Rasa Tidak tepat

998 48 1
                                    

Selepas dimarahin abah atas apa yang ia perbuat, Gus aqil belum keluar dari kamarnya ia merasa bersalah pada Riza, ia juga merasa jadi anak yang kurang baik buat orang tuannya.
"lee... Keluar Lee,,, ayok maem, wes ditungguin abah mu" panggil wanita paruh baya kepada anaknya yang tidak mau membuka pintu setelah dimarahin ayahnya.

" Enggeh mi, habis ini aqil keluar" saut suara didalam tanpa membukakan pintu untuk ibunya.

Sang ibu tak ambil pusing, iya segera nyamperin suaminya yang ada di ruang makan

" gimana mi, mana Aqil?" Tanyak Kiai Tirmidzi, penasaran karena istrinya sendirian.

" Iya Habis ini katanya bah"kata sang istri yang terlihat sibuk menyendok kan nasi dan lauknya ke piring suaminya.

" Bah segini cukup, lauknya mau apa lagi bah"

" Jagung goreng, sama tempe aja mi" sang istri memberikan piring yang berisi nasi berserta lainya.

tak lama kemudian datanglah Gus Aqil langsung menyendok kan nasi beserta lauknya ke piring yang telah di siapkan.

Abah dan uminya hanya saling pandang melihat kelakuan Aqil, setelah aktivitas makan mereka selesai mereka tak langsung pergi dari tempat makan.

" eeehhm... Kil, mumpung kita lagi ngumpul, kamu ceritakan semua ke Abah sama umimu ini, agar kami tidak salah faham atas tindakanmu nak, maafin Abah, kalau tadi siang Abah terlalu kasar padamu, Abah kebawa emosi mendengar kelakuan kamu" ucap Abah Tirmidzi tegas ke anak buntutnya.

"Ia nak, ummi kepikiran dari tadi siang" ujar ibunya sambil mengelus rambut anaknya, gus Aqil mengambil nafas dalam.

"gini mi Abah, setiap malam Aqil bermimpi perempuan itu, dan ada niatan Aqil untuk mencarinya, Aqil bertemu dia pada waktu ia mau konfirmasi soal OSABAR, dan pada saat itu ada rasa ingin mengenal lebih dalam dan rasa ingin memiliki. Aqil tau kalau Aqil salah, tidak seharusnya Aqil melakukan tindakan sebodoh itu tanpa memikirkan konsekuensi di belakang" jelas Gus Aqil sembari menundukkan kepalanya.

" Hmmm.. kamu gak salah Lee,setiap orang pasti mengalami yang namanya mencintai, tapi kamu harus bisa menahan hasrat itu. Saat ini bukanlah hal yang tepat, untuk memiliki seseorang bermodal cinta itu tidak cukup. Lee kamu itu adalah anak terakhir, yang Abah andalkan untuk meneruskan untuk keberlangsungan pondok pesantren ini, nasib pesantren ini ada di tanganmu Lee, menjalin hubungan dengan wanita  bukanlah waktu yang tepat, Lee Abah sudah mendaftarkan kamu di universitas Islam Madinah di jurusan ilmu hadits, karena menurut Abah kamu cocok di jurusan itu, Abah hanya ingin yang terbaik buat anak-anak abah tak terkecuali kamu" jelas Abah sambil mengusap-usap punggung Gus Aqil.

sedangkan umi Masruroh tersedu-sedu mendengarkan penuturan anak dan suaminya.

" Jika dengan hal itu bisa membuat Abah dan umi bahagia, akan Aqil lakukan"

"Jadi kapan Aqil harus berangkat ke Saudi Arabia bah?" Tanyanya terdengar purau.

" Kamu kesana pada bulan April semester genap, tahun ajaran 2020" ujar Abah tak kalah purau dengan anaknya.

Melihat itu semua umi menangis meraung-raung, sehingga menarik perhatian Abah untuk memeluk sang istri.

" Sudahlah lah mi, mungkin ini yang terbaik buat kita semua, yang sudah terjadi biarlah terjadi dan kita jadikan pelajaran untuk melangkah ke depan" jelas Abah dengan bijak.

"Tapi bah, bolehkah Aqil bertemu Riza untuk terakhir kalinya untuk menyelesaikan ini semua bah?, karena ini semua berawal dari tindakan Aqil, jadi Aqil juga yang harus mengakhiri" tanya aqil dengan suara bergetar.

" Ia Lee Abah izinkan, sana selesaikan masalahmu, tapi jangan surat-suratan lagi. Temuilah dia sewajarnya, dan jangan menimbulkan fitnah" nasehat Abah untuk anak bungsunya.

***

Gus Aqil meminta mbak Rita untuk mengajak menemui Riza dan meminta Riza untuk menemuinya di dalem.

" Mbak Riza kemana ya fa? Kok tidak ada di kamar" tanyak Rita ke Ulfa yang baru datang dari kamar mandi.

" mungkin lagi di koprasi kali, ehhh mbak Rita tau hubungannya Gus Aqil dan Riza tidak, sumpah Gus Aqil memang awesome, sudah ganteng, pinter, baik pula... Idaman banget pokoknya dehh,, soalnya aku denger Gus Aqil yang nolongin Riza agar bisa lepas dari ta'ziran.. enaknya yaa jadi Riza, coba aku yang digituin mau di ta'zir kalau ujungnya di tolongin Gus aqil" Ulfa membayangkan sambil senyum-senyum geli.

" Mimpi kamu ul, sudah-sudah bangun dari mimpimu... Gak baik mimpi lama" ledek mbak Rita.

" Aku kesini untuk mencari Riza bukan mau gosip sama kamu" jelas mbak Rita menyikapi tingkah Ulfa.

" yeee.... Mbak Rita bilang aja kamu juga jelous toh?" tanya Ulfa ke mbak Rita sewot.

" Mana ada mbak jelous, mbak cuma heran kok bisa kamu bermimpi memeluk angin, ya tidak kesampaian lah" ledek mbak Rita sambil tertawa.

"Sudah-sudah aku mau nemuin riza, itu dia orangnya" putus mbak Rita yang melihat Riza berjalan sambil menundukkan kepalanya. Dan Ulfa terlihat kesal diledek mbak Rita.

" Za... Za.." panggil mbak rita yang duduk di pendopo.

"Sini za..." Sambil melambaikan tangannya Riza melihat mbak Rita melambaikan tangan, lalu ia bergegas untuk menyamperin mbak Rita.

" Ada apa mbak, ada yang bisa Riza bantu" tanyanya sendu, karena ia sudah menduga pasti ada kaitannya dengan Gus aqil.

" Za maafin mbak ya, coba mbak tidak membantu Gus Aqil kamu tidak akan begini" purau mbak Rita menyampaikan maafnya ke Riza.

" sudahlah mbak tidak ada yang perlu di salahkan dalam hal ini, kita sama-sama salah, yang penting kita tidak mengulangi kesalahan yang sudah-sudah" ucap Riza dengan bijak dan mencoba untuk tersenyum.

" Kamu kok tegar banget sih za, pantes aja Gus Aqil jatuh hati sama kamu, wong kamu nya baik banget" gurau mbak Rita mencoba menghibur riza, dan ia hanya menanggapin dengan senyuman sedih.

"Oea za Aku mencari kamu memang diutus Gus Aqil, untuk menemuinya di dalem, tapi kamu tenang aja za, Kali ini aman kok,,,abah sama umi mengetahui, jadi tidak akan salah faham lagi" ada jelas mbak Rita.

Riza Umami ngambil nafas dalam.

" Mbak,,,,, Riza mohon maaf sebelumnya, bukan Riza tidak mau memenuhi undangan Gus Aqil mbak, tapi riza sadar semua ini salah dan tidak seharusnya terjadi. Jadi mohon maaf mbak" jelas Riza dengan suara bergetar lalu menundukkan kepalanya.

"Penuturan mbak tadi cukup jelas za, Dan mbak tidak mau memaksa kamu, mbak hanya ingin yang terbaik buat kamu za, jangan biarkan masalah ini berlarut-larut, mbak percaya kamu bisa menyelesaikan ini semua, mbak hanya menyampaikan apa yang harus mbak sampaikan za, kamu mau kesana atau tidak itu semua terserah kamu. Keputusan ada ditangan kamu za" jelas mbak Rita panjang lebar sambil mengelus punggung Riza lalu beranjak pergi.

Terdengar tangisan purau dari bibir Riza.

Entahlah keputusan apa yang harus aku ambil,

Hello readers,,, maaf ya konfliknya kurang greget.. maklumlah aku hanyalah penulis pemula yang mencoba berkarya, dan m ngisi waktu luang dengan menulis mengabadikan memory.. please komen ya.. dan berilah vote kalian... Have a nice reading

Cinta Terhalang StatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang