sepucuk surat (part5)

2.2K 143 15
                                    

07:30
Aku sudah bersiap berangkat kekampus, aku duduk dimeja rias hanya untuk memperbaiki make up tapi mataku tertuju pada sebuah amplop yang berada diatas meja rias yang bertuliskan to Ria yunita dari siapa siapa surat ini? Aku penasaran dan langsung membukanya

"Good morning 😄 have a nive day my wife! Wait for me come home"
_Bang Atta halilintar_

Aku tidak tau mengapa aku tersenyum membaca surat dari atta, maksutnya apa? Aku memasukan lagi surat tersebut kedalam amplop dan ku bawa kekampus, diperjalanan kata kata dari surat tersebut memenuhi otakku dan setiap kali aku mengingatnya selalu berhasil membingkai seutas senyum di wajahku, aku tidak tau kenapa aku rasanya ingin Atta cepat pulang! Ya tapi ini belum beberala jam dia dibogor, ah tidak tidak ada apa denganku? Aku rasanya seperti orang gila yang terus tersenyum tanpa hal yang jelas.

Aku sampai di kampus dan memasuki ruang dan mengikuti mata kuliah, aku rasanya sangat bersemangat hari ini aku tidak mengeluh mengikuti mata pelajaran hari ini aku sangat bahagia sampai aku tak sadar jam mata kuliah hari ini. Aku meninggalkan ruangan kelas dan berjalan akan meninggalkan kampus tapi bunyi telepon milikku menghentikan langkahku

Drttt... Drttt...

Atta? Atta menelponku?

"Hallo Assalamualaikum ria"

"Waalaikumussalam bang,tumben nelpon" kataku sedikit canggung memanggilnya dengan sebutan "bang"

"Sudah pulang ngampus?" tanya Atta

"Iya! Abang besok pulang jam berapa? "

"Abang tidak jadi pulang! "

Seketiaka mood ku tidak beraturan dan aku langsung mematikan telepon
Hello? What happen with me? Are you oke ricis? Mengapa rasanya kesal sekali mendengarnya berkata tidak pulang? Itu urusannya lagi pula aku tidak mencintainya bukan! Tapi mengapa rasanya tidak enak sekali mendengar dia tidak akan pulang besok? Ahhh sudahlah terserah dia saja.

Aku sudah sampai di rumah aku masuk rumah dengan malas rasanya semangatku sudah pupus sejak menerima telepon darinya! Aku kedapur dan memasak makanan untukku sendiri stelah selesai aku langsung kekamar beristirahat lagi lagi telepon ku berbunyi

"Asslamualaikum" sapa atta

"Waalaikumissalam" balasku ketus

"Are you oke? Kamu marah sama aku?"

"Marah untuk apa? Kau juga tidak punya salah padaku"

"Oo.. Tapi kenapa tadi telepon kau matikan begitu saja? Dan sekarang kau sangat dingin padaku?"

"Tidak.. Tidak Atta aku baik baik saja, aku ingin istirahat sudah ya aku ingin beristirahat"

"Iya dek! Assalamualaikum, Nice dream wife"

Bughtt!! Rasanya pipiku pengal menahan tawa mendengar panggilan atta untukku

"Waalaikumissalam"

Ada apa dengan atta? Ahir ahir ini dia sering membuatku senyum senyum sendiri, aku semakin bingung apa iya aku mulai menyukainya? Huh sudahlah aku tidak perduli, aku tidak mau terlalu cepat yakin dia menyukaiku.

Aku membaringkan tubuhku diatas tempat tidur, namun sama sekali mataku tak mau terkatub, mataku mengarah ketas yang tadi aku bawa kekampus didalamnya ada surat dari atta aku bangun dan meraih tas tersebut mencari cari amplob berisi surat singkat tersebut, aku baca berulang ulang hingga aku tertidur pulas dengan posisi memeluk surat tersebut.

Mungkin karna terbiasa suara adzan subuh selalu membangunkan aku dari mimpi mimpi indah disetiap tidurku dimalam hari, aku bangkit mengumpulkan nyawa mengerjapkan mata tapi aku tidak melihat pemandangan yang sama seperti hari sebelumnya dimana atta ada didepanku dengan menggunakan pakaian koko yang rapi dan bersiap ke masjid

"Atta sedang apa ya? Dia sudah bangun atau bagai mana? Kalau aku telpon diangkat tidak ya?"

"Ah tidak nanti aku gangguin dia lagi"

Aku mengambil air wudu dan solat aku tidak melanjurkan dengan tidur tapi dengan kegiatan lain sepeti mencuci piring dan menyapu di dalam rumah. Aku bersih bersih sampai tidak sadar hari sudah pagi dan mentari menampakkan diri, disini lagi lagi aku dibuat heran mengapa Atta tidak mengabariku? Hey ria ricis sadarlah memangnya anda ini siapa? Instri yang dinikahi bukan karna perasaan cinta kalimat pertanyaan yang tidak terlontar dari mulutku dan hanya tersimpan dibenak terjawab sendiri.

Ting tong... Ting tong

Suara bel rumah memudarkan pikiranku yang beradu saat itu aku heran siapa yang pagi pagi sudah bertamu? Au keluar membawa kemoceng yang aku kenakan bersih bersih rumah

"Assalamualaikum.. " teriak orang tersebut

"Iya sebentar" jawabku tak kalah berteriak

Saat aku membuka pintu ternyata yang datang adalah Atta! Tapi tunggu kemarin dia berkata pulang lusa? Mengapa dia sekarang ada disini? Pasti dia mengerjaiku

"Loh bang kok udah pulang sih? "

"Suami pulang bukannya senang malah diintrogasi! Oh iya lupa kamu mana mungkin nungguin aku pulang akukan cuma statusnya aja suami kamu heheh... "

Setelah berkata seperti itu atta langdung masuk rumah dan meninggalkan aku, kenapa dia berkata seperti itu? Apa dia tidak tau aku nungguin banget dia pulang.

Atta duduk disofa dan menaruh barang yang terbungkus plastik putih, aku mengikutinya dan duduk dusampingnya, dia memasang muka datar ekpresinya dingin aku takut menengurnya tapi jika tidak nanti dia semakin mengira aku tidak perduli

"Abang kok tadi ngomongnya gitu" tanyaku

"Memang benarkan? Sudahlah jangan difikirkan kita makan saja tadi aku beliin kamu makanan pasti kamu belum makan? "

"Iya bang, aku ambil piring dulu"

Saat hendak berlalu atta memanggilku dan meraih tanganku

"Dek"

Aku berbalik dan aku bingung mengapa dia memanggilku

"Yang tadi jangan difikrkan abang hanya bercanda"

Aku tersenyum dan menganggukkan kepala kemudian berlalu kearah dapur, demi apa? Saat itu jantungku berdebar aku selalu ingin tersenyum tapi aku tahan agar tak terlihat seperti orang yang baper

Aku jeluar membawa air dan piring aku menyiapkan makanan yang dibeli atta dan iya mulai melahap akupun tak kalah lahap emakan makanan tersebut

"Kamu makannya lahap banget? Semalem kamu gak makan ya? "

Aku menghentikan acara makanku dan menjawab pertanyaannya

"Makan ko, sebelum kamu telpon aku udah makan bang"

"Oo" atta hanya ber o ria

"Bang surat yang kemaren udah aku baca"

"O surat yang itu baguslah" jawabnya singkat

Ini orang ada apa? Jawabnya gitu doang! Bikin kesal saja aku memasukkan makannan kemulutku dan sendok yang ku gunakan ku aku tahan di mulut karna kesal atta yang melihatku hanya mengerjit heran

"Dek kamu kenapa kok segitunya"

"Nggk! "

"Loh? Kamu marah? Abang buat kamu kesel? "

"Nggk ih" jawabku lagi

"Tuh kan marah, abang ada salah ngomong? "

"Nggk ko bang aku anggak marah"

"Oo kirain kamu marah"

Atta menyentuh pipiku dan mengulusnya, rasanya jantungku ingin copot

"Kamu jangan suka marah marah nanti cantiknya hilang" ungkapnya kemudian naik ke atas kamar

"Oh tuhan jangan dulu buat aku terlena aku tau dia tidak cinta"

Gumam ku dalam hati

Jangan lupa vote ya guys





DestiniyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang