Tidak ada yang tau apa yang akan terjadi dihari esok, semua adalah misteri. Kita sebagai mahluk yang beriman hanya bisa berdoa semoga hari esok datang sesuai dengan apa yang kita harapkan. Sebaik-baik nya sekenario adalah sekenario tuhan.
"Mas kita ke rumah sakit ya.." paksa Riza untuk yang kesekian kali ke pada suaminya yang sedang terbaring lemah.
"Dek, jangan terlalu menghawatirkan ku, aku tidak apa-apa kok, ituloh urusin Ical, dia lagi membutuhkan umminya, karena abinya tidak bisa menemaninya bermain" Riza cemberut mendengar penuturan suaminya.
"Tapi adek, mau nemenin mas, mau merawat mas, Ical lagi sama mbak sarah mas, izinkan aku menunaikan bakti ku kepadamu. Aku tidak mau menjadi istri yang durhaka karena tidak melayani suaminya yang sedang sakit" mendengar penuturan Riza Haikal langsung menarik Riza kepelukan nya. Tapi Riza menarik tubuhnya.
" Mas makan ya, setelah makan, adek panggilin dokter Hermawan untuk memeriksa mas" sewaktu suaminya mau angkat bicara, Riza langsung menutup mulut suaminya dengan telunjuk, sambil menggeleng
" Tidak ada penolakan mas, hari ini mas Haikal harus nurut adek ya"
Riza menyuapi suaminya dengan telaten, tampaknya cinta sudah melebur dalam hubungan keduanya. Sedangkan Haikal yang di suapi senyum-senyum merasakan perhatian istrinya yang semakin besar terhadapnya. Hingga tak terasa bubur pun telah habis di lahapnya, dan setelah itu riza membantu Haikal meminum obat.
" Mas istirahat dulu yak, adek mau ke dapur dulu sebentar" Riza ijin sembari membetulkan selimut Haikal.
"Ihh, mas kenapa kok senyum-senyum gitu" riza merasa aneh melihat suaminya yang tersenyum tidak jelas.
" Tidak apa-apa dek, mas hanya Bahagia memiliki istri secantik dan perhatian seperti kamu. Terima kasih ya, telah menjadi istri dan ummi yang baik buat aku dan ical" Riza berkaca-kaca mendengarkan ungkapan manis dari Haikal, Riza sangat sensitif dikehamilan yang kedua ini.
"Makasih juga mas, telah menjadi suami terbaik buat aku, telah bersabar menghadapi tingkah lakuku, Riza sayang mas Haikal" Riza menangis sambil memeluk suaminya yang sedang terbaring.
" Sudah jangan nangis, kelihatan Ical malu loh, masak adek mau saingan sama Ical," goda Haikal pada istrinya dan sambil mengelus kepalanya.
"Mas juga sayang adek, sayang banget"
"Klo kita pelukan terus, kapan adek mau cuci mangkoknya" kata Riza lugu, sambil melepas pelukannya pada suaminya.
Haikal tersenyum melihat tingkah laku Riza yang begitu menggemaskan buatnya.
Tuhan jika aku boleh memohon, maka aku memohon untuk diperpanjang usiaku, agar aku bisa terus membimbing rumah tangga sehingga bisa meraih surgamu bersamanya. Tutur Haikal dalam hati.
Sorenya terlihat sebuah mobil memasuki pekarangan pondok, dan keluarlah laki-laki dengan seragam putihnya.
"Assalamu'alaikum"
"Waalaikum salam, eh dokter Hermawan, mari masuk dok, suami saya di kamar"
" Sayang, kamu ambilin cemilan dulu ya buat dokter Hermawan" suruh Gus Haikal, dengan panggilan baru dan membuat pipi Riza memerah, Riza menganggukin perintah suaminya ia langsung pergi takut ketahuan suaminya.
Dokter Hermawan mulai memeriksa keadaan gus Haikal,
" Dok, saya kenapa? Penyakit apa yang ada ditubuh saya?" Tanya Gus Haikal penasaran" Maaf, sebelumnya, apa Gus mengalami sesak nafas, batuk dan juga diare?"
"Benar dok, beberapa hari ini saya mengalami hal tersebut"
"Gus, mohon maaf sebelumnya berat sebenarnya saya mengatakan ini,,,,"
"Tolong katakan dok, seberat apapun, semenyakitkan bagaimanapun saya akan terima penyakit ini, dan saya mintak tolong untuk tidak memberi tahu istri saya, dia sedang hamil anak kedua kami, karena saat ini dia sangat sensitif, saya takut hal tersebut berdampak pada bayi kami, selain itu saya tidak ingin membuat dia kepikiran tentang saya" Gus Haikal memotong perkataan dokter.
" Gus Haikal menderita paru-paru basah, dan keadaan ini sudah sangat fatal, sehingga harus dirujuk ke rumah sakit, agar mendapatkan perawatan yang lebih intensif lagi" tungkas dokter Hermawan.
Tak lama setelahnya Riza datang dengan membawa minuman dan cemilan untuk dokter Hermawan.
" Mohon maaf dok lama, jadi bagaimana keadaan suami saya?" Dokter Hermawan melirik Gus Haikal yang sedang berbaring lemas di tempat tidur.
" Ahh sayang, mas kagak papa kok, cumak kecapekan, iya kan dok?" Gus Haikal mintak dukungan kepada dokter. Dan dokter hanya mengangguk untuk persetujuan.
"Syukur deh kalau mas tidak apa-apa, aku khawatir pada keadaan mas, setiap harinya aku lihat mas tambah kurus"
" Sayang kamu jangan banyak kepikiran, kasian anak kita, hidupnya bergantung pada kamu, jadi kamu harus selalu bahagia, dan mas sudah tidak sabar untuk menyambut kedatangannya" ungkap Gus Haikal sembari mengelus perut buncit Riza. Sedangkan Riza kembali blusing, ia menunduk takut ketahuan suaminya
Sedangkan dokter Hermawan tersenyum melihat kemesraan keduanya. Dan dokter Hermawan undur diri, sebelumnya dokter telah memberikan beberapa resep obat untuk segera ditebus di apotik.
" Oea sayang menurut prediksi dokter, kapan anak kita akan lahir?"
Gus Haikal selalu membangun komunikasi dengan Riza sebelum tidur.
" Menurut prediksinya sih, dua Minggu lagi mas"
" Kamu sudah melakukan USG?" Dan Riza menggeleng.
" Sayang aku boleh mintak sesuatu tidak ke kamu" Riza menatap Haikal lama, lalu tersenyum
" Boleh lah mas, apa sih yang tidak buat kamu"
" Aku ingin jika anak kita laki-laki kamu berinama " Faisol Zakaria al Munir ya
Dan jika perempuan aku kamu memberinya nama Faizah nur Laila Al Munir satu lagi sayang ketika suatu saat maut memisahkan kita jangan sedih ya, tetep semangat buat anak kita, dan aku ingin kamu memperjuangkan cinta pertamamu. Aku tau kamu sempat memiliki rasa pada Aqil"Riza terserentak mendengarkan penuturan suaminya,
"Mas bicara apa sih, adek gak mau ngasik nama anak kita, karena yang berhak ngasik nama ialah mas selaku ayah mereka, dan mas tidak akan kemana-mana, kita akan selalu bersama sampai maut memisahkan kita, dan adek mohon jangan ungkit masa kelam itu lagi, karena cinta Riza hanya buat suami Riza sekarang sampai selamanya".
Riza menangis tersedu-sedu, akhir-akhir ini dia sangat sensitif sekali."Udah jangan nangis mas disisi adek kok, tapi kita tidak pernah tau takdir tuhan dek, kita hanya menjalankan apa yang digariskan pada kita, dan kita sebagai manusia hanya bisa memohon dan meminta yang terbaik"
Ungkap Haikal bijak sembari mengelus rambut sang istri.Mereka larut dalam suasana yang begitu mengharukan.
Gus Haikal tersenyum mendengar dengkuran halus dari istrinya, lalu ia mencium kening istrinya. Maafkan mas ya dek, belum bisa menjadi suami yang terbaik dan Abi yang terbaik buat Ical. Semoga tuhan memberikan kesempatan lebih lama padaku untuk selalu membuatmu tersenyum bahagia, hingga rambut memutih selamanya.
Mohon maaf ya lama update, hehehehe, mintak tolong dong di vote dan dikomentari. Aku bingung mau buat ending dari cerita ini. Kritik dan saran dari kalian semua sangat aku butuhkan untuk melanjutkan kisah dari cerita ini. Have a nice reading....😍😍😘😘
Jangan lupa untuk membaca ceritaku yang lain, insallah tidak kalah bangunnya dari cerita ini kok....
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Terhalang Status
RomanceJodoh adalah teka-teki yang sulit dipecahkan melalui akal sehat manusia. Kita hanya bisa berharap jodoh kita sesuai dengan keinginan kita, manusia tidak bisa mengintervensi jodoh, karena hanya tuhan yang mempunyai wewenang atas itu. Kisah yang begi...