pelajaran berarti

1.9K 136 60
                                    


"What are you doing here? I miss you so bad" Atta melonggarkan pelukannya dan menangkup kedua pipi Ricis.

"Selama aku menghilang dari kehidupan kamu aku ada disini, aku nenangin diri disini dan rencananya aku mau pulang hari ini karna aku tau yang sebenarnya" balas Ricis dengan manja seraya menghentikan gerak tangan sang suami yang masih mengelus pipinya.

"Jadi kamu disini sama siapa? Kamu enggak ada laki laki lain kan disini?" ucap Atta dengan tatapan menyelidik sebelum netranya menangkap dosok laki laki tinggi putih yang membawakan koper sang istri.

"Who is he? " tanya Atta dengan sedikit berbisik.

"Oh.. Ini teman aku selama disini, dia namanya Verrel "

"Verrel ini suami gue" sambungnya.

Belum sempat berjabat tangan Atta lagi lagi memlontarkan pertanyaan.

"Wait.. Wait! Jadi kamu hampir dua bulan disini sama dia? Pantesan betah" ujar Atta dengan air muka yang berubah masam.

"Tenang aja bro, istri lu sayang banget sama lo, jangankan ada main sama gue dia jalan sama gue aja curhatnya tetang lu doang" sambar Verrel.

"Hmm.. " raut wajah Atta takberubah dia belum percaya dengan perkataan verrel.

"Jadi kamu mikir yang engga enggak nih soal aku? Jahat ih sebel" ucap Ricis.

Verrel terkekeh pelan melihat kedua pasangan tsrsebut disaat momen yang dramatis inipun mereka hancurkan dengan kelucuan mereka.
Saaih dan Thoriq yang sedari tadi hanya menjadi penonton dan pendengar setia kedua pasangan yang tengah menumpahkan kerinduan mereka, tentu saja nereka sedikit jengkel pasalnya nengingat semua itu tidak baik untuk kesehatan hati jomblo seperti mereka.

"Udah sih! Ada jomblo nih disini, mesra mesraan mulu! Kesseeel gue.. Benciiii gue! " Thoriq melipat kedua tangannya dengan bibir yang sedikit dinajukan.

"Makanya nyari pacar, eh salah istri biar ga jones mulu" ejek Saaih.

"Diem lu botak! Kayak lu ga jones aja"

"Hahahha.... Mereka siapa Cis? " tanya verrel yang tengah tertawa melihat tingkah mereka berdua.

"Oh mereka ini adik ipar aku yang imut kaya marmut yang kelebihan lemak namanya Thoriq "

"Hai.. Kakak verrel "

Seraya berjabat tangan pun sama seperti Thoriq ,Saaih menjabat tangan verrel

"Nah yang kepalanya pelontos tapi cool tuh namanya Saaih "

"Sayang.... " bujuk Ricis pada Atta yang masih saja membuang muka, pasalnya dia sedikit tidak nyaman atas jawaban sang istri.

"Apa? " balasnya ketus.

"Udah dong ah.. Masa baru ketemu udah marah lagi, beneran aku disini enggak ada nemu cowok lain, dan verrel cuma temen doang yang.. Kalok verrel enggak bujuk aku buat nyari tahu yang sebenarnya juga mungkin aku engga akan disini" jelas Ricis.

Atta menatap verrel yang masih menatapnya dengan tatapan harap harap cemas, air wajah Atta berubah dan senyum terukir dibibirnya.

"Maaf ya bro, gue udah mikir yang enggak enggak tentang lo" ucap Atta tulus dengan tangan yang dijulurkan kearah Verrel.

"Nah gitu kek dari tadi bang enggak usah baperan gitu sama orang" celetuk Saaih.

"Diem lu botak, lu enggak tau aja rasanya udah lama enggak ketemu sama istri,tanpa kabar tanpa tau dia dimana terus tiba tiba dia bilang kek gitu ya pastinya fikiran gue negatif lah namanya sayang enggak mau perempuannya diambil orang" oceh Atta sementara saaih hanya memutarkan kedua bola matanya malas mendengar penjelasan abangnya.

"Aaa.. Tu kan jadi sedih lagi, maafin aku ya sayang..." ucap Ricis yang memeluk Atta sekilas.

"Jadi sampai kapan kita disnini,berdiri kaya patung pajangan dikelilingin orang orang yang natap kek orang nonton drama korea hah?..." ucap thoriq dengan malas.

"Yaudah ayo kita kehotel yang udah kita pesen, yuk sayang" ajak Atta pada Ricis.

"Terus verrel gimana?" tanya Ricis pada Atta.

"Udah enggak apa apa, lu sama suami lu aja nanti gue pulang sendiri lagian kan bawa mobil juga" jawab Verrel dengan berat hati.

"Eitss... Jangan gitu Rel, lu ikut kita aja gimana? Besok baru balik, biar nanti lu sekamar bareng Saaih, kalo sama Thoriq enggak muat" tegas Atta seraya menatap Thoriq yang sudah bersiap mengeluarkan omelannya.

"Mmm... Kemaren kemaren pas lagi galau aja lu gak ada ngomong gitu, sekarang aja udah bahagia lu kata katain" sambar Thoriq.

Sementara Verrel hanya diam seperti memikirkan sesuatu, iya dia tengah memikirkan kemungkinan yang akan tetjadi jika dia benar benar ikut bersama mereka, dengan melipat kedua tangan dia berbisik didalam hatinya.

"Nanti.. Kalau gue ikut, pasti gue ga diperduliin secara, Ricis kan udah ketemu sama suaminya, ditempat umum aja mesra apalagi di tempat sepi nanti, bisa bisa remuk hati gue.. "

"Rell.. Hello.. Lu kok ngelamun? Mau gak ikut sama kita" teriakan Ricis membuyarkan lamunan Verrel.

"Aa.. .Anu bukan apa apa ya Cis, gue besok Ada presentasi nah gue belum siapin semuanya jadi... Kayanya gue ga bisa deh.. Lain kali aja gimana? Nanti lu kasi tau aja hotelnya dimana, besok kalau sempat gue kesana" ucap Verrel seraya menarik senyum yang terlihat terpaksa.

"Ooo.. Gitu ya Rel, okedeh" balas Ricis yang sudah membaca raut wajah Verrel, dia tau verrel hancur, dia tau persaan Verrel sedih melihat semua kejadian ini, tapi dengan beeat hari dia harus tetap seperti ini, dia mengnggap Verrel hanya sahabat baik, dan cintanya hanyalah milik Atta, suaminya.

"Yaudah, yuk sayang kita kehotel, Rel kita duluanya" Atta menggenggam tangan Ricis dan berlalu menepuk pundah Verrel.

"Oke, see you.. "

Sekarang mereka menggunakan mobil yang sudah disewa selama dilondon, Thoriq dan Saaih berada disepan sedangkan Ricis dan Atta berada dibagian paling belakang, Atta terus mengelus tangan istrinya dan sesekali nenciumnya, Ricis hanya tersenyum melihat tingkah suaminya dan diapun menenggelamkan dirinya dalam pelukan suaminya.

"Love you.. " ucap Atta lembut.

"Love you to, jangan tinggalin aku lagi ya" rengeknya pada suaminya yang tengah mengelus kepalanya.

"Engga kebalik yang.. " ledek Atta pada Ricis.

"Ish.." Ricis memukul lengan Atta pelan.

"Kan kamunya yang salah, segala ketemuan sama cewek, apalagi tuh mantan kamu masih aja ngincer kamu" sambungnya seraya menyebilkan bibirnya membuat Atta gemas.

"Kan ku kena jebak, masalah mantan mah aku ga mau pikirin lagi kan yang masih ngarep dia bukan aku.. " balasnya enteng.

"Oo jadi udah engga ngarep lagi? Tapi aku kok ya ga percaya sama kamu.. " ucap Ricis yang kini mengacak rambut Atta.

"Kamu mah emang engga pernah percaya sama aku yak kan? Taulah aku" balas Atta dengan wajah sebal.

"Ululu.. Becanda sayang.. Aku percaya kok sama kamu, kalau enggak percaya sekrang aku enggak bakalan ada disini" Ricis kembali membenarkan rambut suaminya yang tadinya diacak acak.

"Ih sayang kamu kalok lagi sebel mukanya makin imut.. Aku cium mau ya! ya! ya" pinta ricis.

Atta terkekeh mendengar permintaanya kali ini, tanpa minta izinpun Atta akan senang hati membiarkannya.

"Boleh ga ya..? Boleh dong ya, nih! Nih cium" titah Atta seraya menujuk pipinya.

Belum sempat Ricis melancarkan aksinya tiba tiba Thoriq menyambar, ternyata sedari tadi dia mendengarkan pembicaraan kakaknya tersebut.

"Woi... Bisa ga sih mesra mesraanya nanti aja disini ada orang jomblo tau ga sih.. " sambar Thoriq yang dibalas kekehan dari Saaih.

"Ooo... Jadi lu nguping ya Riq? Dasar merusak suasa aja.. Yaudah sayang nyiumnya nanti aja dihotel sekaligus buat dede mau ga? " ucap Atta yang mendapat plototan dari istrinya.

"Ups... Salah ngomong nih gue.. "

"Hahaha... " Thoriq dan Saaih tertawa puas





DestiniyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang