"Za tadi kamu ada yang nyari loh dari pesantren" cetus Jannah pada Riza yang baru saja dari kamar mandi.
"Iya kah, siapa jan? Ada perlu apa katanya, kok aku jadi takut " seru Riza kaget, pasalnya dipanggil ustazah ada dua kemungkinan menurut Riza, antara dia buat kesalahan atau dia akan disuruh.
"Tadi sih ustadzah Fatimah berpesan, klo kamu dimohon segera ke pesantren, udah gitu aja. Ada apanya aku tidak tau za, soalnya pesannya gitu aja" kata Jannah sembari ngaca di lemarinya. Riza mulai lega setelah mendengan kelanjutan dari cerita Jannah, dan dia berasumsi kalau dia akan disuruh-suruh.
"Makasih banyak ya jannah" kata Riza sembari mengeringkan rambutnya yang masih basah, setelah itu dia bersiap-siap menuju kantor pesantren yang ada disebelah musholla, ujung barat.
" Ok za, sama-sama"
Riza ke kantor pesantren tanpa menggunakan alas kaki, ia berjalan melewati bancik (jembatan yang terbuat dari batu-batu, semen dan pasir lalu dibentuk kotak) yang berjejeran di setiap gang, bancik tersebut dibuat guna mempermudah para santri menjangkau setiap sudut pesantren wilayah Az-Zahra tanpa alas kaki.
"Assalamu'alaikum, ustadzah tadi katanya teman sekamar ada yang mencari Riza, ada apa ya ustadzah?"Ujar Riza mengatakan maksud kedatangannya bertandang ke kantor pesantren wilayah Az-Zahra.
"Oea tadi ustazah Fatimah cari kamu, coba aja langsung ke dalam" ujar ustadzah Zahra yang duduk di depan kantor pesantren Az-Zahra bersama pengurus pesantren lainnya.
"Terima kasih banyak ustadzah" kata Riza sambil tersenyum, dan mulai memasuki kantor pesantren Az-Zahra.
"Assalamu'alaikum ustadzah"Riza berucap pelan-pelan, takut menganggu orang yang dituju, pasalnya orang yang dituju sedang sibuk melihat tumpukan laporan, entah laporan apa itu, Riza tidak tau.
"Walaikumsalam, ehh Riza,, sini-sini duduk" ungkap ustazah menghentikan aktifitas mengecek laporan diatas meja sembari membuka kacamata yang bertengker diatas hidung mancungnya. Ia menyuruh Riza untuk duduk di bangku depan mejanya. Tanpa intro Riza langsung menyampaikan maksud kedatangannya.
"Gini ustadzah tadi Jannah anak kamar, memberi tahu bahwa ada pihak pesantren yang mencari saya, kiranya ada apa ya ustadzah?" Tanyanya penasaran.
Sedangkan ustadzah Fatima tersenyum, dia langsung bisa menebak kalau Riza kaget dengan panggilan tersebut.
"Kamu kaget ya za? saya hanya ingin mengabarkan bahwa Kami dari pihak pesantren sepakat untuk menunjuk kamu sebagai ketua panitia penerimaan santri baru Nurul mukmin pada periode 2019-2020, karena banyak dari kami yang sedang KKN, jadi kami tidak bisa mengurusi acara tersebut, kami anggap kamu bisa mengatasinya, karena biasanya kan kamu Yang mewakili kami ketika kami sibuk kamu za" ujar ustadzah Fatimah ke Riza, Riza hanya ngangguk-angguk membenarkan ustadzah Fatimah.
"Bagaimana za, apakah kamu bersedia?"
Riza termenung sejenak, ia berfikir karena itu adalah tugas yang sangat berat buat ia yang masih menduduki SMA kelas 3.
"Tapi ustadzah, Riza kan masih kelas 3 SMA, apa ia, Riza mampu diamanati hal tersebut, namun jika dirasa itu yang terbaik dan ustadzah sudah setuju,serta percaya sama Riza, insallah Riza bersedia"
"Sebelumnya kami udah merapaktan hal tersebut, dan kami sepakat menunjuk kami za, Jika kamu sudah setuju nantik kita rapat yaa, terkait teknis, penerimaan santriwati baru" kata ustadzah Fatimah sebagai kalimat penutup pertemuannya.
" Oo iya jangan lupa kabarin teman-teman yang kamu anggap bisa berpartisipasi, untuk ikut andil dan menjadi panitia, kami percaya kamu za, Dan bilang sama Meraka kalau nantik malam kumpul untuk rapat" imbuhnya.
" Iya ustadzah nantik Riza sampaikan ke teman-teman"tutur Riza seraya iya berpamitan untuk kembali ke kamarnya.
***
Seminggu selepasnya ustadzah Fatimah menyuruh Riza untuk mengadakan rapat dengan para panitia lainnya, guna fix sasi rundown yang telah dibuat. Setelah sholat jamaah isya', panitia penerimaan santri baru mulai berkumpul di pesantren wilayah Az-Zahra.
"karena semuanya sudah berkumpul maka akan saya buka rapat kali ini dengan bacaan suratul Fatihah, alfatihah....." Ustadzah memimpin doa demi kelancaran rapat tersebut.
"Selanjutnya saya akan serahkan rapat ini kepada ketua panitianya, kepada Riza saya persilahkan" ustadzah mulai memberikan wewenangnya untuk memimpin rapat ke pada riza.
" Assalamu'alaikum teman-teman terimakasih atas kehadirannya pada malam hari ini, malam ini kita akan membicarakan perihal alur orientasi santri baru serta teknis dan perlengkapan yang perlu kita lakukan dan sediakan" Riza mulai menuturkan agenda yang akan ia lakukan, tak terasa, rapat pun berada di penghujung, dan semua agenda dan teknis-teknis telah selesai di bahas, tinggal Riza melaporkan semua yang telah di bahas kepada Nyai Masruroh, selaku pembina wilayah Az-zahra, beliau adalah istri dari KH Hasyim Tirmidzi.
" Besok kamu langsung menemui Bu nyai ya" pesan ustadzah Fatimah ke pada Riza saat para panitia sudah meninggalkan tempat.
"Siap ustadzah, ba'da Dzuhur, selepas sekolah Riza akan menemui beliau" tanggapnya sembari berpamitan.
***
Semalam suntuk Riza tidak bisa tidur karena ini adalah kali pertama baginya bertanggung jawab atas acara yang sangat besar.
Keesokan harinya Riza menemui Bu nyai, walau di penuhi rasa khawatir pasalnya ia kurang berpengalaman menangani acara sebesar ini. ketika sudah sampai di dalem, ia langsung berucap dalam, dan langsung di temui Bu nyai,
"Waalikum salam, ada apa ya mbak" saut Bu nyai dan langsung menanyakan maksud dan tujuan riza.
" Saya Riza, saya berniat untuk melaporkan kegiatan Osabar tahun 2019-2020""Olah ya sudah masuk dulu mbak"
Riza mulai melaporkan dan merincikan hasil dari rapat semalam." Saya setuju-setuju saja dengan konsep yang di usung oleh panitia, tapi laporkan ke Abah dulu ya mbak" ungkap Bu nyai Masruroh yang sudah menyetujui rangkaian acara penerimaan santri baru. Beliau menyarankan Riza agar menemui KH Hasyim Tirmidzi selalu pengasuh ponpes Nurul mukmin Paiton Probolinggo.
Jangan lupa ya vote, komen dan follow, insallah penulis akan rajin update tulisan....... Kuyy lanjut ke part selanjutnya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Terhalang Status
RomansaJodoh adalah teka-teki yang sulit dipecahkan melalui akal sehat manusia. Kita hanya bisa berharap jodoh kita sesuai dengan keinginan kita, manusia tidak bisa mengintervensi jodoh, karena hanya tuhan yang mempunyai wewenang atas itu. Kisah yang begi...