menjemput takdir(part2)

2.4K 136 3
                                    

Lelaki yang akan menjadi imamku kelak sudah didepan rumah? Demi Apa aku rasanya ingin menghilang! Aku takut apa yang dilihat ini tidak sesuai dengan aslinya

"Asslamualaikum" sahut seorang ibu yang tidak terlalu tua dan dia sangat cantik

"Waalaikissalam, apa kabar ayo masuk masuk "

Aku mendengar umi mengajak mereka masuk, lantas mbak oki mengajakku untuk berdiri menyambut keluarga dari calon suamiku

"Hallo cantik.." sapa ibu tersebut

"Hallo tante" balasku canggung

Semua sudah ada berkumpul didalam tapi aku tak melihat kriteria lelaki yang disebut umi? Lalu kemana dia?

"Permisi maaf tadi habis ngangkat telponan sebentar"

Aku menengok keaarah suara dan alanglah terkejutnya aku begitupun dia, untuk apa peria gila yang sok tampan ini kerumah? Aku ingin mengusirnya tapi tidak enak mungkin dia adalah salah satu anggota keluarga calon suamiku

"Enggak apa apa nak" balas Ibu padanya

"Ria ini calon suami kamu nak"

Ibu memegang pundak lelaki yang dimaksut, aku rasanya ingin teriak tapi aku berusaha menahannya aku meneguk ludahku tak percaya, jadi lelaki gila ini adalah orang yang akan menikahiku?

"Ibu in... Ini gak salah kan Ibu? Aku akan menikah dengan Atta" tanyaku pada Ibu

"Kalian sudah saling kenal ternyata" sambut ibunya Atta

Aku hanya diam belum berani bersuara
Sementara lelaki itu menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan

"Dia teman sekampus sekaligus teman kelas Aku umi" ungkapnya pada perempuan yang dipanggi umi oleh atta tesebut

"Wah bagus dong, kan makin mudah saling mengenal" jawab ibu Atta lagi

Kami berdua tak menjawab aku menatapnya begitupun dia, hah.. Disaat seerti ini dia tetap saja belaga seperti orang yang sok ganteng

"Nak kamu ajak dulu Atta ke taman sana biar kalian berdua bisa ngobrol berdua" titah Ibu padaku

Huh rasanya malas sekali harus berduaan dengan lelaki gila ini

"Baik Ibu, Atta mari"

Aku melangkahkan kaki kearah taman rumah Atta mengikutiku dan celingukan memperhatikan setiap lekuk dekorasi rumahku, aku duduk di bangku putih panjang diapun ikut duduk.
Tak ada pembicaraan yang ada hanya keheningan dan ketika aku ingin berbicara untuk memecah keheningan dia lebih dulu mengeluarkan suara dan memecah keheningan di antara kami berdua

"Mengapa kau mau dinikahkan denganku? Secara kau sbelummnya tidak mengetahui calonmu? " tanya Atta

"Ibu yang memintaku"

"Lantas kenapa kau tidak menolak? "

Aku menarik nafas panjang dan menengok kearahnya sebentar kemudian aku palingkan wajahku ke arah bunga bunga kecil

"Kebahagiaan orangku nomor satu, dan aku tidak ingin membantah nya" jawabku

"Lalu kau? " aku beralih bertanya

"Aku?... " dia bertanya lagi

"Iya mengapa kau tidak menolak Atta? "

"Seperti yang kau katakan tadi, dan aku meyakini semua pilihan orang tuaku adalah yang terbaik untukku, sekalipun aku tidak mencinta kamu aku akan tetap melakukannya"

Aku termenung mendengar jawaban Atta, aku sudah salah menilainya ternyata dia memiliki hati yang baik dan dia sqngat menyayangi orang tuanya

"Apa kau tidak keberatan hidup bersama orang yang tidak kau cintai atta? "

DestiniyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang