Kebingungan

1.3K 67 14
                                    

  Setelah kepergian KH Hasyim dan Bu nyai Masruroh, Riza keluar membawa Faizah yang baru bangun dari tidurnya.

"Bu nyai Masruroh sama pak nyai Hasyim, sudah pulang gheh mi?

"Iya tadi masruroh karo Hasyim buru-buru, katanya takut kemaleman" ungkap Bu nyai Riris  ala kadarnya. tatapannya langsung beralih pada cucunya yang menggemaskan itu.

"Ehhh, cucu eyang sudah bangun, tohh...!" Mengambil alih Faizah dari gendongan Riza, sembari mencium pipi gembul cucunya tersebut.

"Faisal dimana za?"

"Faisal Sedang bermain mi dengan mbak Sarah"

"Za, Ummi boleh ngomong sama kamu nantik selepas sholat isya'?"

"Enggeh mi,"

"ya,,, sudah kalau begitu kamu mandiin Faisal aja dulu, biar Faizah sama ummi, kalau mandi kemaleman takut dianya masuk angin"

"Enggeh mi, Riza langsung membawa Faisal, yang  sibuk dengan mainannya"

" Mi, Ical mau cekolah, kayak kayak mbak Dinda" kata Ical ketika sedang di mandikan sama Riza.

" Iya, nantik Ical juga sekolah kayak mbak Dinda" Dinda merupakan anak dari Maimunah (saudara kandung Riza) dan mas Yusril.

" Ical mau cekolah, besok ummi, Ical mau dianterin Abi kayak mbak Dinda, Ical kangen Abi umi" rengek nya pada Riza, sedangkan Riza mematung mengetahui permintaan anaknya tersebut.

" Umi jangan nangis,  Ical tidak mau cekolah deh, klo umi nangis" oceh putra Riza tersebut, sedangkan Riza terpaksa tersenyum dengan ocehan putranya.

"Ical kangen Abi,,,?" Ditanggapi dengan anggukan oleh Ical

" Nantik kita ke makam Abi ya sama dek faiza" tutur Riza sedih sembari meneteskan air mata, Ical menghapus air mata yang jatuh dari pelupuk mata Riza.

" nak,,,,, Abi sudah tidak sama kita lagi, Abi tidak bisa gendong Faisal lagi, nyuapin Faisal atau nganterin Faisal ke sekolah, Abi sudah pergi jauh nak.. Abi pergi ke tempat yang sangat indah,, dan menunggu kita disana" jelas Riza menjelaskan pada anaknya.

" Kalau pergi ke tempat yang indah, kenapa Abi tidak ngajak Faisal, dek Faizah  dan umi, kenapa Abi pergi sendiri umi"
Mendengar pertanyaan anaknya, Riza bingung mau jawab apa.

" Intinya Abi tidak bisa ngajak kita, karena Abi sayang Faisal, Faizah dan umi, Faisal sayang Abi tidak?"

" Faisal sayang banget sama Abi"

" Kalau Faisal sayang abi, Faisal doakan Abi ya" putranya mengangguk, dan Riza segera menarik putranya yang telah selesai di mandikan kepelukannya.

"Faisal harus jadi laki-laki yang kuat, Sholeh, ngelindungin adeknya, dan buat bangga Abi ya nak,, ya" nasehat uminya pada Faisal yang masih dalam dekapan Riza.

"Habis ini Faisal sholat ya, ajak dek faizah , nantik sholat sama kakek yah, soalnya umi lagi tidak bisa sholat" kata Riza memberikan pengarahan pada putranya, dan putranya hanya mengangguk dan bergegas ke kamar eyang Riris.

Selepas kepergian Faisal Riza menangis, memikirkan keluh anaknya tersebut,
" Mas aku rindu, anak-anak juga rindu mas Haikal, kenapa mas Haikal pergi begitu cepat, Riza belum bisa menjadi istri yang baik buat mas Haikal, Riza belum bisa membalas semua kebaikan mas Haikal..  Riza kangen mas"  ujar Riza sendu sembari mengeluarkan tetes demi tetes dari pelupuk matanya.

Kepergian Haikal merupakan kepedihan mendalam bagi Riza, Riza yang baru mencintai suaminya namun ia harus merasakan ditinggalkan saat lagi sayang-sayangnya, Namun Riza mencoba tegar dan kuat, mengingat ada anak-anak yang harus ia besarkan  dengan kasih sayang yang besar tanpa figur seorang suami.

Cinta Terhalang StatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang