Rasa semakin kuat

1.1K 56 1
                                    

Keesokan harinya Riza menemui Abah untuk mengkonfirmasi kegiatan yang sebelumnya belum di sampaikan.

"Assalamu'alaikum..." Salam  Riza pelan.

"Waalaikum salam.." saut dari dalam rumah.

Kemudian muncullah sosok yang sedikit tua dan tersenyum merekah.

"Ada apa ya nak, ayo masuk dulu" tutur KH Hasyim dengan lembut.

" Mohon maaf jika Riza mengganggu istirahat Abah sebelumnya" ungkap Riza sembari menundukkan kepalanya.

" Tidak apa-apa nak, silahkan sampaikan saja yang mau kamu sampaikan, pasti berkaitan tentang kegiatan pondok putri toh" tutur beliau ke Riza.

" Iya Abah, saya berniat untuk memohon izin untuk mengadakan OSABAR (orientasi santri baru) dengan berbagai kegiatan" tuturnya mulai menerangkan  kegiatan yang akan dilaksanakan.

"Rencana ada tambahan kegiatan apa? Atau sama seperti Tahun kemarin" ungkap Abah sembari menyeduh tehnya.

" Rencana kami OSABAR nya sama seperti tahun kemarin, tapi ada tambahan kunjungan ke makam alm KH Dhofir" kata Riza pelan, sedangkan kiai Hasyim hanya manggut-manggut mendengar penjelasan Riza.

" Ya tidak apa-apa, laksanakan saja selama kegiatan itu baik dan positif buat santri, saya mendukung kegiatan tersebut " tutur Abah sebagai statemen akhir beliau.

" Terima kasih Abah, kami juga berharap doanya untuk kelancaran acara ini" kata Riza kepada KH Hasyim, ini adalah kali pertama ia melaporkan acara, apalagi acaranya besar, ia sedikit grogi, takut salah dalam berucap, meskipun respond yang Riza dapatkan dari kiai sangatlah baik.

" pasti nak, semoga acaranya lancar dan ada halangan apapun " ujar KH Hasyim kepada Riza.

" kalau begitu, saya pamit Abah, saya mau ke belakang, ada sesuatu yang harus saya lakukan terima kasih banyak Abah karena telah menyita waktu Abah, dan saya juga berterima kasih atas doanya " ujar riza kepada Abah.

" ia nak silahkan" tutup abah.

Riza bergegas untuk pergi sembari mengucapkan salam sebagai rasa takzimnya.

***

Hari - hari terus berlalu, dan waktu begitu singkat, sehingga tak terasa besok adalah pembukaan acara OSABAR pondok pesantren Nurul mukmin Paiton Probolinggo.

Acara Pun dimulai, terlihat beberapa santri baru begitu antusias mengikuti acara OSABAR, saking antusiasnya sampai tak terasa sudah menginjak penghujung acara dan nampak salah seorang panitia terlihat muram di acara penutupan OSABAR

" duh za bagaimana ini"kata mbak jannah dengan muka paniknya menemui Riza selaku ketua panitia OSABAR.

" Ada apa mbak jannah, kok kamu panik gitu" tungkas Riza yang melihat gelagat Jannah  yang aneh.

"Gini za, KH Hasyim masih ada di Madura, terus bagaimana dengan acara kita, bukannya yang akan membacakan do'a serta membuka acara adalah KH Hasyim" tutur Jannah yang merupakan seksi acara dari acara OSABAR.

" Sabar ya Jannah, ustadzah Zahra sedang ke dalem untuk memastikan yang akan mengganti KH Hasyim" tungkas Riza menenangkan Jannah.

" Lah itu dia ustadzah Zahrah" ujar riza saat melihat ustadzah Zahra yang menghampirinya dan Jannah

" Oea za, tadi mbak tanyak ke mbak dhalem katanya KH Hasyim masih di Madura, jadi yang akan menggantikannya adalah Gus Aqil, jadi tolong bilang ke seksi acara" tutur ustadzah Zahra kepada Riza selaku ketua acara.

"Kebetulan seksi acaranya ada disini ustadzah" kata Riza yang melirik Jannah yang mulai tidak panik.

" Langsung kamu susun ulang ya Jannah, dan jangan lupa beri tahu MC agar tidak salah memanggil"
" Iya za, klo gitu aku tak ke panitia acara yang lain tak, trus mengkonfirmasi MC juga"
" Ya udah sana"  usai Riza memberitahu Jannah terkait pergantian randown acara, Jannah langsung eksekusi mengingat acara akan segera dimulai.

Tak lama setelah itu Gus Aqil datang dan langsung di persilahkan menuju panggung yang telah di siapkan. Acara pembukaan pun telah usai serentetan acara OSABAR pun berjalan dengan lancar. OSABAR telah usai namun cerita tentang OSABAR masih tetap hangat dikalangan beberapa santri pasalnya ada kejadian yang menurut beberapa orang adalah hal yang unik

"lil ingat gak waktu OSABAR, gusnya cakep banget ya" ungkap Lila yang merupakan santri baru

" tapi tau gak Lil, katanya sih Gus Aqil sudah punya calon" ungkap Desi sembari berbisik.
" mosok wes duwe calon, jek nom ngono kok" sembari bertutur Jawa Lila cemberut.
Tak hanya santri baru sang pemilik wajah  bak  titisan dewa yunani pun masih memikirkan soal OSABAR.

"Melihat wajahnya lebih jelas ternyata lebih cantik dan meneduhkan hati, kok aku jadi memikirkan gadis itu ya, haduh kok selalu menghayal" tungkasnya sembari menghentikan angannya.

Perasaan kian tak menentu mulai mempermainkanku, sekelibat bayang akan wajahnya tak lupa menjadi fantasi dalam khayalku. Aku tak tau apa ini namanya, sekian lama aku mengkhayal maka semakin pula tumbuh keinginan untuk segera memilikinya.

" Nanti malam aku akan istikharah untuk memastikan perasaanku, setelah itu aku akan bilang ke Abah" ungkap dia sambil tersenyum. Setelah itu ia bergegas untuk pergi ke pondok untuk mengajar santri.

Semoga harapan berjalan berjalan beriringan dengan keinginan,  ya walau aku tau takdir tak bisa dipesan sesuai dengan keinginanku, aku hanya bisa mengikuti takdir yang telah ditetapkan dan digariskan oleh sang sutradara terbaik. 

Mohon maaf baru bisa update, karena banyak hal yang harus dikerjakan. Saya juga mohon komentarnya untuk cerita ini, kalau cerita diatas tidak bagus akan saya percepat cerita, tapi beda lagi kalau sahabat wattpad menginginkan Cerita ini untuk tetap berlanjut. Terima kasih, saya tunggu komentarnya.😀😀😊

Tolong ya komentarnya dan jangan lupa follow akunku... Klo banyak votenya sampai 50k dan komentarnya sampai 10k Dan followersku sampai 50 orang aku bakal rajin up dehhh. Dan tentunya  cerita-cerita yang lain juga bakal ke up juga. Makanya yukk bantu vote. Komen dan follow.... Terima kasihh banyak readers..... Love you full.....

Cinta Terhalang StatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang