Semua telah Usai

824 44 6
                                    

Menjadi bagian hidupmu adalah kemauan ku....
Menjadikanmu makmum ku itulah harapan terbesarku....
Dan aku yakin kamu pun memiliki keinginan yang sama seperti diriku....
Namun,sekuat apapun kita berharap takdir berpihak, ada tuhan maha tetap...

Hari ini begitu indah, cuaca nampak bersahabat, matahari pun  bersinar cerah seperti ikut merayakan kebahagian yang dialami Gus aqil, senyum merkah terpancar dari bibirnya setelah mulai menginjakkan kaki di bandara Juanda Surabaya. Ia di sambut keluarganya yang menjemput..
Ummi masruroh memeluk putranya begitu erat,  meluapkan kerinduannya melalui pelukan pada putra semata wayangnya.

"Lee, kamu kok kurus, di Saudi Arabia kamu  makan kan?" Tanya ummi dengan polos.

"Ya makanlah ummi, kan Abah mengirimkan uang setiap bulannya" timpal Abah dari belakang

"Ummi tanya Aqil, kok Abah yang menjawab" ia melirik suaminya, sedangkan sang anak yang menyaksikan kemesraan tersebut hanya terkekeh geli.

"Ummi, Aqil makan kok disana, kalau tidak makan, mana mungkin Aqil bisa berdiri dihadapan ummi sekarang" Gus Aqil tersenyum kepada ummi yang sudah lama ia rindukan.

" Tapi kok kamu tinggal tulang begini, kamu makan apa coba?"

"Ummi, sudah jangan banyak ditanya dulu, kasian putra kita, pasti dia capek, ingin segera beristirahat" kata abah menanggapi pertanyaan ummi, sedang ummi hanya cemberut, mendengar perkataan suaminya.

Perempuan lebih mengedepankan rasa, sedangkan laki-laki lebih mengedepankan rasionalitas, jadi wajar ketika terjadi sesuatu pada anak atau keluarganya  yang akan  khawatir  adalah seorang ibu  atau perempuan.

Diperjalanan menuju rumah Gus Aqil dihadapkan pada sejuta pertanyaan dari ibunya, sedangkan abah nya hanya  geleng-geleng.

"Mi sudah, jangan di tanya terus aqil nya. Tuh liat anaknya kelihatan capek jawab pertanyaan ummi"

"Kamu capek Lee, Dengerin pertanyaan ummi?" Sedangkan yang ditanya hanya tersenyum, sebagai jawaban. Aqil senang umminya nampak berbeda dari terakhir ia bertemu. Hubungan abah dan umminya pun  terlihat lebih harmonis, hal itu terlihat dari beberapa joke yang dilakukan oleh keduanya.

Perjalanan dari Surabaya ke Paiton Probolinggo membutuhkan waktu 3 jam.
Penyambutan kedatangannya dirumah tak kalah ramainya. Terlihat keluarga Gus azmi dan Ning Syifa.

"Om Aqil, bawak oleh-oleh gak buat Fatir?" Tanya keponakan  yang sudah duduk di bangku 3 SD.

" Iya om, punya oleh-oleh buat ponakan om tersayang ini" ucapnya sembari menuntunnya untuk masuk kedalam rumah.

Hari-hari berjalan seperti biasanya. Namun ada yang tak biasa dalam diri aqil, hatinya terus gelisah,gundah, membuat Aqil tidak tenang. Inginnya menanyakan kemana gadis pujaannya tapi ia malu untuk itu. Ia belum bisa memberikan Riza kepastian. Ia masih merasa belum pantas untuk itu.

Ketika Gus aqil membaca buku ulumul hadist  yang  dia beli di Gramedia Probolinggo tadi siang, ia menemukan salah satu hadis yang begitu menohok nya "Rasulullah SAW bersabda: seburuk-buruk kalian adalah yang tidak menikah,dan sehina-hina mayat kalian adalah orang yang tidak menikah. (HR. Bukhari).

Gus Aqil POV

Setelah membaca hadits itu, aku merasa tersindir sehingga menumbuhkan keinginan  menyegerakan niatku untuk mengkhitbah nya.

Cinta Terhalang StatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang