parliament Hill

1.6K 75 16
                                    

Pagi ini Atta sudah bersiap dengan rapi dan terlibat menunggu, iya pasalnya pagi ini dia ingin mengajak istri tercintanya untuk meniimati tempat sederhana tapi indah di kota London.

"Sayang...... Lama deh ah..." Atta berteriak memanggil sang istri.

Atta kesal karna sudh lama dia menunggu namun istrinya belum juga keluat, yang ada hanya Saaih dan Thariq yang keluar menemuinya.

"Sayang..... " panggilnya lagi sampai membuat dua adik laki lakinya kesal.

"Woii bang.. Lu sabar kek, bini lu lagi dandan kali, kaya ga tau cewe aja lu" ujar Thoriq.

"Tau nih, mana manggilnya sayang sayang lagi, gatau apa disini ada yang jomblo" sambung Saaih

"Lah kenapa lu berdua yang marah? Bini bini gue juga, bodo amat sama jomblo, kalau ga mau denger gih tutup telinga" jawab Atta santai disambut cebilan bibir dari kedua saudaranya.

Saat setelah keheningan beberapa menit ahirnya yang di tunggu tunggu datang, berpakain rapi menggenakan rok hitam panjang dengan jilbab berwarna merah muda.

"Udah lama nunggu ya kalian?" tanya Ricis polos.

"Engga kok, ga lama.... " jawab Atta seraya menghembuskan nafas bosan.

"Engga lama kok kak, tapi lama bangettt.. Sampe bang Atta ngedumel mulu dari tadi, iya gak Saaih" ucap Thariq heboh.

Ricis menatap kearah Atta dengan menaikan sebelah alisnya, Atta yang sadar akan tatapan istrinya memlinglah wajahnya dan mengusap tengkuknya, dua sudah tau pasti akan ada perdebatan antara dia dan istrinya.

"I'm die"

"Ooo jadi dari tadi ngedumel? Tadi kenapa bilangnya ga lama" tanya Ricis.

"Anu... Itu aku cuma.. Aku cuma ga mau kamu kepikiran...iya itu tadi kenapa aku ngomong gitu hehehe, aku kan sayang sama kamu makanya aku ga mau ngomong jujur" balas Atta dengan terbata bata, tapi membuat kaadan membaik.

"Hmm kamu tuh yaa.. Suka banget buat aku seneng... " ucap Ricis seraya berhambur memeluk Atta dan dibalas dengan senang oleh Atta

"Khemm.. bang Oliq ini kita di London kan? Bukan di Korea?" cibir Saaih.

"Iya, tapi kok ada drama Korea ya disini... " ujar Thoriq.

'Udah sih kak Icis, lu juga bang ngapain sih mesra mesraan depan kita, inget dong adek lu ini masih jomblo masih ga ada pasangan, nangi kalau gue baper giamana? kalian berdua mau tanggung jawab?" sambung Thariq panjang lebar tqpi hanya dibalas dengan ber ''oh" ria oleh Atta dan Ricis.

"Oh"

Atta dan Ricis pergi mendahului Thoriq dan Saaih yang masih terdiam karna mendengar jawaban sang kakak.

Mereka sudah berada dimobil yang sama, semua sibuk dengan pikiran masing, tudak terkecuali Ricis yang kini menatap keluar jendela, menikmati setiap pemandangan dipinggir jalan, pikirannya melayang engingat semua yang telah terjadi, tentang rumah tangganya yang hampir saja berahur, tentang keegoisan dirinya yang pergi tanpa mau mendengar apa yang sebenarnya terjadi, entah lah semua terasa berat saat itu, dia pikir tidak ada lagi pertemuan diantara mereka berdua, ternyata mang tuhan masih memgijinkan mereka bersama dan semua yang telah terjadi membuat mereka semakin dewasa.
Saat Ricis sibuk dengan pikirannya yang membuatnya melamun kearah jendela mobil sentuhan dari tangan lelakinya menyadarkannya, Atta menyenderkan kepalanya dipundak Ricis dengan tangannya yang menggenggam tangan Ricis.

"Kamu kenapa?" tanya Atta lembut demgan tatapan tulus menhaadap Ricis.

"Enggak apa apa, kamu dari tadi merhatiin aku ya Ta, hayooooo... "

"Iya lah, aku mah merhatiin kamu terus, tapi..." Atta menggantungkan ucapannya.

"Tapi apa Ta..." tanya Ricis dengan mada merengek.

"Tapi... Kamunya enggak, kamu dari tadi bengong aja, kamu lagi mikirin siapa? Hayooo jangan.. Jangan kamu"

"Mulai deh kamu Ta, aku cuma mikirin kejadian kemaren, aku kira aku engga bakalan ketemu kamu lagi, aku kira kita egga bakalan kaya gini, duduk sedekat ini dan aku pikir kita bakalan... " belum selesai Ricis berbicara Atta sudah memotong pembicaraannya.

"Udahh... Jangan diungkit lagi"

"Kamu liat aku sekarang" lanjutanya

Atta memegang pundak Ricis yang sekarang sudah berada tepat menghadapnya, Atta menatap mata Ricis dengan penuh ketulusan.

"Kamu jangan ungkut ungkin semua yang sudah berlalu, itu semua susah jalan kita dan itu adalah cara Allaah mendewasakn kita dalam berumah tangga, masalah yang kemarin akan membuat kuta lebih bijak menyelesaikan masalah yang akan datang selanjutnya"

"Tentang kita yang kemarin berpisah tanpa kabar dan hidup dikeramain tapi tetap merasa sendirian, tentang rumah tangga kita yang hampir berahir itu semua susah di atur oleh yang maha kuasa, dan sekarang aku kembali di percaya membimbing kamu sayang" lanjut Atta dengan lembut, tangannya beralih menyentuh pipi sang istri dengan penuh sayang.

"Iya Ta, aku balakan berudaha menjadi istri yang lebih baik lagi, aku sayang kamu.. " ujar Ricis yang kini menempelkan keningnya dengan Atta.

Moment ini disaksikan juga oleh thariq dan Saaih tapi tidak ada sedikitpun kata yang keluar dari mulut mereka, disana mereka melihat ketulusan cinta yang luar biasa, dia kagum dengan kisah sang kakak yang selalu menunggu kekasih hati yang pergi dengan kesalah pahamannya tanpa mau berpaling ditengah banyak hati yang mengknginkannya.

"Oh iya kita mau kemana nih bang?" taya Saaih yang membuat Atta dan Ricis menatapnya.

"Tuh bang diatanya" sambung Ricis

"Oh iya, kita bakalan ke PARLIAMENT HILL"

"Oo gua tau tempat itu bang, waa kren tuh temoatnya" sahut Thariq

Beberapa menit setelah itu ereka sampai ditempat tujuannya di PARLIAMENT HILL diaman tempat ini adalah taman yang indah dan cocok untuk berkencan, Saaih dan Thariq sibuk berfoto foto, sedangkan Atta dan Ricis duduk dikursi putih panjang yang ada di tempat itu, disaat mereka duduk mata mereka disugukan dengan indahnya pemandangan di PARLIAMENT HILL.

"Cis.. "

"Hmm iya Ta? "

Ricis menjawab tanpa enoleh kearah Atta dia masih ingin menikmati pemandangan di tempat itu, Atta merangkul Ricis dan alhasil Ricis mandangnya lekat.

"Kenapa?" tanya Ricis

"Terima kasi sudah hadir ya di hidup aku, kamu udah mau kbali dipelukan aku Cis''

"Sttt.. Kamu jangan ngomong gitu, disini kita saling membutuhkan Ta, aku yang hampa tanpa kamu pun begitu dengan kamu sebaliknya, kamu adalah alasan aku senyum dan bertahan sampai saat ini aku ingin selamanya sama kamu Ta'

Ricis menidurkan kepalanya didada suaminya, mendengarkan setiap detak jantung suaminya, dia nyaman sekali bahkan dia tidak ingin berhenti seperti ini, berada sedekat ini membuatnya nyaman.

"Kamu jangan pergi lagi ya Cis, kamu jangan pernah tertarik dengan yang lain ya jika ada yang lebih tampan dari aku... Aku tau diluar sana banyak yang lebih sempurna dari aku"

"Apa sih Ta.. Kamu suami aku dan kamu adalah yang terbaik buat aku, kamu dikirim Allaah buat ngelindungin aku sekaligus sebagai perantara Allaah ngasih aku senyum tiap hari, aku sayang kamu ATTA HALILINTAR"

"Janji ya Cis kita sampai tua tetep seperti ini seeelamanyaaa.. "

"Aku janji sayangggg... "

#TAMAT....

KOMEN YANG BANYAK YA, KALAU BANYAK YANG KOMEN AKU BUAT CERITA BARU SETUJU???

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DestiniyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang