setengahnya

2.1K 150 54
                                    

Saat ini beban memang dirasakan sudah berkurang bagi seorang Atta halilintar namun jauh berbeda sengan istrinya yang jauh didalam hati kecilnya masih ragu bahkan memang belum percaya sepenuhnya pada lelakinya ini, apa yang harus dia lakukan? Dengan perlahan menjauhkan wajahnya dari dada suaminya yang tengah mendekapnya, ria mulai mengusap sisa air matanyanya yang kita ni telah mengering dipipinya, selepas itu ria mengelus pipi suaminya yang juga basah lalu mengucapkan keraguan yang ada di hatinya saat ini.

"bang, aku harap kamu tidak salah mengartikan perkataanku kali ini"

Atta tak mengeluarkan suara, dia hanya menatap istrinya intens seperti takingin kehilangan momen sedikitpun untuk menatap istrinya.

"aku bingung, aku memaafkanmu, tapi..  Tapi hatiku masih memberontak untuk mengiayakan, aku tidak membemcimu tapi.. "

Sebelum menyelesaikan perkataanya pembicaraannya dipotong oleh atta.

''sttt... Sudah diamlah aku mengerti! tidak mungkin secepat itu lukamu sembuh, tenangkan hatimu dan biarkan aku menatapmu lebih lama kali ini, aku tidak ingin membicarakan itu dulu aku ingin kenyalurkan kerinduanmu dengan menatapmu sayang "

"terimakasih sudah mengerti, aku juga merindukan kamu tapi aku tidak mau menatapmu apalagi seinten ini''

"kenapa?"

"karna kehadiran dan pundakmu yang menopangku kala aku lemah malm ini cukup malah lebih dari kata mengobati rinduku malam ini"

"sejak kapan sepuitis ini?"

"sejak aku patah beberapa hari lalu dan itu karnamu"

Atta tersenyum dan mengacak-acak hijab istrinya ada kesan yang sangat bahagia dalam dirinya walaupun dia tau istrinya bekum sepenuhnya memaafkannya.

"yaudah kamu tidur gih "

"sekarang jam berapa bang ? "

"08:00 nih liat" seraya memajukan tangannya dan terlihat arloji miliknya

"walahh kita kok ya berantemnya lama banget,pantesan mata aku rasanya berat karna sembab bukan ngantuk"

"hahahha... Yang marahnya lama siapa?  Kamu kan dasar ria ricis istrinya atta halilintar "

"lah lah.. yang buta saya marah siapa pak? Segalanya nyalahin istri"

"iyain biar cepet, sana tidur "

"belum ngantuk aku bang, madih bekum malem banget"

"terus kamu mau keluar ke ruang keluarga? Mau diledekin sama adik adik diluar? "

Setelah mendengar perkataan suaminya ricis mengangguk dan setuju dengan perkataan suamainya.

"terus gimana?  Aku belum ngantuk"

"mendingan kita.... "

Atta menggantungkan kalimatnya dan tersenyum jahil ricus yang melihat tingkah atta mulau was was.

"dihh mau ngapain ni orang maja maju " ucap ricis berbisik

"mau ya mau... "

Atta kembali melangkah hingga lebih dekat dengan ricis, dan kini ricis menelan ludahnya dengan susah payah dia semakin kebelakang dan tersandar dutembok matilah rucis tak tau harus berbuat apa, padahal saat ni atta suadah sangat dekat dengannya.

"bang..  Jangan macem macem aku tabok sendal nih jangan maju majuuu" ucap ricis dan tiba tiba gelak tawa dari atta muncul seketika ketika melihat ekspresi takut istrinya.

"hahahah...  Kamu ngapain kok takut gitu sih aku kan cuma mau ngajak kamu kebalkon segala mau nabok lagi hahaha iciss icis... "

Ricis menghela nafas lega tapi kini dia memutar bola matanya sebal

DestiniyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang