Kepergian

964 45 4
                                    

Mohon maaf ya readers baru update, kemarin mode lagi hancur, jadi males mau nulis.. hehhehehe.

Keesokan harinya Riza mondar mandir didepan kamar dalam keadaan sudah rapi,

"Riza itu kenapa Tan, kok mondar-mandir kayak setrikaan gitu" tanyak Ulfa kepo ke intan yang notabenenya sahabat Riza.

"Tauh tuh, aku juga tidak faham dia kenapa" ketus intan sambil melihat Riza yang sedang mondar-mandir.

" Ohhh... Apa mungkin itu gara-garanya" ujar Ulfa heboh, serasa menemukan jawaban atas kelakukan Riza.

"Kenapa sihh faa?" Tanyak intan penasaran.

"Gini tan kemarin sehabis aku dari kamar mandi, aku ketemu mbak rita, katanya sih nyarik Riza, tapi apa hubungannya yakk..? Ujar langsung berpikir.

Setelah mengetahui hal itu, intan langsung bergegas nyamperin si Riza, untuk menanyakan ada apa gerangan.

"Za,,,," gertak intan ke bahu Riza.

"Kamu kenapa tidak biasanya kamu kayak gini, kayak ayam kehilangan induknya tau gak," intan tertawa mencoba menghibur Riza.

" Kamu bikin aku kaget aja tau Tan, duduk depan pendopo yukk, aku mau mintak pendapatmu" Riza menggeret intan untuk menuju pendopo sedangkan intan hanya pasrah saja dengan kelakuan Riza.

"Gini tan, kemarin mbak rita nyamperin aku, katanya mbak Rita, Gus Aqil mau ketemu aku, buat jelasin semuanya, tapi aku bingung Tan mau kesana apa tidak, aku kapok Tan, gara-gara surat aja aku wes dihukum apalagi ketemu, tapi mbak Rita bilang Abah sama ummi sudah tau kalau Gus Aqil mau ketemu sama aku" Riza gelisah sambil bercerita ke intan soal yang dialaminya.

"Kalau menurut aku ya za, kamu temuin Gus Aqil, dengerin penjelasan dia, dan buatlah keputusan yang terbaik, buat kalian berdua, itu sih saranku za, Soalnya kalau kamu tidak datang, berarti kamu lari dari masalah, dan itu tidak baik" ucap intan bijak.

" Ia Tan, makasih banyak ya saranya, aku ke dalem dulu, mau nemuin Gus Aqil" Riza menepuk bahu intan lalu berdiri dan langsung bergegas pergi menuju dalem.

" Assalamu'alaikum, mbak tari, ada mbak Rita tidak...?" Tanyak Riza kepada salah satu mbak-mbak dalem.

" Waalaikum salam,,, bentar ya mbak, Rita lagi nganterin teh ke Gus Aqil, tungguin aja mbak, bentar kok.!" Perintah mbak dalem lalu Riza duduk di kursi yang ada di dapur, sambil ngeliatin mbak-mbak dalem lagi ngupasin sayur.

"Ehh Riza, sudah lama za..?" Tanyak mbak Rita dan memberi kode ke Riza agar mengikutinya, mereka pun bergegas menuju dalem, disitulah Gus Aqil sedang duduk dan membaca kitab Fathul Mu'in.

"Assalamu'alaikum Gus, ini mbak Riza sudah datang" ujar mbak Rita pelan dan mbak Rita mau bergegas untuk pergi namun Gus Aqil menahannya.

" Waalaikum salam, mbak Rita mau kemana, mbak Rita harus nemenin kita, agar tidak ada fitnah, mbak"ucap Gus Aqil bijak.

Lalu mbak Rita dan riza
pun masuk kedalam dan duduk di kursi yang telah di sediakan.

" Sebelumnya saya minta maaf yang sebesar-besarnya za, tidak ada maksud buruk dari saya atas surat itu, saya hanya ingin mengenalmu lebih dalam, tapi saya sadar cara yang saya gunakan salah, jadi mohon maafkan saya" jelas Gus Aqil menatap Riza yang sedang menundukkan kepalanya.

" Bicaralah za, saya akan terima, tapi tolong jangan membenci saya atas kejadian itu" tambah Gus Aqil, dan Riza masih betah dengan posisinya.

" Enggeh Gus boten nopo-nopo" tanggap Riza, pendek.

" Za saya ada niat serius sama kamu, tapi Abah nyuruh saya untuk ke Mesir untuk melanjutkan studi disana, apakah kamu bersedia menungguku?" Purau Gus Aqil menjelaskan maksud baiknya.

Cinta Terhalang StatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang