Komen juseyoooo
Kecup basah mina dari Min Swag Yoonggay :*****
***
Angin sepoi-sepoi pada cuaca secerah ini membuat rambut Jung Hoseok berterbangan. Berantakan adalah kata yang tidak mengenakkan dalam artian yang sebenarnya. Namun untuk sekarang, hati Yuri berantakan setelah melihat rambut dosen pembimbingnya itu berterbangan ke sana ke mari. Melihatkan kening yang entah kenapa terlihat seksi di mata Yuri.
Mereka terdiam duduk di taman kecil dekat kontrakan Yuri. Jarak duduk mereka seolah-olah mempertegas bahwa mereka adalah sepasang muda mudi yang baru memulai. Terlihat jelas, jarak yang mereka buat tidak bisa membohongi orang lain. Siapa saja bisa menebak bahwa kecanggungan terlalu kentara menguasai mereka.
Yuri duduk dengan tegang. Ia seperti sedang persentasi pada mata kuliah paling dibencinya. Sedangkan Hoseok sangat terlihat santai. Pengalaman yang panjang dan jam terbang yang tinggi membuat Hoseok duduk dengan sangat elegan, tegas, namun terlihat sangat sopan.
Bagaimana kombinasi ini bisa dimiliki seseorang seperti Hoseok.
Yang Yuri tau, tegas dan elegan biasanya identik dan sering diimbangi dengan kata arogan. Namun Hoseok beda. Ia meramu formula tersendiri hingga ia bisa memasukkan unsur sopan di dalam dirinya yang tegas dan elegan.
Betapa hebatnya itu.
Hoseok melirik sedikit pada Yuri. Ia merasa geli melihat alis Yuri bertaut tipis. Ia tau gadis itu sedang berpikir keras. Namun Hoseok tidak menemukan apa sebenarnya yang sedang gadis Bae itu pikirkan.
Ia berharap bahwa ada namanya dalam pikiran gadis itu. Entahlah, harapan itu mudah-mudahan menjadi sesuatu yang membahagiakan bagi Hoseok.
"Jadi Paman dan Bibi hanya tau bahwa kampus kita baik? Kau berbohong pada mereka?" Hoseok memulai pembicaraan.
Rasanya sesak duduk dengan suasana canggung yang sedikit menyebalkan.
Yuri diam.
"Jung Yuri," panggil Hoseok
Alis Hoseok terangkat saat mata Yuri menatapnya mantap setelah ia memanggil gadis itu.
"Apa kira-kira yang bisa aku lakukan lagi kecuali berbohong pada mereka?"
Sudut bibir Hoseok naik ke atas. Ia mengangguk sedikit dan mengalihkan pandangannya.
"Kau masih menyalahkanku ternyata."
Alis Yuri semakin bertaut. Ia tidak suka jika mendengar Hoseok seolah-olah tak ingin disalahkan dan ia kesal kenapa Hoseok merasa ia telah melakukan tindakan yang benar.
"Saem tidak akan tau rasa seperti yang aku rasakan." Yuri masih mencoba bersikap tenang, walau kesal itu tidak bisa ia sembunyikan dengan sempurna.
"Kenapa kau selalu mengatakan kalimat itu padaku?"
Mata Hoseok yang menajam dan alisnya yang bertaut entah kenapa membuat nyali Yuri menciut. Ia menjadi merasa telah sangat lancang. Tapi setiap mereka membahas tentang kuliah Yuri yang tertunda rasanya darah gadis itu memanas. Ia ingin marah dan menyembur siapa saja yang telah bertanggung jawab atas apa yang menimpa dirinya.
Kesulitan ini, apakah lelaki itu pernah merasakannya? Tentu tidak. Hoseok hanya tau mempermainkan perasaan seseorang. Dan disaat ia terang-terangan bersalah, lelaki itu malah berkilah. Mengeluarkan wajah sendu yang berlebihan. Meletakkan Yuri di tempat rasa bersalah yang seharusnya bukan dirinyalah yang mengemban itu.
Hoseok tersenyum miring. "Sepertinya aku merasa telah salah terlahir dengan keadaan dan takdir sedikit lebih dari pada dirimu. Kenapa kau sesinis itu denganku?"

KAMU SEDANG MEMBACA
9. LOVERSITY - JUNG HOSEOK
FanfictionCerita kesembilan dari SugaMinNa. Jangan mencoba untuk memulai. Karna kau takkan berhenti jika sudah masuk ke dalam dan membuka ini. Kau akan bertanya, kenapa karya ini bisa ada? Mulai mencari dan mencari sampai kau berkata, "SugaMinNa adalah yang t...