janji suci (part 4)

2.2K 157 11
                                    

Ketika dua hati yang tidak saling menginginkan terigkat dalam sebuah janji suci

Tepat hari ini adalah hari yang sangat berharga dan akan menjadi hari dimana kami saling mengikat dalam janji suci, aku akan menjadi miliknya, milik Atta halilintar lelaki yang sampai detik ini tak ku temui nanya didalam lubuk hatiku, dan apa yang aku rasakan saat ini pasti juga dirasakan olehnya, aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada keluarga yang kami bentuk nanti, pasti akan penuh kehambaran, tapi yasudahlah aku harus jalani ini semua.

Acara pernikahan kami tidak terlalu megah dan hanya mengundang keluarga terdekat dan teman dekat saja. Diacara pernikahanku aku menggunakan gaun berwarna putih dengan kerudung putih yang di bentuk secantik mungkin, aku menatap diriku didepan cermin aku terlihat berbeda tidak seperti aku yang biasanyanya, sedangkan Atta menggunakan jas berwarna silfer dia terlihat tampan sekali ketika kami bertemu diruang make up dia menatapku aku tidak tau apa yang dipikirkan

Setelah semua tamu berkumpul acara akad nikahpun disegerakan semua hadirin duduk dan menyaksikan proses akad nikah, Atta terlihat grogi sampai sampai saat ijab kobul dia beberapa kali salah namun Alhamdulillah semua berjalan lancar

Aku dan atta berdiri diatas panggung dan melayani setiap orang yang datang menyalami kami hanya untuk sekadar mengucap selamat

"Atta masih lama kah? Kakiku pegal" keluhku

"Aku juga lah, kamu pikir aku dari tadi tidak capek?" jawabnya ketus

"Yasudah! Aku hanya bertanya tidak usah ketus seperti itu"

Dia tak menjawab namun dia segera mendaratkan pantatnya di kursi pelaminan, melihat hal itu aku mengikutinya

Setelah beberapa jam ahirnya acara selesai semua tamu sudah sepi dan hanya krluargaku dan keluarga atta yang ada ditempat acara

"Kalian sekarang pulang saja biar ini kami yang urus, kalian pasti lelah" saran umi gen

Ahirnya Aku dan Atta pulang kediaman atta,aku yang masih menggunakan gaun begitupun Atta yang masih menggunakan jas rapi

Sampai dirumah yang dimaksutkan atta aku kagum juga rumah yang dimiliknya besar sekali rasanya jika hanya kami yang menempatinya pasti rumah tersebut akan terasa kosong
Atta melangkahkan kakinya cepat sementara aku masih keliru berjalan dengan sepatu hak tinggi dan gaun yang panjang dan berat

"Atta" panggilku

Dia menoleh dan memasang muka tak mengerti akan penderitaan yang rasakan istrinya saat ini

"Bantuin... Aku tidak bisa berjalan dengam sepatu tinggi dan gaun ini"

Atta memutar bola matanya dan melangkah kearahku

"menyusahkanku saja"

Atta menghampiriku dan sudah berada disampingku

"Ya sudah kalau kamu tidak mau! Aku bisa masuk sendiri"

Aku berniat melewatinya namun lagi lagi karna sepatu hak tinggi yang ku kenakan membuat kakiku salah berpijak dan hampir terjatuh beruntung atta dengan sigap langsung menarik tanganku

"Sudah ku bilang tidak usah ngeyel, nanti kalau kamu keseleo yang repot juga aku" katanya panjang lebar

"Sini" pintanya

Yap! Atta menggendongku kedalam rumah, aku mengalungkan tangan ku dilehetnya, hingga kamk sampai dikamar

"Kamu berat sekali, rasanya pinggangku encok" katanya sambil duduk dikasur

Aku tak membalas aku masih mengingat kejadian ketika atta menggendongku rasanya aku tidak ingin dulu berdebat karna dia baik padaku hari ini.

Atta melangkahkan kakinya kekamar mandi dan aku dibuk dwngan gaun yang aku kenakan, duduk didepan meja rias dan menyingkirkan semua benda benda seperti lensa, jarum pentul dan bulu mata palsu yang aju kenakan, aku kesusahan mencabut jarum jarum yang dipasangkan pada jilbab yang aku kenakan

"Perlu aku bantu? " tanya atta yanh sejak tadi sudah selesai dan melihatku yang kesusahan menyingkirkan ouluhan pentul di hijab yang aku kenakan

"Iya, tolong cabut jarum pentulnya"

Atta langdung berjalan kearahku dan membantuku setlah itu dia kembali duduk dan memainkan telepon miliknya.

Aku masuk kekamar mandi berniat mengganti gaun yang aku kenakan namun lagi lagi resleting gaun tersebut tidak bisa aku jangakau, aku bingung harus apa cara terahir adalah meminta bantuan pada atta

"Atta.... " panggilku dari dalam kamqr mandi

"Oh tuhan! Apa lagi ini"

"Kau dimana?" tanya Atta yang tidak melihatku disekelilin kamar

"Aku dikamar madi, bantu aku! Gaunki todak bisa terbuka! " jawabku setengah berteriak

Atta membulatkan matanya, mungkin ini adalah semacam ujian iman untuknya

"Apa kau bilang? Mana mungkin aku membantumu! " katamya lagi

"Bisa bisa aku kebablasan nanti" kantanha lagi

"Terserah! Cepat bantu aku!"

Dengan malas atta menghampiriku di kamar andi

"Tolong resleting ganun ini tidak bisa aku jangkau" keluhku pada Atta

"Kau memintaku untuk membantumu membuka resleting ini? Oh tuhan"

Atta menggelengkan kepalanya, dan menutup matanya tapi aku bersikeras menyuruhnya karna posisinya saat itu aku sudah tidak nyaman menggunakan gaun tersebut ahirnya atta membantuku

"Ya tuhan, penglihatanku tidak akan perawan setelah ini" katanya

"Hey! Apa yang kau katakan cepat bukain"

Dengan perlahan tapi pasti ahirnya resleting tersebut terbuka, dan tidak bisa dielakkan lagi atta pasti melihat punggungku hoh tidak! Tapi bagai mana lagi tidak ada orang lain disini hanya kami berdua, sementara atta langsung kabur meninggalkanku keluar dari kamar mandi.

Aku keluar dengan mengenakan baju putih lengan panjang dan celana panjang berbahan kain bukan jeans
Aku memperhatikan atta siatas temapat tidur dia sibuk sekali dengan telepon miliknya, aku tak mau mengganggunya aku memilih tudur memunggunginya

"Ria Kamu sudah tidur? Aku ingin bicara"

Aku bagun dan duduk disampingnya

"Mau bicara apa? "

"Besok aku akan pergi kebogor"

"Mau apa? Dan berapa lama disana?

"Ada kerjaan, dan aku bakalan bolos kuliah dulu, aku disana hanya satu hari"

"baiklah, tidurlah agar besok kau tidak terlambat"

"Hm.. "

Aku kembali berbaring dan tanpa sadar aku terlelap.

Kumandang adzan subuh membangunkanku dari tidur pulasku saat aku membuka mata Atta sudah tidak ada disampingku aku bangun dan mengerjapkan mataku, aku melihat dia sudah rapi dengan baju koko berwarna putih

"Aku mau ke mesjid kamu ikut? " tanya atta padaku

"Iya tungguin bang"

Hah? Aku tidak salah tadi berkata seperti itu? Atta ternyata diam diam tersenyum mendengar panggilanku tadi, tapi aku tak perduli aku langsung mengambil air whudu dan bersiap

"Naik motor ya nanti gak keburu"

"Iya, gimana baiknya aja"

Setelah kembali dari masjid Atta langsung bersiap siap untuk berangkat kebogor, aku membantunya mempersiapkan kebutuhannya, setelah semua siap atta mengambil jaket dan membawa keperluannya

"Aku berangkat ya, kamu baik baik dirumah"

"Iya, kamu juga ya hati hati"

Aku menyalami Atta dan kemudian dia berlalu

Oke para pecinta dan para pendukung Atta dan ricis ramein ya vote terus dan kirimkan kritik dan saran kalian, kalau kalian suka Cerbung yang gaje ini berikan alasannya kalaok enggak suka juga berikan alasan kalian biar aku bisa memperbaiki... See you next timeeeeee selamat membaca werrr enjoyyyyyyy






DestiniyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang