Gus Aqil naik daun

1.5K 70 1
                                    

Setelah Bu nyai Masruroh menyetujui gagasan yang dibuat oleh panitia dan disampaikan oleh riza dengan syarat harus melaporkan juga pada KH Hasyim Tirmidzi, ia pamit undur diri.

Sesampai di asrama ia melihat beberapa temannya sedang asyik bercerita di pendopo, namun ia enggan untuk bergabung sehingga ia langsung ke kamar.

"guys,,, guys kalian tau gak kalau putra Abah yang nomor 3 udah lulus loh" ujar santriwati yang bernama Laras sambil menggebu-gebu, menyampaikan hot topic versinya pada teman sekawananya.

"Mosok ras, lah bukannya Abah cuma dua anak ya,,,,? Neng Syifa dan Gus Azmi dan setau ku merekapun sudah menikah" kata putri, menanggapi gosip yang di bawak laras.

" Tadi lohh aku liat di depan pesantren putra, dan aku sempat tanyak ke ustad lukman katanya beliau putra bungsu Abah Hasyim" Laras menjelaskan info yang ia dapetkan.

" Cakep gak ras?...." Timpal intan yang mulai penasaran, akan sosok yang diceritakan Laras.

" Cakep Bett cuyyy, pesonanya mengalahkan oppa-oppa Korea, gak ada tandingannya deh, coba aja dia bisa ku miliki" kata Laras sewot, setelah itu tersenyum gak jelas membayangkan hal tersebut terjadi.

" Masak sihh kok aku jadi penasaran" celetuk Ulfa mulai kepo juga.

" Udah deh ras, mimpinya jangan ketinggian mana mungkin Abah mau punya mantu tukang gosip lambe turah kayak kamu" ujar putri menanggapi laras sambil cekikikan.

" Jangan gitu ahh put, kalau dia jodoh sama aku baru tau rasa kamu" ujar Sarah yang tidak terima dengan tanggapan nyinyir putri.

" jangan jelous loh kalian klo suatu saat nanti Gus Aqil jadi sama aku" tambahnya sembari tersenyum dan meninggalkan teman-teman ke dalam kamar karena ia telah puas dengan kata-katanya pada teman.

"gak akan, aku cukup tau diri dengan keadaanku" timpal putri sembari berteriak kesal dengan kelakuan songong temannya itu.

Lalaran nadzom alfiyah mulai di lantunkan di spiker musholla hal itu menandakan pengajian kitab
Ta'lim muta'alim karya syekh Az-Zarnuji, akan dimulai.

ketika nadzom mau selesai terlihat seseorang melangkah ke depan ke tempat biasanya Abah ngajar. Beberapa santri mulai berbisik-bisik, karena mereka merasa janggal dengan orang yang ada didepan.

"itu siapa kok kayak zany Malik?masak ia dia mau ngajar kita ngaji kitab" celetuk Riska pada teman sebelahnya

" itu Gus Aqil yang tadi aku ceritain Tan" ujar Laras berbisik meyakinkan intan tentang apa yang ia ceritakan tadi pagi.

" sekarang percaya kan klo Gus Aqil itu ganteng" Laras mulai membanggakan diri, karena dapat membuktikan kabar yang ia bawak ke teman-temannya.

" ia ikkk, jadi ngefans dehh" intan terpesona dan gemas melihat wajah gus Aqil yang ganteng.

" eitsss dia hanya milikku" kata Laras tak terima dengan pengakuan intan.

" heleh belum tentu gus Aqil mau melirik mu" nyinyir intan. Mulai terpancing dengan kemarahan kawannya itu.

Di pojok Musholla tampak seorang wanita sedang fokus dengan bacaan nadzom alfiyahnya.

"za, liat dehh, yang ngajar kayaknya bukan Abah deh, ehh masih muda lohh" tutur putri ke temannya yang lagi sibuk dengan aktivitasnya. Putri menarik dagu Riza untuk mengalihkan fokus dari bacaan nadzom ke sosok depan sana.

"Astaghfirullah" Riza terkaget, ketika pandangan keduanya bertemu, dan Riza segera mengalihkan pandangannya ke bacaan, takut ketahuan oleh sang empunya.

" Kamu ngagetin aja tau put" gerutu Riza sembari menunduk.

" kayaknya dia deh yang namanya Gus Aqil, tadi laras sempat bercerita tentang dia, dengar kabar sihh dia putra bungsu Aba" bisik putri sembari fokus dengan obyek yang diceritakan mulai membuka kitab

" aku gak tau, liat aja baru, kok kamu tau" timpal Riza sembari acuh tak acuh.

" tadi Laras itu cerita kalau putra bungsu Abah itu baru lulus dari Lirboyo"

" ohhh gitu, udahlah berhenti gosipnya, sekarang kita fokus ngaji, karena tujuan kita kesini ngaji bukan bergosip " timpal Riza, memberi petuah Kepada temannya tersebut.

Sedangkan yang diberi petuah cemberut, tapi tetap mengikuti apa yang diutarakan Riza, untuk ngaji kitab.

Riza mencoba fokus dengan apa yang dikatakan putri, ia mencoba tidak terbawa dengan informasi yang dikatakan putri.

" ihh kok responsnya cuma gitu sihh za, cakep lohh, kapan lagi melihat yang bening- bening" gerutu putri sembari membuka lembaran-lembaran kitab yang akan dikaji.

Riza cuma geleng-geleng melihat kelakuan temannya, yang menurutnya berlebihan.

Tak terasa nadzoma pun telah usai, ia mengucapkan salam dan membuka bab pertama yang menjelaskan tentang pengertian ilmu dan fiqh serta keutamaannya.
" قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة

Rasulullah saw bersabda : "Menuntut ilmu wajib bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan".

Gus Aqil mulai mengartikan kitabnya dengan khusuk dan santriwati juga ikut tenggelam dalam mengartikan kalimat demi kalimat, sehingga tak terasa waktu berjalan begitu cepat, pengajian pun diakhiri dengan salam penutup oleh Gus Aqil. Santriwati pun mulai beriringan kembali ke kamar masing-masing, melewati bancik di setiap gang yang terbentang dari gang A sampai H.

Pertemuan dan perpisahan tidak bisa dipisahkan mereka seperti dua kutub yang saling berlawanan namun, selalu berpasangan. Nasib dan takdir manusia tidak ada yang tau. Kita hanya bisa mengusahakan yang terbaik versi kita.


Terima kasih pada readers semua, yang telah Sudi membaca cerita jelekku ini, saya harap kalian juga Sudi memberikan komentar, vote serta kalau bisa memfollow akun saya, insallah saya akan lebih rajin lagi untuk memposting update terbaru kelanjutan cerita ini... Kiss virtual 😘🤗

Yukkk pada vote dan komentarr...sangat ditunggu sekalii

Cinta Terhalang StatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang