8. [LAMARAN]

8.9K 444 3
                                    

"Ketika Allah mencintaimu, Dia akan menempatkan cintamu di hati seseorang yang cintanya memang layak untuk dimiliki."

°°°
|Kupinang Kau dengan Sholawat|

Hari Ahad tidak ada kata libur buat kelas 12 yang sedang dilanda tugas. Iski dan Salma sedang membuat baju untuk ujian kelulusan jurusan. Iski sibuk membuat pola yang sebelumnya sudah digambarnya dan Salma sibuk mengukur ukuran baju yang akan dibuat.

"Kik, ini lebar dadanya berapa?" tanya Salma menghapus gambar desain.

"Coba 35 atau 40," jawab Iski membenarkan kerudung.

"Buuuu." Teriak Iski memanggil Mila yang ada di ruang TV.

"Opo?(apa?)"

"Meteran dimana?"

"Di laci."

Iski mengambil meteran lalu menyerahkannya ke Salma. Saat dirinya akan duduk di karpet, tiba-tiba ada seorang bapak-bapak berdiri di ambang pintu sembari mengetuk pintu.

"Assalamu'alaikum." Salam bapak berpakaian supir membuka secarik kertas ditangannya.

"Wa'alaikumussalam?" balas Iski dan Salma serempak, Iski menemui bapak itu.

"Apakah betul ini rumahnya mbak Iski Aisyah?" tanya Parmin membaca surat kecil itu.

"Iya, saya sendiri. Ada apa ya, Pak?" tanya Iski bingung.

"Sebentar ya, saya panggilkan majikan saya dulu yang ingin menemui mbak Iski," ungkap Parmin.

"Iya." Iski mengangguk ragu, ia menghendikan bahu saat Salma bertanya padanya, ada apa?

Sembari menunggu, Iski melanjutkan tugasnya lagi. Ia tidak terlalu memperdulikan bapak-bapak itu, toh dia juga tidak kenal beliau, tidak jelas apa maksud kedatangannya.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh."

Spontan, Iski dan Salma menoleh setelah mendengar salam dari tiga orang di depan pintu. Mata mereka membulat tak percaya, "Wa'alaikumussalam warahtullahi wabarokatuh."

Iski dan Salma buru-buru membersihkan sampah yang berserakan di karpet. Memasukan sembarang kertas dan kain ke dalam plastik, semua bahan membuat baju disingkirkan dan dimasukan kedalam ruang TV yang dekat dengan ruang tamu.

Iski segera memanggil kedua orang tuanya dan kakaknya yang sedang asyik menonton TV. Setelah itu, ia pergi ke dapur membuatkan minum untuk ke-4 tamunya.

"Kik, ini kita nggak mimpikan?" Salma mengintip ke ruang tamu.

"Aku juga nggak tahu, itu beneran Fani Faisal?" Iski mengaduk teh sembari mencubit pipinya sendiri.

"Kok aku berasa nya mimpi ya?" timpal Salma membalikan badan.

Plak!
Satu tamparan mendarat mulus di pipinya.

"Aduhh?!" teriak Salma kesakitan, "Kenapa ditampar?" protesnya.

"Ya kan aku cuma mau ngecek, kalo sakit berarti bukan mimpi," jelas Iski polos.

"Sakit tau." Salma mengusap pipi kanannya bekas tamparan.

"Hehehe, pisssss ..." Iski mengangkat dua jarinya, pertanda perdamaian.

Salma memanyunkan bibirnya, "Udah, ayok, bawa ke depan."

"Iya-iya."

⏱⏱⏱

Malam harinya, kamar Iski menjadi base camp bagi keluarganya. Kamar berukuran 4×5 meter ini terasa sesak. Mila dan Iski sedang mengintrogasi Hafidz. Bukan yang dikhitbah yang disidang, tapi malah kakaknya yang diserbu oleh beribu pertanyaan.

Kupinang Kau Dengan Sholawat (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang