14. [MENGINAP]

9.6K 369 1
                                    

"Nikah itu nggak seindah apa yang kamu bayangkan, tapi nggak sesulit apa yang orang bilang."

°°°
|Kupinang Kau dengan Sholawat|

"Barang-barang adek sebagian udah abang angkut semua ke kontrakan." Faisal memasukan baju-bajunya ke dalam koper.

"Berarti nanti kita beres-beresnya habis dari sini?" tanya Iski merapikan tempat tidur.

"Iya, adek nggak papakan nginep di sini dulu dua hari?" Faisal berdiri, berjalan ke meja belajar.

"Ya, nggak papa lah. Emangnya kenapa?" Kening Iski berkerut.

"Nggak papa, takutnya adek nggak betah di sini."

"Betah lah, adek suka tinggal di sini, Bang. Rame, nggak kayak di kampung, sepi," tukas Iski.

Faisal duduk di kursi, ia mengambil buku kecil berwarna cokelat yang ada di dalam laci dan menunjukkannya ke istrinya.

"Itu apa?" tanya Iski selidik.

Faisal membukanya, "Hampir semua impian abang yang abang tulis di sini sudah tercapai, termasuk meminang adek."

Pipi Iski memerah semu, "Gombal," cibirnya.

"Lihat nih, tanggal 22 April 2018. Setahun yang lalukan? Sekarang impian itu sudah menjadi kenyataan." Jelas Faisal memperlihatkan isi bukunya.

"Iski Aisyah, Pekalongan?" ucap Iski. "In Syaa Allah, meminang tanggal 17 Maret 2019," lanjutnya lagi. Itu adalah tanggal Faisal mengkhitbah dirinya.

"Awalnya sih, abang ragu buat nglamar adek," jujur Faisal menyimpan buku itu.

Brak! Brak! Brak!

"Kak Afan, makan siang!" teriak Haikal menggedor-gedor pintu. "Kak Afannnn!" teriaknya terus menggedor pintu, karena tak ada sahutan dari dalam.

Iski tertawa melihat ekspresi Faisal yang kesal. Ia segera membukakan pintu, disusul Faisal di belakang.

"Kalo pintunya rusak, siapa yang benerin?" kata Faisal mendengus.

"Kak Afan lah, inikan kamarnya kak Afan, wlekkkkk," ledek Haikal berlari meninggalkan kamar Faisal.

"Udah." Iski mengusap bahu Faisal sambil tertawa kecil.

Di meja makan sudah ada Umar, Khadijah, Haikal, dan Nilna. Mereka berempat tersenyum menatap dua sejoli ini. Nilna turun dari kursi berhambur menarik tangan Iski.

"Ayo, Kakkkk. Kak Iski duduk di sebelah Nilna aja ya!" seru Nilna menuntun secara paksa.

"Nilna, kasihan dong kak Iski nya," tegur Faisal hendak menahan, tapi gagal karena Nilna menarik tangan istrinya dengan cepat.

"Ayo, Kak! Sini." Nilna menepuk kursi.

Iski hanya menganut dan duduk di samping kiri Nilna, ia tersenyum sopan pada kedua mertuanya.

"Haikal pindah sana, biar sini kak Iski aja." Suruh Faisal mendorong bahu Haikal.

"Jangannn!!! kak Haikal situ aja. Nilna mau sama kak Iski," damprat Nilna memegang tangan Iski erat, takut Faisal mengambilnya.

Kupinang Kau Dengan Sholawat (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang