24. be Strong 1

1.4K 304 15
                                    

VOTE – FOLLOW – COMMENT
.
VOTE – FOLLOW – COMMENT
.
VOTE – FOLLOW – COMMENT
.
.
.

🌕🌕🌕

Seungwan pov.

Jam terus berjalan. Langit yang gelap perlahan mulai terang. Cahaya jingga dari ufuk timur membawa kehangatan dari sang mentari. Suara kicauan burung bersenandung ria yang bertengger di dahan pepohonan.
Aku melangkah perlahan menaiki anak tangga menuju pintu gerbang kuil tua yang berada di tengah hutan.

Para kawanan serigala yang sangat ku kenal berdiri di pelataran kuil. Senyuman yang tercetak di raut wajah mereka menyambut hangat kedatanganku. Mereka berkumpul disini seakan sudah di rencanakan sebelumnya. Aku menoleh ke arah Moora yang di sampingku, dan tentu saja hanya wajah dinginnya yang ku terima.

Seulgi berlari ke arah ku saat setelah pijakan pertamaku memasuki pelataran kuil. Ia berhambur memelukku erat meluapkan segala ke khawatirannya. Pundak ku terasa basah akibat Seulgi yang entah sejak kapan menangis. Dari gerak-geriknya, Seulgi seakan tahu apa yang telah terjadi padaku.

"Moora sudah memberitahu ku semuanya," ucap Seulgi di tengah isak tanginya. "Kau tidak perlu takut, semua itu bukan perbuatanmu. Kami akan selalu melindungi mu."

Aku mengelus punggung Seulgi dan melepaskan pelukannya agar dapat melihat wajahnya yang sudah kebas dengan air matanya. Aku mengusap pipinya yang basah akan air matanya. Walaupun seharusnya ia lebih tua dariku, tetap saja tingkahya masih seperti gadis seusiaku.

"Berhentilah menangi, aku sudah tak memikirkannya," ucapku menenangkannya.

"Tapi kenapa kau tidak mau kembali ke pack?"

"Aku harus menjadi kuat terlebih dahulu untuk bisa mengekang Nya," jawabku membayangkan wajah pucat penyihir yang ada di dalam diriku.

"Aku tahu itu, untuk itu kami semua disini akan membantumu."

Moora, Jimin, Taehyung, Hoseok, berdiri di depanku sambil melontarkan senyum setuju dengan pernyataan Seulgi yang mau mendukungku. Aku pun akhirnya menyadari bahwa tak perlu takut dengan takdirku, aku memiliki mereka semua di belakangku. Itulah yang membuatku tak ingin menyia-nyiakan kehidupanku di masa ini.

Aku memandang kesegala arah mencari satu-satu orang yang tidak ada di gerombolan ini. Jimin dan Taehyung seakan tahu siapa yang kucari. Mereka pun membalikkan badannya dan memperlihatkan pemandangan dibelakangnya.

Seorang pria mengenakan jas hitam sedang berdiri di atas batu besar, menghadapkan tubuhnya ke arah air terjun yang mengalir deras. Rambut hitam dengan kulit pucatnya menandakan ciri seseorang yang sedang ku cari. Ia terlihat tenang dengan memasukan kedua tangannya di saku celananya menandakan bahwa dia adalah sang alpha Yoongi.

Aku melangkah maju menghampirinya. Ia tetap tak membalikkan badannya walaupun tahu aku telah berada di belakangnya. Sepertinya, sikapku sebelumnya yang terus menghidar darinya membuatnya marah. Sikap dinginnya ini membuatku sedikit takut menghadapinya. Aku pun saling menautkan kedua tangan ku bersiap menerima segala amukannya.

Aku memutuskan berdiri di sampingnya, mensejajarkan pijakan ku dengan dirinya. Aku juga ikut menatap air terjun yang sama seperti dilakukan olehnya. Aku pun menarik nafas panjang dan memberanikan diri menyapanya.

"Bagaimana pagi mu?" tanya ku basa-basi.

Yoongi tak menjawabku. Raut wajahnya tetap datar tanpa ekspresi. Walaupun gelagatnya terkesan santai, namun sorot mata tajamnya menyimpan kekesalannya.

"Maafankan aku," ucapku lagi sambil melirik Yoongi.

Aku mendengar hembusan nafas kasar menunjukkan ketidak sukaannya. Ia pun menatap ku tajam seperti tak termaafkan. Aku hanya menundukkan kepalaku tak berani menatapnya. Namun siapa sangka, tiba-tiba Yoongi menarik tanganku dan membawaku ke dalam pelukannya. Tidak ada kata-kata marah yang terucap, melainkan ia mengecup puncak kepalaku lembut sambil mengelus rambut ku.

[✔] MOONLIGHT || WENGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang