20. Senyuman Kemenangan

1.8K 282 54
                                    

📖 Happy reading 📖

_____

"Chérie?" Itu panggilan kesayangan ibuku setiap melihatku.

"Mom." Aku berlari mendapati ibuku dan memeluknya. Kini kerinduanku terobati. Entah kapan komunikasi kami yang terakhir sebelum masalah sialan ini muncul.

"Betapa mengejutkannya ini. Bisakah kami mendiskusikan sesuatu dengan anda, Miss Grenville?" Salah seorang dari tiga detektif yang berdiri di dekat ibuku, menginterupsi apa yang tengah kami lakukan.

Harriette segera menarikku dari pelukan ibuku, lalu berkata, "sayang sekali, detektif. Miss Grenville tampak benar-benar kacau malam ini. Aku yakin masih ada hari esok untuk menyelesaikannya. Ini suatu hal yang baik, kan? Bahwa dia telah kembali dan tidak perlu meneruskan pencarian?"

Harriette seperti Harriette yang kukenal. Tegas, berwibawa dan cerdas. Aku akan selalu aman bersamanya. Setiap orang yang baru mengenalnya tentu tidak akan percaya bahwa dia masih berusia 19 tahun.

Ketiga detektif itu saling berpandangan. Itu membuat Harriette tidak perlu menunggu persetujuan mereka untuk bisa meninggalkan tempat itu. Dengan cepat, dia menarikku ke dalam apartemenku hingga kami berada di kamarku.

Well, bisa kukatakan, dari pertama aku memasuki apartemenku, seisi ruangan tampak sama, terlihat sangat berantakan. Bahkan lebih buruk. Bukan hanya karena banyak sampah yang berhamburan, tapi juga karena orang-orang itu telah membongkar barang-barangku, mungkin untuk mencari bukti atau sesuatu. Tapi hal baiknya adalah bau busuk dari makanan basi tidak tercium lagi olehku. Phew!

Mengunci pintu itu, Harriette berbalik dan segera mengambil baby doll kesukaanku dan menarikku ke pancuran air. "Mandilah. Aku akan membersihkan kamarmu."

Lihat? Harriette sangat bertanggung jawab untuk hidupku. Seharusnya waktu itu aku membuka pintu apartemenku untuknya dan bukan untuk Pierce. Oh, sialan! Mengapa aku selalu memikirkannya?

Melepaskan semua pakaian pemberian Pierce dan membuangnya di tempat sampah, aku melepaskan kalung kunciku dan menyimpannya di salah satu laci meja nakas. Untuk masalah barang-barang mahalku di tempat Pierce, mungkin Harriette bisa membantuku mengambilnya dan setelah itu dia bisa mengganti barang-barang Paula.

Sekarang aku mendapati diriku benar-benar bersih dan segar. Aku kembali menjadi diriku. Mengenakan pakaianku sendiri dan juga berbau seperti aku yang dulu.

Wajahku tampak lelah dan tidak bersemangat ketika melihat pantulanku di cermin. Kulitku juga masih sedikit memerah, tapi tidak ada waktu lagi untuk melakukan perawatan wajah atau tubuh. Aku lebih membutuhkan perawatan hati saat ini.

Aku berbalik menuju kamarku dan mendapati Harriette tengah menyusun bantal-bantalku dengan rapi. Sekarang kamar ini terlihat lebih manusiawi. Tidak ada sampah-sampah yang berserakan lagi. Semua barang-barangku telah ditata dengan rapi.

"Duduk. Saatnya bicara." Perintah Harriette dengan tangan yang dilipat di depan dada.

Tidak ada yang bisa kulakukan selain menurut. "Baiklah. Tapi sekarang aku benar-benar kelelahan. Bisakah kita berbicara lagi setelah aku tidur untuk beberapa jam?"

"Tidak! Kau harus menceritakan semuanya. Aku ingin tahu semuanya agar kita bisa memilah mana yang bisa dikatakan kepada orang tuamu atau polisi dan mana yang tidak. Kau pasti benar-benar tidak tahu masalah apa yang telah kau ciptakan. Dasar gadis bodoh!"

Teriakan Harriette memancing ibuku untuk menggedor pintuku dengan kuat. "Apa yang terjadi, girls? Biarkan aku masuk!"

Harriette menarik napasnya, mencoba menenangkan dirinya dan kembali meneriaki bahwa kami tidak apa-apa. "Brie ingin tidur, Odette. Aku juga."

Glimmer Of The Sight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang