Sebaik-baiknya skenario, adalah skenario yang tuhan ciptakan. Manusia hanya bisa berusaha berbuat yang terbaik, selebihnya adalah ketetapan tuhan..
Setahun sudah kematian Gus Haikal berlalu, namun kesedihan riza yang tak berujung. Setiap malam bantalnya selalu basah teringat suami yang sangat ia cintai.
"Nak, masa idah mu wes berakhir, awak mu oleh mencari pengganti Haikal, ummi rak Popo, ummi ikhlas, Faisal dan Faizah membutuhkan figur seorang ayah" nasehat ummi Riris pada menantunya yang terlihat selalu bermurung durga.
" Riza tidak bisa mi, Riza bisa menjadi ibu sekaligus ayah bagi mereka berdua" tolaknya halus
" Haikal akan sedih jika dia tau kowe menyiksa diri seperti ini, biarkanlah ia tenang nak, dengan kamu menikah lagi, maka Faizah, Faisal dan kamu akan onok seng menjaga"
Riza hanya menunduk tanpa menanggapi pembicaraan mertuanya. Ia merasa bersalah kepada suaminya, terlalu banyak salah dan cinta yang tulus diabaikan olehnya.
Namun setelah cinta itu ada dan semakin besar terhadap Haikal, malah ia dipisahkan oleh maut. Cinta terhadap suaminya sangatlah besar, sehingga tak ada niatan untuk mengkhianatinya walau sudah berbeda alam.
Di lain tempat, Aqil sedang sibuk membaca ulang kita quratul Uyun yang harus ia bahas di pengajian malam nantik. Tak lama setelah itu ummi Masruroh nyamperin anaknya yang sedang asyik dengan kitab yang ia baca.
Setelah sadar kehadiran ummi Masruroh di depannya, Gus Aqil segera menghentikan bacaannya.
" Syadaqolla hul adzim.." sembari meletakkan kita tersebut di meja depannya.
" Pripun ummi, apakah ada hal yang ingin ummi sampaikan kepada Aqil?" Tanyaknya kepada ummi Masruroh.
Ummi Masruroh tak menjawab pertanyaan anaknya, namun ia menatap anaknya dengan mata yang sayu, air mata pun lolos dari mata jatuh pada pipinya.
" Ummi ada apa? Apa Aqil punyak salah? Maafkan Aqil ya ummi, Aqil belum bisa jadi anak yang baik dan membuat ummi dan Abi bangga terhadap Aqil. Maafkan Aqil selalu mengecewakan ummi." Tuturnya sembari bersungkem pada pangkuan ummi Masruroh, Ummi Masruroh menggeleng.
" Tidak nak, kamu tidak salah, ummi dengan Abi sangat bangga padamu nak, tapi ummi miris dengan nasibmu nak, selalu gagal dalam percintaan. Nak, kamu tidak berniat untuk menikah? Apakah kegagalan kemarin membuatmu enggan untuk mencari tambatan hati kembali?"
" Ummi, Aqil mohon jangan terlalu fikirkan hal itu, Aqil bukan enggan atau tidak berniat untuk menikah. Aqil punya niatan ataupun kemauan untuk menikah, tapi saat ini bukanlah waktunya. Aqil selalu percaya dengan apa yang Allah tulis dalam beberapa ayatnya yang menjelaskan sesuatu itu diciptakan berpasangan, seperti salah satu ayatnya yang berbunyi
وَأَنَّهُ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنْثَىٰ
Artinya:
Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita.
Surat An-Najm ayat 45.Ummi mohon mengertilah pada saatnya Aqil akan menikah, melaksanakan ibadah yang diajarkan oleh nabi tersebut.
" Tapi nak, umurmu, umur ummi dan abah, semakin lama semakin bertambah. Kami takut tidak bisa menyaksikan kamu menikah" tutur ummi Masruroh.
" Nak kamu boleh memilih pasangan sendiri, siapa saja, apapun statusnya tidak apa-apa. Ummi dan abah menyerahkan semuanya padamu. Ummi dan abah sadar yang akan menjalankan biduk rumah tangga kamu bukan Abah dan ummi, jadi kamu bebas menentukan pasanganmu asalkan itu baik untukmu. Atau kalau perlu ummi lamarkan si Riza, orang yang pernah kamu cintai. Lagi pula masa Iddah sudah berakhir" kata ummi pada Aqil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Terhalang Status
RomantizmJodoh adalah teka-teki yang sulit dipecahkan melalui akal sehat manusia. Kita hanya bisa berharap jodoh kita sesuai dengan keinginan kita, manusia tidak bisa mengintervensi jodoh, karena hanya tuhan yang mempunyai wewenang atas itu. Kisah yang begi...