Memperjuangkan

118 14 3
                                    

  Kamu boleh memilih menikah dengan siapa, namun kamu tidak bisa menentukan cintamu akan berlabuh pada siapa, karena menikah adalah nasib mencintai adalah takdir

itulah sepenggal kalimat Mbah suji yang selalu aku ingat.

Setelah menimbang-nimbang yang dikatakan umminya, Gus Aqil mulai melakukan istikhara  untuk memohon petunjuk ke pada yang maha pemberi kehidupan.

Setelah dirasa menemukan jawaban atas segala doa-doa yang dipanjatkan, Aqil bertekad untuk menyampaikan keinginannya pada sang ummi.

"Ummi,,," sapanya ketika umminya berjalan menuju kamar mandi untuk ambil wudhu di jam 2 dini hari.  Dan ummi masruroh pun terlihat kaget mendengar panggilan anaknya.

" Masyaallah Lee, kamu ngagetin ummi aja"

"Ummi,,, Aqil boleh mengganggu waktunya ummi, setelah sholat?"
Tanyanya, sedangkan sang umi hanya tersenyum.

"Iya nantik ya, ummi tak sholat dulu" putus ummi Masruroh dan melanjutkan tujuannya menuju kamar mandi untuk ambil wudhu.

Setelah sholat ummi ke ruang tengah, dimana  Aqil sudah mondar-mandir kayak orang tidak tenang.

"Kamu ngapain Lee, kok kayak setrikaan gitu" Gus Aqil segera duduk di kursi ruang tengah ketika ia melihat umminya dengan mukenah yang masih melekat di badannya.

"Ada apa Lee, kelihatannya penting banget, sampai mondar-mandir gitu" sedangkan Aqil hanya tersenyum mendengar sindiran umminya.

"Gini Mii, Aqil sudah mempertimbangkan dan bahkan sudah sholat istikharah, tentang tawaran ummi untuk melamar Riza, Aqil kira inilah saatnya Aqil memperjuangkan apa yang belum sempat Aqil perjuangkan"

" Apakah kamu sudah yakin Lee, akan keputusan kamu ini, karena dengan kamu menikahi Riza kamu juga harus menerima kedua anaknya"

"Insallah, Aqil sudah yakin mii, dan Aqil akan mencoba menjadi ayah sambung yang baik bagi Faisal dan Faizah, Aqil mohon restu dari Abi dan ummi"

"Ya lee, Ummi setuju, nantik ummi akan kasik tau abi dan lusanya kita bisa langsung mengadakan lamaran"

Keesokan harinya ummi memberi tahu suaminya tentang niat baik putranya tersebut, dan KH Hasyim setuju dengan hal itu.

Setelah mendapatkan persetujuan dari sang suami, perihal keinginan anaknya tersebut, Bu nyai masruroh langsung memberitahu kabar penting tersebut via telfon pada kakak iparnya, yang tak lain adalah mertua riza.

"Assalamu'alaikum, mbak yu"
"Waalaikum salam, ada apa ruroh, tumben kamu nelvon mbak mu iki, pasti ada kabar penting iya kan"

"Hehehehhe, mbak yu  tau aja, gini mbak yu, tadi Aqil mengutarakan niatnya untuk mengkhitbah Riza, untuk jadi pendampingnya dan menjadi abah sambung bagi faizah dan Faisal, menurut mbak yuu bagaimana?"

" Yoo mbak yuu seneng toh ruroh, apalagi cucu mbak yu mu ini bakal ada yang jagain, apalagi yang jagain ponakan sendiri lagi.. pasti senenglah" ungkap Bu nyai Riris dengan tenang, walau hatinya teriris mengingat anaknya yang telah tiada.

" Kalau begitu, mbak yu bisa menemani kami untuk sowoan ke rumah Riza, sekalian menghitbahnya ke pada kedua orangtuanya?" Ujar ummi Riris menggebu-gebu.

" Insyallah, nantik mbak Temanin, memangnya kapan rencananya dan apakah Riza sudah tau kabar ini?"

" Rencananya lusa, namun Riza belum mengetahui maksud kami ini mbak yuu, dan saya berniat mau minta tolong mbak yuu, untuk mengabarkan kepada Riza tentang maksud baik kami ini"

" Iya nantik mbak yu kabarin ke Riza, semoga tuhan melancarkan apa yang menjadi niat baik kita semua, sudah dulu ya ruroh mbak mau menemani faiza, nantik mbak beritahu Riza dan segera memberi kabar padamu"

"Iya Terima kasih banyak mbak yu, assamulaikum" ummi Riris menutup sambungannya.

"Waalaikum salam"
Semoga ini adalah yang terbaik buat menantu, keponakan dan cucu-cucuku, kamu yang tenang disana ya Lee, insallah putra dan putrimu dijaga oleh orang baik" ujar ummi Riris dalam hati seusai mendapatkan telfon.

Ummi Riris langsung menuju ke kamar Faizah dan kebetulan Riza sedang menenangkan putrinya yang lagi rewel tersebut.

"Cucu, Oma kenapa, kok nangis sini gendong ke Oma" langsung mengambil Faiza dari gendongan Riza.

" Kamu mandi dulu sana, biar Faizah sama ummi dulu, oea nantik ummi mau ngomong sesuatu sama kamu nduk"

"Enggeh ummi" Riza langsung mengiyakan ucapan mertuanya.

" Ayoook faizah main boneka sama Oma dulu" bayi yang berumur 2,5 tahun itu langsung diam seketika, setelah mendengar ajakan Omanya tersebut.

Tak terasa faizah pun mulai bosan dengan permainannya, lalu iapun tertidur dalam pangkuan omanya.

Sewaktu Riza mau menidurkan Faizah, terlihat Riza baru saja menyelesaikan sholat Dhuhanya.

"Faiz sudah tidur ummi?" Tanya Riza ketika melihat putrinya terlelap dalam gendongan mertuanya.

"Iya nih, mungkin tadi dia rewel karena masih ngantuk" timpal ummi Riris. Sedangkan Riza berjalan ke arah mertuanya berdiri lalu mengambil putrinya dalam gendongan untuk menaruhnya di tempat tidur.

" Nduk, habis ini ke ruangan tengah ya, ummi sama Abah mau ngomong sama kamu" Riza tersenyum lalu menganggukan kepalanya.

Telihat ummi Riris sedang duduk santai di ruang tengah.
" Maaf ummi tadi Riza ke mbak sarah dulu untuk melihat keadaan Faisal"
" Gak papa nduk, sini duduk ada yang mau ummi utarakan, ummi harap kamu membuat keputusan yang bijak ya" Riza menyergit, mendengar perkataan mertuanya, namun langsung ia merubah mimik mukanya dan langsung duduk di samping ummi, setelah itu terlihat Abah Munir juga nyamperin kami, kelihatannya beliau juga mengetahui akan hal ini.

" Gini nduk, tadi ruroh memberi kabar bahwa Aqil berniat  untuk  mengkhitbahmu, ummi harap kamu memberikan keputusan yang terbaik buat kamu dan cucu-cucu umi, mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk mu memulai hidup baru.

RIZA POV

   Setelah mendengar Pernyataan ummi riris riza langsung pergi ke kamar ucapan umi riris terus terngiang-ngiang di kepala riza hingga membuat ia sakit kepala, ia sangat bingung akan keputusan yang akan dia ambil, pasalnya dia tidak mau menyakiti suaminya untuk yang kedua kali.

  Tuhan berilah aku jalan Tuhan, aku tidak mau mengkhianati cinta suamiku, tapi aku juga tidak mau anakku kekurangan kasih sayang. Tuhan  berilah aku petunjuk....

Itulah lantunan doa yang riza rapalkan ketika melakukan sholat tahajjud.....

Maaf ya readers sudah lama gak upload,, hehehe soalnya disibukkan dengan banyak hal...
Tapi mulai saat ini insyaallah akan konsisten

Tetep support writer yaaa, biar semangat menulis dan berkarya dan semoga tulisan saya tidak mengecewakan para readers... Wkwkkwkwkw









Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Terhalang StatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang