Kenangan yang menggenang

866 47 3
                                    

Orang yang merugi adalah orang yang saling membenci  dan terlalu mencintai,karena cinta dan benci bagaikan benang tak kusut mata, namun bisa melukai mereka yang terlena.

Pernikahan Gus Aqil dan Ning salsa tinggal menghitung minggu. Gus Aqil menjalani kehidupannya seperti biasa, namun bayangan akan cinta lamanya tidak bisa ia musnahkan begitu saja.
Sekelebat bayangan akan Riza selalu menghinggap di pelupuk matanya.

Keesokan harinya Gus Haikal sekeluarga ke pondok pesantren Nurul Mukmin, untuk sekedar bersilaturahmi. Apalagi istrinya mengatakan sangat merindukan kawan-kawannya.

"Assalamu'alaikum" salam kedua ia ucapkan, namun tak kunjung aja yang menanggapi. Setelah menunggu beberapa menit mas dalem membukakan pintu, dan menyuruh Gus Haikal untuk duduk menunggu Gus Aqil, karena Abah sama ummi lagi pergi ke rumah Gus Azmi.
Tak lama menunggu, Gus Aqil terlihat dari pondok putra membawa kitab Riyadus Sholihin.

"Ehh ada mas haikal, udah lama mas?"

"Baru aja qil, habis ngajar?" Gus Aqil mengangguk sebagai jawaban.

"Dia siapa mas?" Selidiknya penasaran,karena sorot matanya seperti tidak asing bagi Gus Aqil.

"Dia putraku qil, namanya Faisal Maula Munir. Bisa dipanggil Ical, Salim dulu nak sama om" anak itu menuruti perkataan abi nya. Sedangkan aqil tertegun,melihat anak dari mantan calon kekasihnya.

***

Ditempat lain, Riza sedang bercengkaraman dengan sahabatnya, untuk melepas rindu. Semenjak Riza berstatus sebagai seorang istri, ia memutuskan untuk berhenti mondok, dan tidak melanjutkan studinya.

Di pondok hanya tersisa intan, itupun karena dia menikah dengan ustad yang ngajar di SMA yang dinaungi pondok sehingga ia pun turut mengabdi mengajar di pondok.

"Sudah lama banget ya za, Kita gak ketemu"

"Iya tan, Aku juga kangen sama kamu" kata Riza sembari memeluk sahabatnya itu.

" Ehh Bentar, kok kamu bisa ke sini?"

"Iya, karena aku kangen kamu, trus tadi Aku tadi mintak izin ke mas haikal untuk langsung ke sini, karena rinduku sudah tidak bisa menunggu" canda Riza sembari tersenyum.

" Yeee bilang aja kamu takut ketemu Gus aqil" ujar intan sembari cekikikan, dan ucapan  intan membuat Riza terdiam seketika. ia menghentikan tawanya.

"Maafin aku za, bercandaku keterlaluan ya..."

"Tan aku pengen cerita, sudah terlalu banyak beban, dan aku tak sanggup untuk menahannya sendiri"

"Ceritakanlah za, jika itu bisa mengurangi beban mu"

"5 tahun berjalan begitu cepat Tan, namun bayangan Gus aqil tak kunjung enyah dari hati dan fikiran ku. terlalu banyak dosa yang aku perbuat terhadap suamiku, karena Aku belum bisa mencintainya secara utuh Tan, walau pun  kami telah memiliki buah hati yang sangat tampar, lucu dan penurut" Riza tertawa sumbang
Riza melanjutkan ceritanya

Flashback

"Setelah akad usai dijalankan, hari-hari yang aku jalani setelahnya terasa begitu lama. kami tidak seperti pasangan dilanda asmara diawal pernikahan, tidak ada malam pertama. Namun ia memperlakukan ku dengan baik, walaupun aku tidak memenuhi haknya. Sehari-hari aku hanya termenung menyesali tindakan yang aku ambil begitu tergesa-gesa.

Sewaktu ketika,  pertanyaan ummi begitu mengagetkanku.

"Nak, gimana sudah ada tanda-tanda kehamilan belum?, kan kalian sudah 2 bulan menikah"  aku begitu tertohok dengan pertanyaan itu, seketika aku menjadi gelagapan.

Cinta Terhalang StatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang