7. Truth Or Dare

2.5K 254 18
                                    

📖 Happy reading 📖

_____

"Kau tidak ingin mencuci piringnya lagi? Kau pasti membual tentang ahli bersih-bersih itu." Aku mengikutinya ketika Pierce menarik tanganku menuju ke... Entah ke mana.

"Kau sudah tahu jawabannya." Pierce terkekeh. "Aku hanya tidak tahan berada di apartemenmu saja. Jadi aku berusaha menawarkan bantuan." Hah! Sudah kuduga. Mana mungkin dia bisa membersihkan semua kekacauanku. "Tapi untuk mengangkut sampah-sampahmu, mungkin aku bisa melakukannya." Dia kembali terkekeh.

Pierce terus menarikku, ketika ada sesuatu yang menggangguku. "Aku bertanya-tanya, mengapa teman-temanmu tidak membuat tempat sepertimu? Mereka kan kaya, banyak bisnis dan lainnya. Seperti yang kau katakan tadi." Itu seperti tidak masuk akal, kan? Punya berbagai bisnis usaha, tapi justru datang ke tempat ini.

"Mereka punya itu. Tapi tidak di sini. New York adalah daerah kekuasaanku."

Lagi-lagi itu membuatku tidak mengerti. Memangnya dia pikir dia ini siapa? Seorang gubernur?

Memberikan wajah bingungku padanya, Pierce tersenyum dan menjelaskan bahwa teman-temannya tinggal di kota-kota yang berbeda. Tiga temannya berada di Amerika dan empat lainnya berada di Inggris.

Awalnya kelompok persaudaraan ini terbentuk sewaktu mereka mengambil jurusan ekonomi bisnis di Princeton. Setelah mereka semua diwisudakan, Pierce dan teman-temannya ingin agar kelompok persaudaraan itu tetap ada.

Setelah empat hingga lima tahun mencicipi kesuksesan, mereka kembali mengadakan kelompok persaudaraan itu dengan cara membangun tempat semacam ini dan mengisinya dengan berbagai fasilitas-fasilitas permainan. Fasilitas yang ditujukan untuk kesenangan. Astaga! Lihat itu. sangat kekanakan.

Sejujurnya aku tidak mengerti dengan kelompok persaudaraan ini. Apakah tujuan mereka hanya untuk itu?

"Ya, hanya untuk itu." Jawab Pierce sambil tertawa ketika aku menyuarakan isi kepalaku.

Menurutnya mereka adalah pria-pria pebisnis yang memiliki tingkat stres yang sangat tinggi. Mereka butuh hiburan, kan? Dan hiburan yang tepat adalah dengan cara demikian.

Aku kembali memikirkan diriku. Selama ini aku menghibur diriku dengan apa? Oh ya ampun. Tentu saja dengan pakaian bermerek dan sesuatu yang mahal. Dan aku mulai jenuh dengan itu.

"Apa kalian tidak mencoba menghibur diri dengan wanita?" Tanyaku begitu saja. Benar, kan? Pria mana pun pasti menyukai wanita sebagai hiburan mereka. Oh jangan-jangan? "Kalian bukan pria-pria penyuka sesama jenis, kan?"

Itu membuat Pierce meledak dengan tawa. "Aku tidak bisa membayangkan itu. Maksudku, yang benar saja! Lihat, kami ini benar-benar pria yang lurus. Kami hanya bosan dengan wanita." Aku melongo dengan kata-katanya. "Sewaktu kuliah dulu, kami benar-benar nakal. Kau tahu apa maksudku."

Tapi aku benar-benar tidak tahu. Mungkinkah mereka ini pemain wanita? Aku tidak ingin menanyakannya lagi. Oh astaga. Aku bisa melihatnya dari wajahnya. Dia dan teman-temannya pasti seperti itu.

Pierce kembali menjelaskan bahwa perkumpulan itu dilakukan sekali dalam setahun, dan dia yang menjadi tuan rumahnya kali ini. Hanya seminggu, dan setelah itu mereka bisa kembali ke habitatnya masing-masing. Tapi ini sudah berlangsung hingga dua minggu.

Masuk dan keluar sesukanya.

Untuk informasi, semua anggota kelompok persaudaraan ini memiliki akses untuk masuk di setiap rumah anggota kelompok. Jadi itulah sebabnya mereka dengan seenaknya menyamankan diri mereka. Astaga! Itu sesuatu, kan?

"Jadi bagaimana ceritanya sehingga tempat ini menjadi sepi padahal mereka memiliki kartu akses masuk ke penthouse-mu?"

"Aku mengganti kartunya." Senyum licik terpancar di wajahnya. "Hanya beberapa menit setelah mereka kembali ke hotel tempat mereka menginap, aku menghubungi pihak gedung ini untuk mengganti kartu aksesnya. Aku baru saja ingin meninggalkan tempat ini ketika mereka berlari mengejarku. Itu sebabnya aku menyerobot masuk ke apartemenmu."

Glimmer Of The Sight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang