesnya sementara Pierce mengatakan bahwa dia baru saja menggantinya? Kejanggalan yang lain.
"Eh, maaf, Sir. Aku hanya ingin mengambil beberapa gelas di mini bar ini yang kau perintahkan untuk dicuci. Tapi lupakan saja. Aku akan meninggalkan kalian. Aku benar-benar minta maaf."
Aku mendengar langkah kaki menuruni tangga itu hingga perlahan menghilang.
"Dia sudah pergi, pumpkin." Bisik Pierce sambil mengecup tengkukku. Pumpkin? Sejak kapan namaku diganti dengan jenis buah berwarna kuning yang gendut?
Aku melepaskan pelukannya dan menarik diriku dari pangkuannya ketika Pierce menahanku di tempat. "Jangan pergi. Aku suka kau berada di pangkuanku."
"Aku sudah melakukan tantanganmu, jadi lepaskan aku. Kakimu pasti kesemutan di bawah sana." Aku mencoba meronta, melepaskan pelukannya. Dan itu berhasil. Pierce melepaskanku dengan wajah cemberut.
"Apa dia melihatku? Dia mengenalku, tidak? Sejak kapan dia berdiri di sana? Dari mana dia mendapat–"
"Pelan-pelan." Pierce mencoba menenangkanku. "Dia tidak melihatmu, dia tidak mengenalmu. Dan aku yakin dia hanya berdiri sebentar di sana. Dia juga sama kagetnya dengan kita. Aku pikir dia tidak tahu kita berada di sini." Jawab Pierce sambil membetulkan rambutnya yang berantakan.
"Dari mana dia mendapatkan kartu akses penthouse-mu sementara kau bilang baru saja menggantinya?" Tatapanku begitu menuduh.
"Well, aku lupa mengatakan bahwa Rita ada saat aku mengganti kartu akses itu. Dia memasak lasagna yang tadi kita makan, setelah itu pergi menjemput anaknya. Aku memberinya salah satu kartu akses cadangan, karena aku juga berniat pergi." Pierce mencoba menjelaskan semuanya.
Sebelum Rita pergi siang tadi, Pierce memang menugasi si asisten untuk membersihkan beberapa gelas kotor di mini bar itu, tapi wanita itu tidak membersihkannya. "Aku akan ke bawah, menyuruhnya pulang. Oke? Tunggu sebentar di sini."
Aku mengangguk, sedikit melunak. Aku hanya takut masuk dalam jebakan seorang Pierce Wright. Semoga tidak. Dan jangan sampai itu terjadi.
Pria itu berlalu meninggalkanku dengan perasaan kosong. Ada apa ini?
Aku mencoba berdiri, meregangkan semua otot-otoku yang tegang. Seandainya Rita tidak muncul seperti hantu, entah apa yang sudah terjadi pada kami di sana.
Aku melirik karpet tebal itu yang hampir saja menjadi saksi pertumpahan darah perawanku. Oh, ya ampun! Apa yang kupikirkan sekarang? Aku mencoba memalingkan wajahku ke tempat lain.
Mengapa aku begitu tersihir oleh pesonanya sehingga tidak bisa mengendalikan diriku dengan benar? Pria itu benar-benar berbahaya. Sangat berbahaya. Anehnya, aku merasakan hati kecilku melonjak kegirangan mengetahui bahaya yang ditimbulkan Pierce padaku. Tidak dapat dipercaya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Glimmer Of The Sight
RomansaTERIMA KASIH JIKA KALIAN SUKA DENGAN CERITAKU _________________________________________________ Blurb : "Hidupku sudah berakhir. Tidak ada jalan yang bisa mengembalikannya lagi. Karirku yang hancur, pendidikanku berantakan, semua mata dunia yang men...