21. No, I won't!

1.4K 311 13
                                    

VOTE -- FOLLOW -- COMMENT
.
VOTE -- FOLLOW -- COMMENT
.
VOTE -- FOLLOW -- COMMENT
.
.
.

🌕🌕🌕

Di sebuah kuil tua di bawah tebing curam, sinar mentari pagi tak menyapa wilayah kekuasaan Yoongi, seakan ia bersembunyi di balik awan tebal yang tak kunjung sirna. Begitupun dengan dinginnya kabut pagi tetap setia menyelubungi di seluruh wilayah tersebut.

Di dalam kuil tua, Yoongi terbaring tenang di lantai. Matanya mengatup rapat tanda ia masih tertidur pulas. Namun saat tangannya berpindah ke sisi nya, ia merasakan hampa tak ada seorang pun disana.

Yoongi pun membuka matanya dan menoleh ke sebelahnya. Matanya membelalak kaget saat tak menemukan seorang pun disampingnya. Yoongi langsung beranjak bangun dan berlari pergi ke pelataran kuil. Menolehkan kepalanya ke segala penjuru mencari seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya.

Hingga pada akhirnya, Yoongi menghembuskan nafas lega saat melihat wanita nya sedang berdiri di atas bebatuan menghadap air terjun yang cukup deras. Ia melihat Moora yang sedang meliriknya di samping Seungwan. Moora terlihat mebisikkan sesuatu untuk Seungwan sebelum akhirnya meninggalkan wanitanya sendirian. Moora menghampiri Yoongi dengan tatapan dinginnya.

"Kau sudah tahu?" tanya Yoongi memastikan.

"Apa yang tidak pernah aku ketahui?" Moora balik bertanya.

"Bagaimana menurut mu? Dia akan baik-baik saja kan?" khawatir Yoongi.

"Belum dipastikan," jawab Moora singkat. "Tapi kau harus berhati-hati dengannya!"

Entah mengapa peringatan Moora membuat hati Yoongi sakit. Ia tak suka akan pemikiran itu. "Seungwan bukan iblis!" tekan Yoongi.

"Aku tahu," balas Moora. "Hanya saja, berhati-hatilah!"

"Apa maksudmu?"

Moora tak menjawab. Ia melangkah pergi begitu saja tanpa mempedulikan kebingunan Yoongi, namun Yoongi tak mau berlarut-larut dengan hal yang tidak pasti.

Yoongi memandangi Seungwan yang masih berdiri di tempatnya. Senyum manis kembali tercetak di wajahnya. Memandang wanita pujaannya membuat hatinya kembali tenang. Yoongi pun memutuskan mendekati wanitanya yang sedang berdiri di atas batu besar menikmati air terjun.

"Pagi, mate," sapa Yoongi yang telah berdiri di belakang Seungwan.

Yoongi melingkarkan tangannya di perut Seungwan. Memeluk dari belakang seakan memberikan sandaran nyaman bagi wanitanya.

Seungwan pun tak menolak, malah ia membenamkan tubuhnya di pelukan Yoongi, mengelus tangan Yoongi seakan mencari kehangatan dari Yoongi. Ia pun menutup matanya dalam, menikmati rasa kenyaman yang berhasil membuat Seungwan melupakan beban pikirannya. Namun, setiap ia menutup mata bayangan mimpi buruknya kembali menghantui dirinya.

'Kau jahat! Kau pembunuh! Kau iblis!'

Seungwan langsung membuka matanya takut akan mimpinya. Gerak tubuhnya yang refleks membuat Yoongi merasakan adanya ketidak nyamanan pada diri mate nya.

"Ada apa, mate ?" tanya Yoongi khawatir.

Yoongi pun ingin membalikkan tubuh mate nya untuk menghadapnya, namun Seungwan menahannya dan menyuruh Yoongi tetap memeluknya dari belakang. Ia tidak ingin Yoongi melihat air mataya yang baru saja merembes di pipi nya.

"Mate?" Yoongi menanyakan keadaan Seungwan.

"Kau sudah tahu kan, ada tanda itu di tubuh ku," ucap Seungwan lirih.

[✔] MOONLIGHT || WENGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang