Suara sendok yang beradu dengan piring memecahkan keheningan di acara makan malam kali ini, tapi kali ini aku yang tidak sabar ingin berbicara tapi aku putuskan untuk membicarakan hal ini dengan atta setelah selesai makan, setelah atta selesai dia lebih dulu menanyaiku
"Kamu kenapa?"
Sudah aku duga dia bisa membaca pikiranku, selalu saja begini dia terlalu peka!
"Hah? Aku kenapa?"
"Hm.. Iya kamu menyembunyikan sesuatu? "
"Tidak bang! Aku.. Aku hanya.. " aku menggantungkan pembicaraanku
"Hey.. Katakan saja tudak usah gagu seperti itu! "
"aku ingin mengajakmu berlibur"
Huh! Aku seperti orang bodoh saja, hanya mengajak suami berlibur takutnya minta ampun!
Bukannya menjawab atta malah beranjak dari kursi, aku pikir dia pergi dan menolak keinginanku ternyata dia sudah duduk disampingku
"Mau liburan kemana?"
Atta menopang kepalanya dan menatapku, aku semakin salah tingkah melihat tatapannya
"Bagaimana kalau kebali saja" jawabku santai
"Boleh! Besok kita berangkat" tegasnya
"Are you serious bang"
"Right beby!"
"Yeee makasi bang"
"Sama sama sayang!"
Balasan yang terahir membuat aku merasa panas dingin! Atta bilang "sayang" aku tidak salah dengar? Bisa ku tebak pipiku pasti seperti kepiting rebus, merah!
Aku tidak langsung kekamar menemui atta melainkan membersihkan sisa makanan dan mencuci piring, aku kepikiran tentang ponselku yang ahir ahir ini jarang sekali kusentuh, aku segera naik kekamar berniat mengambil ponselku, tapi saat aku masuk ponselku sudah ada ditangan atta!
Entah kenapa pirasatku tidak baik ketika ponselku berada ditangan atta! Bagai mana tidak, disana masih ada nomor fandy dan fotonya juga! Fandy adalah orang yang sempat dekat denganku dan kamu hampir menikah namun ya.. Karna Tuhan berkata lain kami tidak lagi bersama sama
"Bang....Ponselku? mengapa ada ditanganmu?"
"Fandy siapa?" tanya atta dingin
"Fandy? Hanya teman bang!"
Aku melihat raut wajah atta yang terlihat menahan emosi, aku gemetar aku tidak tau apa yang telah terjadi! Dan mengapa tiba-tiba dia bertanya tentang fandy!
Atta menghela nafas panjang dan kembali bertanya
"Sekali lagi abang tanya! Fandi siapa?"
"Fandy adalah temanku bang" jawabku ragu
"Hah.. Teman? Terimakasih atas ketidak jujuranmu!
Atta menyambar jaket dan berlalu meninggalkanku, aku tidak tau harus berbuat apa bahkan ketika dia lergi aku tidak berusaha menahannya.
Aku mengmbil ponselku dan mengeceknya dan benar saja fandy menelponku! Dan aku yakin atta yang menjawab telpon dari fandy, aku juga mengecek pesan nama fandy terpampang paling atas dalam deretan pesanku! Dia mengirimkan pesan bertuliskan "sayang apa kabar"
"Astagfirullah tidak salah lagi bang atta marah gara gara ini semua"
Aku bergegas kebawah menyusul atta, tapi sudah terlambat dia sudah tidak ada didalam rumah bahkan ketika aku betada ditengah tengah tangga suara mobilnya sudah terdengar meninggalkan rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiniy
Romance"dia! sipemarah yang takut kehilangan , namun raut mukanya yang penuh dengan gengsi menutup kesan sayang dan rasa taku kehilangan orang yang spesial di hidupnya" *Atta Halilintar *Ria Yunita (ria ricis)