12. Hoseok True Side

2.9K 502 81
                                    

VOTE -- FOLLOW -- COMMENT
.
VOTE -- FOLLOW -- COMMENT
.
VOTE -- FOLLOW -- COMMENT
.
.
.

🌕🌕🌕

Seulgi menghela nafas panjang sambil menatap pintu coklat tua yang di dalamnya para alpha masih menggelar rapatnya. Ia terlihat lelah menunggu keputusan para alpha yang hampir menjelang sore. Selama itu juga ia duduk bersila di atas tanah termenung membayangkan harapan-harapannya segera terwujud.

Tidak hanya Seulgi, para beta, gamma beserta warrior juga terlihat lelah dan ikut berlesehan di sekitar bangunan tertutup itu. Ada yang sekedar melempar batu asal, ada yang mencoret tanah, bahkan senjata-senjata pun tergeletak begitu saja di tanah. Semua sudah jengah menunggu keputusan yang tak kunjung keluar.

Hanya orang gila kerja yang masih berdiri dan bersiap dengan senjatanya seperti beta Jimin. Jimin terlihat mondar-mandir di sekitar bangunan tertutup itu dan masih tetap siap siaga. Seulgi yang melihatnya, menggelengkan kepalanya kagum akan keteguhan semangatnya.

Seulgi memutuskan berdiri. Menepuk pantatnya yang kotor akibat bekas tanah yang didudukinya. Selanjutnya, ia menghentakkan kakinya mendekati Jimin yang menghadap pintu coklat tua itu. Satu pukulan keras ia jatuhkan di punggung Jimin, yang membuat Jimin mendelik kasar padanya.

"Sudahlah, santai saja. Ini masalah moonshine bukan perebutan kekuasaan," sindir Seulgi sambil menepuk pundak Jimin pelan.

Jimin membuang nafas kasar. Pandangannya tetap lurus kedepan seakan tak tahu ada wanita sedang berbicara dengannya.

"Ya! Kenapa kau terlihat tidak senang sih?" kesal Seulgi yang merasa dirinya seperti orang gila berbicara sendiri. "Inilah yang ditunggu-tunggu kaum werewolf!"

Jimin tetap tak menggubrisnya. Ia melangkahkan kakinya pergi menjauhi Seulgi. Raut wajahnya pun memperlihatkan kebosanan atas celotehan wanita di sampingnya itu.

"Jimin-si! Apa kau punya kelainan?" kesal Seulgi yang terus mengikuti langkah pria itu cepat. "Kau impoten?!" tanya Seulgi yang berteriak sehingga membuat orang-orang disekitarnya memandang Jimin dengan tatapan aneh.

Jimin sebagai objek celaan Seulgi langsung berhenti mendadak membuat Seulgi membentur punggungnya. Ia berbalik cepat dan menatap Seulgi tajam.

"Jaga mulut mu! Atau kau yang akan mendapatkan mate yang impoten!" seru Jimin sambil mendelik tajam pada wanita di hadapannya ini.

Brak!

Suara pintu terbuka paksa. Seluruh pasang mata pun memandang pintu coklat dengan tatapan penasaran, tak terkecuali Jimin dan Seulgi yang masih saling berhadapan.

Munculah sosok pria gemuk hingga terlihat lipatan perut di luar bajunya. Dari penampilannya yang membawa kapak dan topi besi, ia adalah alpha dari pack pegunungan. Kumis lebatnya yang di kepang membuat Seulgi bergidik jijik.

"Itu mate mu!" ucap Jimin membalas Seulgi.

"IYUH!" sahut Seulgi yang langsung memalingkan wajahnya menatap Jimin tajam, namun yang ia dapatkan hanya cengiran puas Jimin.

Setelah alpha berperut besar, dibelakangnya muncul alpha dengan banyak tindik dan tato alam di wajahnya. Ia terlihat seperti alpha dari pedalaman yang terlihat dari cara berpakaiannya seperti orang pedalaman tak memakai baju.

"Dia bukan mate ku!" seru Seulgi sebelum mendapatkan celaan dari Jimin.

Alpha-alpha yang lainnya juga ikut keluar bergantian. Mereka langsung menuju beta dan gamanya. Wajah mereka ada yang bersinar cerah, ada juga yang terlipat kusut. Seulgi dan Jimin yakin bahwa keputusan pasti telah di ambil, karena dari gerak-gerik para alpha langsung menginformasikan hal penting pada kawanannya.

[✔] MOONLIGHT || WENGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang