13

2.5K 538 776
                                    

Mina mah murahan orangnya. Dikomen banyak2 aja langsung usahain nulis dan update lagi. Caranya mah gitu aja, komen banyak2.. kalau perlu komen di setiap kalimat. Dan setelahnya itu nantikan aja kebaikan ibu jari mina ngetik cerita secepat yang Bayi SGM harapkan😄😄😄😚😚😚 500 koment buat chapter ini boleh lah.. mina langsung lanjuutt.. komennya jangan asal2an yaa.. ini komen lo.. bukan vote, jadi mina rasa bisa lah tercapai cepat.

Berlaku juga kok buat semua cerita mina termasuk shadow dan Jeallove. Nah ini, komennya dikit. Giliran mina ga udpate misuh misuh. Lah mina mau dpet semangat dari mana coba kalau bukan dari komenan kalian😭 okeh cintaaahhh.. banyak komen yaaahh biar mina rajin updatenya cintahhh😘😘😘

Kecup basah mina dari Yoongi :*****

***

Hampir dua menit kedua gadis itu mematung di tempatnya. Ha Na bahkan masih dengan posisi membungkuk. Entah kenapa rasanya tak kuat untuk mengangkat kepalanya sedikit saja. Malu bercampur segan. Serasa ditampar oleh ibu sendiri di pipi.

Ha Na sekarang mampu berdiri tegak kembali saat ia meyakinkan bahwa Hoseok sudah menghilang dari pandangannya. Ia lantas menoleh pada sahabatnya yang sejak tadi diam mematung.

"Yuri-yya, gwenchana?" tanya Ha Na lirih. Ia merasa bersalah. Namun semua juga salah sahabatnya itu yang tidak mau berterus terang pada Hoseok.

Ha Na jelas melihat urat di dahi Yuri yang menonjol. Itu menandakan gadis itu sedang mencoba menahan sesuatu yang siap meledak di dalam dirinya.

"Yuri-yaa?" panggil Ha Na sekali lagi.

Yuri menoleh, dan di sana Ha Na bisa melihat betapa lebar senyuman yang Yuri berikan padanya. Lebih tepatnya senyuman paksa.

"Aku? Tentu saja tidak apa-apa. Memangnya apa yang penting di sini?" Yuri lantas menarik tangan Ha Na. "Ayo ke kantin, aku lapar."

"Yuri-yya...."

"Ei, kau tau tidak. Tempat aku bekerja sekarang memberikan gratis makan siang. Beruntungnya aku," ucap Yuri dengan senyuman yang tak pernah luntur mencoba mengalihkan pembicaraan.

Ha Na hanya memilih untuk diam. Mungkin Yuri terlalu terkejut hingga sahabatnya itu tidak mau membahas soal ini lagi.

Mereka sampai di kantin. Mengambil duduk di dekat pojokan. Kantin cukup lengang karna masih jam kuliah, sedangkan Yuri tidak mengenal siapapun karna ia memang terlambat dua tahun untuk lulus. Teman satu angkatannya sudah hampir tidak ada lagi yang berada di kampus.

"Aku akan memesan makanan," ucap Ha Na. Yuri mengangguk.

Baru dua langkah Ha Na melangkahkan kakinya, ia bisa mendengarkan helaan napas Yuri yang cukup kasar. Gadis Bae itu terlihat sangat muram dan kedua tangannya saling bertaut untuk menggenggam. Ha Na mengurungkan niatnya untuk membeli makanan. Ia kembali duduk dan memegang kedua tangan Yuri.

"Gwenchana. Ini bukan apa-apa. Jangan terlalu memikirkannya. Mungkin memang Jung Saem sedang sibuk."

Ha Na bisa melihat Yuri yang sedang menahan tangisnya. Matanya memerah dan urat di keningnya menonjol. Ha Na sangat tidak tega melihat sahabatnya bersedih saat ini.

"A-Aku," Yuri menelan ludahnya lebih dulu untuk menahan tangisnya yang rasanya ingin sekali menghambur ke luar. "Aku tidak tau alasan kenapa hatiku sangat perih, Ha Na-yya."

Ha Na hanya memberikan senyum menenangkan pada Yuri. "Kau ingin menangis?" tanyanya.

Yuri lantas menggeleng, "A-Aku takkan menangisi orang sepertinya." Ha Na kembali tersenyum saat melihat satu tetes air mata Yuri menetes saat ini.

9. LOVERSITY - JUNG HOSEOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang