rapuh

2K 127 36
                                    

Saat ini aku berada pada skenario terbesarku, dimana ragaku berjalan tegap dan selalu terlihat kokoh namun nyatanya jauh didalam hatiku sangat hancur bahkan rapuh!

Pagi hari ini semua keluarga sudah berada dimeja makan dan menyantap sarapan pagi yang dihidangkan, semua berjalan seperti biasa tidak ada sedikitpun raut kesedihan diwajah seorang ricis, walaupun tidak dapat dipungkiri ia sangat hancur saat ini! Istri mana yang tak sakit melihat lelakinya bersama perempuan lain? Hah terlalu munafik jika dikatakan dia baik baik saja saat ini.
Setelah semua selesai sohwa, sajidah dan ricis membereskan semua piring dan membawanya kedapur sementara itu umi dan abi langsung memasuki ruangan yang selalu menjadi persembunyian yang paling aman menurutnya jika ada sesuatu hal yang tidak ingin duketahui baik putra ataupun putrinya.
Didalam ruangan yang hanya ada mereka berdua saat ini umi mulai menekan ponselnya kemudian terdengar suara telpon yang nenunggu jawaban dari seseorang dan beberapa menit sudah terdengar suara seorang laki laki yang menyapa diseberang telpon.

"hallo assalamualaikum umi"

"khmm... Waalaikumussalam! Atta"

"umi kok tumben nelponin atta mi untung belum mulai kerja"

"kamu berapa hari lagi disana? Umi mau kamu pulang secepatnya! "

"loh kok gitu sih mi? Aku masih tinggal 3 hari disini mi kerjaan belum kelar"

"masalah kerjaan besok umi dan abi yang  fikirin sekarang juga ajak adik kamu thoriq pulang! Selesaikan masalah rumah tangga kamu dulu"

Abinya tak ada bersuara dia hanya fokus mendengarkan perkataan istrinya dia tidak mau berbicara karna ada kekesalan didalam dirinya.

"masalah rumah tangga apa sih mi? Atta ga ada masalah kok"

"kamu jangan ngeles, umi tau semuanya, pulang sekarang kasian istri kamu juga"

Atta berdetak kesal, tidak biasanya ummi menekannya untuk meninggalkan pekerjaan.

"masalah gitu doang mi dia cuma ngambek karna aku bentak bentar juga baikkan"

Umi geram mendengar jawaban dari putranya ternyata dia tidak ada merasa bersalah pada istrinya sendiri

"UMI BILANG PULANG! jam 7 malam kamu udah dirumah titik!"

"umi apaan sih! Cuma gara gara masalah sepele umi jadi marah banget kaya gini! Umi udah dipengaruhi ya sama si Ria"

Untuk pertama kalinya ia memarahi orang tuanya, dan yang diseberang telpon juga tak kalah kaget karna dimarahi oleh anaknya sendiri, tidak tau lagi akan seperti apa selanjutnya jika ia benar benar pulang nanti malam.

"Atta kamu kenapa marah juga sama umi? Kamu tuh ya enggak ada untungnya malah bilang umi dipengaruhi lagi! Harusnya kamu itu beruntung umi masih mau ngomong sama kamu setelah kelakuan kamu keistri kamu tapi istri kamu sendiri yang minta buat umi jangan marahin kamu! Sekarang juga kamu pulang ini menyangkut masa depan rumah tangga kamu!"

"sial!" ata mengumpat dalam hati

"baiklah umi atta bakalan pulang malam ini juga! Puas! "

Atta bergegas kekamar thoriq dan menemuinya sedang menyisir rambutnya karna sebelum uminya menelpon mamang niatnya mereka akan pergi mengurus pekerjaannya.

"riq kemasin barang barang kamu kita pulang! "

Thoriq yang mendengar suara dari belakang segera membalik badannya dan menatap sang kakak.

DestiniyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang