Malam ini aku sibuk didapur menyiapkan makan malam untuk atta dan tentunya untukku juga setelah selesai aku menyiapkan makanan dimeja makan dan atta masih didalam kamar aku malas sekali naik ahirnya akh teriak memanggilnya
"Bang... Turun makan"
Aku memanggilnya tapi dia tidak menyahut, aku menghela nafas pelan dan mau tidak mau aku ke atas untuk manggilnya tidak terlalu jauh dari pintu kamar aku mendengar atta sedang menelpon tapi tidak tau dengan siapa dia memanggilnya nabila
Aku mendengar pembicaraannya dari seberang pintu atta sangat lembut padanya tapi aku menepih fikiran negatifku dan setelah atta sudah tidak berbicara aku masuk kekamar"Bang"
"Eh .."
Atta terkejut dan gelagapan dia seperti orang ketakutan karna ku sudah ada dibelakangnya.
"Kamu kapan masuk? Kok aku nggk sadar"
"Abang tadi lagi telponan mana mungkin abang sadar aku dateng"
"Oo.. Ohh itu anu temen abang nelpon"
"Yaudah bang ayo turun dulu makan"
Aku keluar dari kamar diikuti atta yang berjalan beriringan denganku dia menggenggam tangaku dan menciumnya
"Maaf ya tadi abang nggk liat kamu"
Ada apa dengan atta dia aneh sekali malam ini mulai dari seperti orang ketakutan setelah aku dengar telponan dan sekrang? Hanya karna dia tak meyadari kehadiraku saja dia minta maaf sampi mencium tanganku, aku merasa ada yang tidak beres.
"Tidak apa apa bang aku tau kau tidak sengaja"
"Hm.. Besok kerumah umi ya ketemu adik adik"
"Boleh,kangen sama mereka apalagi sama siimut qahtan"
Ahirnya kami sudah sampai dimeja makan dan atta mulai makanan yang sudah aku siapkan aku pikir dia tidak akan menyukainya tapi ternyata dia sangat menyukainya.
"Dek hari sabtu abang keluar kota"
"Oo.. Ada urusan apa bang?"
"Biasa urusan usaha abang"
Aku mengangguk angguk tanda mengerti
"Berapa hari disana? "
Aku bertanya dan kembali masukan makanan kemulutku
"Satu minggu"
Uhuk.. Uhukk mendengar jawabannya aku tersendak! Atta diluar kota satu minggu? Apa dia tidak memikirkan aku disini
"Eh.. Kamu kenapa? Kok sampe bisa tersendak minum dulu minum"
Atta menyodorkan segelas air putih untukku dan mengambil tisu bersihkan bibirku yang belepotan
"Beneran satu minggu bang?"
"Iya benar! Kenapa? Lama ya"
"Hmm.. Lama sekali"
Atta menarik nafas dan mengelus tanganku, mungkin dia tau apa yang aku pikirkan
"Mau gimana lagi? Abang disana juga kan kerja dek"
"Hm.. " aku hanya berdehem
"Kamu tenang aja nanti aku sering sering hubungin kamu ya"
Aku menatap atta masih belum menerima dia pergi untuk waktu yang menurutku lama
"Udah dong istri abang kan kuat masa ditinggal seminggu nggk mau, udah ya jangan cemberut dong nanti aku beliin oleh oleh dari luar kita mau? "
Aku menarik nafas dan menggeleng
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiniy
Romance"dia! sipemarah yang takut kehilangan , namun raut mukanya yang penuh dengan gengsi menutup kesan sayang dan rasa taku kehilangan orang yang spesial di hidupnya" *Atta Halilintar *Ria Yunita (ria ricis)