verrel

1.5K 134 44
                                    

Secangkir coklat panas menjadi teman melamun Ricis kali ini, tidak ada lain yang dipikirkan terkecuali masalah rumah tangganya yang ditinggalkan bukan diselesaikan.
Jujur dia sangat merindukan suaminya yg sudah satu bulan diginggalkan tetapi jika mengingat kejadian dihotel tersebut hatinya sangat sakit.
Ricis menyeruput coklat panas yang dari tadi diabaikan karna lamunanya,  ternyata setelah menyeruput coklat panas tersebut dia diberikan sedikit pencerahan dia mengingat tentang lelaki yang beberapa hari lalu ia temui, lelaki berdarah indonesia yang datang jauh jauh keLondon untuk menuntut ilmu sebagai langkah awal untuk menggapai mimpinya, mengingat lelaki tersebut Ricis tersenyum tipi dia memikirkan lelaki yang bisa langsung sangat akrab padanya, lelaki yg membuatnya kaget karna berbahasa indonesia pada seseorang dikota London karna taktau lelaki itu berasal dari indonesia.
Ricis mengambil ponselnya dan mengetik nama seseorang tersebut kemudian menelponnya, tak sampai lima menit dari seberang telpon sudah terdengar suara seorang lelaki.

"Hallo Assalamualaikum rel" sapa Ricis ramah.

"Waalaikumussalam Icis? Apa kabar? Lagi dimana? Mau jalan jalan? Mau gue temenim?" pertanyaan bertubi tubi dilontarkan oleh verrel pada Ricis yang membuat senyum Ricis mengembang

"Yaampun rel, udah kayak emak gue aja lu, nanya enggak santai amat" balasnya seraya tertawa.

"Yaa..  Maklumlah gue kang... Ehh salah...salah" balas Verrel gelagapan.

"Ha? Ngomong apa sih Rel? Kang? Kang apa? Kang batagor? Hahaha...."Ricis terbahak bahak.

"Dih ketawa.. Yaudh to the point ada nelponin gue?  Kangen ya sama gue? Yaa gue maklum sih gue kan ganteng orangnya" seru Verrel dengan pedenya.

"Ampun dah, sombong orang seindonesia lu yang bawa ternyata hahahh" ucap ricis.

"Temenin gue jalan yuk Rel, bosen gue" sambung Ricis.

"Wokee gue tunggu ditempat pertama kita ngobrol! Jangan ngaret kalok telat gue tabok lu" titahnya pada Ricis

"Dih emang tega?" tanya Ricis seraya menaikan sebelah Alisnya.

"Gak lah masa iya gue kasar ama cewe! Tapi kalok sama lu mah gue ga peduli kalok telat auto tabok" jawab verrel dikuti dengan tawanya.

"Yaudah gue otw, assalamulaikum"

"Waalaikumussalam "

Ricis segera menghabiskan coklat panas tersebut kemudian menyambar tas kecil miliknya dan melangkah keluar meninggalkan tempat tinggalnya, dia melangkahkan kakinyanya menuju tempat yang sudah disepakati,lima belas menit berjalan ahirnya dia sampai ditempat tujuan, Tapi dia tidak melihat Verrel disana, seraya menunggu Ricis memainkan ponselnya dan membuka galerinya melihat saru persatu foto pernikahannya dan tentunya foto suaminya yang sangat dia cintai.
Kelopak matanya memanas menahan air matanya agar tak jatuh, dia menatap foto Atta suaminya yg sampai saat ini belum bisa dilupakan walaupun kejadia malam itu dia saksikan secara nyata,Ricis berbicara kearah foto tersebut.

"Hai sayang? Kamu apa kabar? Kamu pasti sudah bahagia tanpa aku, aku kangen sama kamu! Tapi sepertinya kamu enggak! Aku enggak tau sampai kapan aku akan menghilang dari kehidupan kamu! Aku berharap kamu mencari aku! Tapi itu tidak mungkin karna aku tau kamu tidak pernah benar benar menerima aku! Aku akan belajar melupakan kamu!" gumamnya seraya menghapus air matanya yg mengalir deras.
Terdengar suara yang memanggil nanya lantar Ricis menengok, ternyata itu adalah Verrel yang melambaikan tangannya seraya tersenyum lebar, cepat cepat menghapus air matanya dan bangkit dari tempat duduknya.

"Haduh...  Sorry banget gue telat hehe tadi kucing gue lahiran jadi gue bantu deh makanya telat" ucap verrel seraya merapikan rambutnya yang tidak berantaka.

DestiniyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang