BBIMH 59

3K 84 3
                                    

Aku tidak lemah, hanya saja aku tidak siap menerima sebuah kenyataan.
Aku juga tidak kuat, hanya saja talenta aktingku yg sedang kuperagakan
-Anesean-

Banyak yang mengatakan bahwa kenyataan lebih pahit dari sebuah kebohongan,
kalian salah kopi item tanpa gula yang lebih pahit nyatanya
-Dion idola semua idola-



"Yaudah, lo tidur dulu. Gausah tunggu in Dion bangun, lo tidur tenangin diri, minum dulu tapi, berdoa dan berharap ketika lo bangun kebahagiaan akan bangun menyambut lo"

"Bisa ae lo pan, makasi ya. Gue sayang banget sama lo tapi sebagai sahabat. Panjang umur lo ya, kayanya gue ga bisa hidup tanpa lo" Ucap Anes sambil tertawa

Sedari tadi setelah ipan memberi jalan dan menenangkan ipan menghibur Anes dengan lawakan dan recehannya

"Gue juga sayang lo, sebagai adik gue. Jadi apapun masalah lo ya masalah gue. Dan gue ga terima lo itu sedih, lo pasti bisa hidup tanpa gue, hayo semangat!" Ucap ipan menggebu gebu

"Iya deh, pokonya maksi ya pan, gue ga tau mau cerita sama spa lagi. Karna cuman lo yg siap kapanpun untuk dengeri gue "

"Masama, Yaudah gue tutup ya. Lo tidur berharap dan berdoa semoga donor tulang dan ginjal Dion saat lo bangun uda ada"

"Amin, dada"

Telepon dimatikan okeh Anes, dirinya menarik nafas dan menghembuskan lalu meminum segelas air putih yg seharusnya untuk Dion, lalu dirinya melipat tangan sambil menggenggam tangan dion dan tidur untuk melupakan segala kesedihan dan permasalahannya saat ini

—————-

Teman teman Dion langsung bergegas ke rumah sakit tempat Dion dirawat, mereka langsung ke rumah sakit sepulang sekolah ketika ipan memberi mereka info, bahwa Dion. Org yang paling di segani dan disayang mereka mengalami kecelakaan parah

Oca sudah memaksa agar Acel membawa dengan kecepatan tinggi namun menjamin keselamatan mereka

Oca emang  aneh, Acel menuruti permintaan ya yg pertama tapi tidak menjamin yg kedua. Oca panik, Anes adalah org yang mudah tertekan dan stres. Dulu ketika SMP Anes hampir saja bunuh diri karna hal sepele

Itu hanya hal sepele, Konon lagi ini masalah yg sangat tidak sepele. Hanya org yg kuat dapat mengikhlaskan segalanya. Ditambah Anes tak bisa berjalan

"Cel, mampir dulu ya bentar ke alfa depan"

"Lah tapi kamu buru buru"

"Aku lapar, Anes pasti belom makan, Kamu juga, anak anak yg lain juga. Kamu tunggu di mobil aja, Biar cepat Ak aja yg turun"

"Hmm iya"

"Tapi kasi money ya? Ak lagi ga di gaji Ni bulan ini sama Anes, soalnya da lama Ak Sama dia ga ngontrol hotelnya dia"

"Kan Ak uda bilang, uangku setengah kamu pegang. Kamu ga mau sih"

"Iya iya, Yaudah aku turun"

—————

Anes terbangun, melihat jam menunjukkan pukul setengah tiga. Saat itu juga dokter datang

"Begini, kami sudah mendapat donor untuk Dion"

Anes ternganga, dirinya tak percaya.

"Serius dokkkkk?????" Tanya Anes excited

"Iya, dan silahkan kamu tanda tangani surat ini. Sebagai persetujuan bahwa Dion akan dioperasi"

"Kapannn dokkk???"

"Malam ini" ucap dokter sambil tersenyum

"Siapa dok pendonor ya?" Tanya Anes, ia akan bersumpah memberi imbalan yg setimpal dan akan berterimakasih

"Maaf, pendonor diminta dirahasiakan"

Mendengar itu, Anes sedikit heran. Sangat tulus yg mau mendonorkan itu.

"Hmm, ya udah dok, kapan di operasi? Saya sudah menandatangani surat ini "

"Jam 9 malam nnti kemungkinan"

Anes mengangguk, dirinya sangat senang, ntah mengapa perkataan ipan tadi benar.

Dirinya memutuskan untuk memberi kabar bahagia ini ke org org yg mungkin akan ikut bahagia bersamanya

Tapi dirinya harus menelepon ipan dulu, karna perkataan ipan selain menenangkan ternyata membahagiakan

"Haloooo?? Ipaaannn???"

"Iyaaa kenapa? Kok excited banget?"

"Gue uda ada pendonor buat si dionnn!!!!, tapi pendonor nya minta di rahasia in identitasnya. Baik banget kan?"

"Bagus dong, gue ikut seneng. Mungkin pendonornya ga mau merasa direpotkan kali"

"Mulia banget tapi sumpah!"

"Iya iya, nes udah dulu ya. Gue ngantuk mau tidur"

"Yahhhhh, oke dehhhhh. Bhay"

"Bhay"

Telepon itu ditutup, Anes melanjutkan aktifitasn memberi kabar bahagianya ini ke semua org terdekatnya

————-

"Ke ruangan Dion yuk? Bentar lagi Dion mau di operasi Ni" ajak oca, dirinya sudah muak memandang kantin yg bercat putih ini

"Cepet banget dapet nya ya, emang Dion hoki banget dah"

Oca menganggukkan kepalanya, tadi siang mereka tak jadi menjenguk Dion karna Anes tidur dengan pulas, mereka tak enak hati jika harus membangunkan Anes. Pasti akan kacau pikiranya dan akan kembali menangis

"Ayuk buruuu!!"

Acel lalu bangkit dengan malas dan menggandeng tangan oca, jujur saja banyak dokter muda yg berlalu lalang dari tadi membuat Acel takut oca berpaling

SUMPAH GAES AKU BUNTU🤣🤣🤣🤣. Bad banget kah?

DINAS (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang