"Gitulah perempuan, sukanya ingin dimengerti tanpa ingin mengerti."
°°°
|Kupinang Kau dengan Sholawat|Layaknya ibu hamil lainnya, Iski pun merasakan yang namanya ngidam. Sebisa mungkin Faisal akan menuruti permintaan istrinya. Tapi kalau sudah diluar nalar, dengan tegas Faisal menolaknya. Seperti beberapa waktu lalu, saat dirinya jalan-jalan di pantai bersama Iski.
"Abang, adek pengen mandi di kali," ucap Iski setelah tadi melihat orang-orang mandi di pantai. Dan juga rasa rindunya mandi di sungai belakang rumahnya, waktu kecil Iski senang sekali jika diajak Hafidz mandi di situ bersama teman-temannya di kampung.
Faisal memberhentikan motornya. "Serius?"
Iski mengangguk. "Iya. Adek pengen mandi di kali."
"Di rumah aja, ya?"
"Nggak mau! Adek pengen di kali." Iski menggeleng cepat.
"Adek, bahaya."
"Tapi adek pengen di kali." Iski tetap pada pendiriannya.
Faisal menghela napas. "Di sini sungainya jauh. Adek nggak malu kalo nanti dilihatin?"
"Adek cuma pengen mainan air."
Faisal membayangkan jika Iski mainan air di sungai, tiba-tiba bayinya keluar di situ dan secara bersamaan arus sungainya deras, bayinya hanyut. Wahhh, jangan!
"Nggak! Abang nggak ngizinin."
"Ihhh, abang kok gitu."
"Nanti kalo ada apa-apa gimana?"
Melihat Faisal yang sepertinya sangat khawatir padanya, Iski mengalah. Tapi memang benar, kenapa iya ngidamnya seperti itu? Hmm, rasa kampungnya masih melekat dirinya.
Kini, Iski sedang ngidam ingin makan rujak. Tentu saja Faisal langsung melesat membelikannya. Sembari menunggu pesanan rujaknya, Faisal berkirim pesan dengan Iski.
Iski : "Masih lama, nggak?"
Anda : "Lama banget."
Iski : "Hmmm😥😓."
Iski : "Adek pengen cepet-cepet makan rujaknya."Anda : "Sabar😂, harus ngantri ini."
Iski : "Jangan lama-lama, ya?"
"Nanti langsung balik ke rumah."Anda : "Iyaa."
Iski : "Bang."
Iski : "Adek pengen makan mie ayam😋."
Iski : "Sama ketoprak yang pedes."Saat Faisal akan membalas pesan istrinya. Dari arah barat ada motor yang menabrak gerobak penjual rujak. Motor yang dikendarai 2 wanita.
Gubrak!
Faisal dan penjual rujak melompat, takut ditabrak juga."Ya Allah, Neng. Kalo bawa motor jangan ngebut!" ucap penjual rujak.
"Maaf-maaf, Bang. Tadi kita buru-buru, nggak ada yang lecetkan?" tanya salah satu wanita itu.
"Hati saya dikit lagi lecet ini."
Faisal menatap penjual rujak itu geli, bukannya marah malah ngegombal.
"Akh, bisa aja abang ini. Kita mau pesen rujak, Bang."
"Berapa, Neng? Abang siap layanin," ujar penjual rujak yang umurnya kisaran 27 tahunan.
Kedua wanita itu melirik-lirik Faisal yang tengah sibuk dengan layar ponselnya. Faisal tahu jika 2 wanita itu sedang mencuri-curi pandangan, tapi dirinya tidak memperdulikannya. Ia asyik membalas pesan istrinya.
Iski mengirimkan foto brownis ke Faisal.
Iski : "Adek pengen itu jugaaa😍😍."
Anda : "Adek pengen itu semua?"
Iski : "Iyaaaaaa."
Iski : "Beliin ya....""Neng, jadi nggak?" tanya penjual rujak.
"Jadi, Bang. 7 bungkus."
"Pedes semua nggak?"
"Yang 2 nggak, Bang."
"Oh, siap. Tapi entar Habi abang itu dulu, ya?"
"Oke. Hm, Bang. Kita tinggal dulu ke sana, ya?"
"Iya, berarti yang 5 pedes, ya?" tanya penjual rujak mengulek sambal.
"Ya, Bang. Gini aja deh, catet baik-baik ya, Bang. Daripada nanti abangnya bingung. Yang 2 tadi cabenya 3 aja, terus yang 2 cabenya 10, yang 1 cabenya 8, lah yang 1 nya lagi 12. Yang nggak pedes 1 bungkus nggak pake nanas, yang itu garemnya dikit aja ya, Bang." Wanita berkaos biru itu berhenti sejenak dan bertanya pada temanya yang ada di atas motor. "Eh, Li, yang punya Atun ngga pake jambu kan?"
Temannya mengepalkan jempol.
"Yang pedes semua pake nanas ya, Bang. Cuma yang satu nggak pake jambu, yang 3 pake. Yang satunya nggak pake pepaya, yang laennya pake. Yang satunya nggak pake bengkoang. Yang nggak pake jambu garemnya boleh dilebihin tapi terasinya dikit aja. Yang 3 nya boleh banyak. Yang nggak pake jambu jangan asin-asin juga."
Faisal diam-diam nguping, ia jadi tidak fokus pada chatannya.
Anda : "Tenggorokan adek ada berapa, sih?"
Faisal jadi salah fokus, ia segera menghapus pesan itu.
Iski : "Hihhhhhhhhhhh...."
Iski : "Kok abang nanyanya gitu?😒.""Yang nggak pake pepaya tambahin bengkoang aja, deh. Yang cabenya 3 tadi juga boleh ditambahin bengkoang tapi jangan pake kedondong juga ya, Bang. Yang 2 pedes tadi, yang nggak pake pepaya pakein kedondongnya agak banyakan."
Faisal mendengar runtutan ucapan wanita itu, pusing. Tapi dirinya takjub melihat si penjual rujaknya ngangguk-ngangguk aja mendengarkan celotehan pembelinya tadi.
"Kita tinggal dulu, ya, Bang." 2 wanita itu berpamitan dan pergi.
"Abangnya paham?" tanya Faisal takjub.
Penjual rujak itu mengusap peluh di kening. "Gitulah perempuan, sukanya ingin dimengerti tanpa ingin mengerti," ujarnya. Dirinya skakmat mendengarkan itu tadi. Jika ditanya paham atau tidak, jawaban di otaknya adalah "#..#@&#-#=¢^"
***
Pekalongan, 16 Agustus 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Kupinang Kau Dengan Sholawat (END)
EspiritualLENGKAP [ BLURB ] Memang ya ... jodoh itu misterius. Terkadang .... Yang dicintai malah melukai. Yang diharapkan malah meninggalkan. Dan yang ditunggu-tunggu, justru tidak ditakdirkan 'tuk bersatu. "Keputusannya meninggalkanku mungkin juga karena i...