6

2.6K 674 145
                                        

Terakhir mina update cerita ini 16 Maret yg lalu wkwkwkkwkw... ga sadar mina udah hampir 5 bulan ga nulis ini.. kaciiiaannn Bayi SGM yang nunggu.. maapin mommy ya #PakeMataKucing

Kecup Jimin sok sekseh dari Hoseok raja ular :*****

***

Yuri masih menangis, Yoongi sibuk membujuk. Seperti biasa Yuri menangis dengan posisi menungging di atas tempat tidur. Menutup kepalanya dengan bantal. Yoongi yang berdiri di samping tempat duduk tampak khawatir. Ia menggaruk belakang kepalanya dan memikirkan kira-kira apa kesalahan yang telah ia perbuat.

Yoongi merasa ia tidak melakukan salah sedikitpun.

"Ya ... ke-kenapa kau menangis?" Yoongi bertanya terbata-bata.

"Kau jahat Oppa!" teriak Yuri yang langsung menatap sengit membuat Yoongi melangkah mundur satu langkah ke belakang.

"A-Aku salah apa?"

"Kau selalu salah!"

"Kenapa aku selalu salah? Ibuku selalu menyalahkanku dan kau juga selalu menyalahkanku. Semua orang menyalahkanku!" lirih pria pengangguran itu.

Yuri melirik Min Yoongi yang mengarahkan pandangannya pada yang lain. Ia menyesal telah menyalahkan kakaknya itu. Yoongi itu baik, tapi ia tidak bisa diatur, dan ibunya sering mengatur dirinya. Karna itu ia selalu menjadi anak pemberontak. Yoongi sering datang ke rumah kontrakan Yuri hanya untuk tidur dan selalu berkata bahwa ia tidak bisa tidur dengan nyenyak karna ibunya terus mengomel.

Walau begitu, Min Yoongi tidak pernah melawan ibunya. Walau ia jengkel, lelaki Min itu tetap mengerjakan apa saja yang ibunya suruh. Walau ibunya mengatur dan Yoongi memberontak, tapi ia tidak pernah berniat untuk menyakiti ibunya.

"Oppa ... maaf," Yuri menjulurkan tangannya. Berharap Min Yoongi menyambutnya dan memaafkannya.

Yoongi menghela napas. Ia menyambut uluran tangan adik sepupunya itu dan duduk di samping ranjang. Menatap Yuri meminta penjelasan. Ia tidak tersinggung dengan apa yang Yuri katakan. Memang kenyataanya apapun yang dilakukan orang pengangguran sepertinya selalu salah.

"Dia dosen pembimbingku, Oppa."

"KENAPA KAU BARU BILANG SEKARANG, HA?!"

"Karna aku tau kau akan membunuhnya makanya aku tidak mengatakannya."

"Akan ku susul dia!" Yoongi mencoba melepaskan tangan Yuri namun tangan adiknya itu menggenggamnya erat.

"Oppa! Jangan gila, kau pikir dengan memakai kekerasan aku bisa wisuda dengan cepat? Jangan pakai jalan tak berpendidikan pada orang berpendidikan seperti dirinya. Kau hanya akan mempermalukan dirimu sendiri."

"Karna itu aku mati-matian tak ingin menuruti kemauan ibuku untuk kuliah! Buang-buang uang dan buang-buang waktu seperti kau ini." Yoongi benar-benar kesal.

Yuri hanya merasa semakin sedih. Bagaimanapun ucapan Yoongi tidak sepenuhnya salah.

"Lalu? Kenapa dosen sombongmu itu datang ke sini?"

Yuri gelagapan, matanya tampak tak fokus. Jawaban apa yang harus ia beri pada Yoongi? "Ti-Tidak ada ... ia hanya mampir karna kebetulan lewat di jalan sini."

Tatapan malas langsung bisa ditangkap Yuri dari Yoongi.

"Walau aku pengangguran, aku tidak bodoh Bae Yuri!"

Yuri mengerucutkan bibirnya.

"Kau pikir dosen pembimbing yang tidak kunjung meluluskanmu itu bisa datang seperti sahabat kecil dan mampir karna ia lewat jalan sini? Kau mau membodohiku?! Cepat katakan!"

9. LOVERSITY - JUNG HOSEOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang