Tangisan

3.1K 98 2
                                    

SIAPIN TISSU, SAPA TAU BAPER! SIAPA TAU HEHE. JANGAN LUPA VOTE KOMEN DAN FOLLOW WOEE

MAAP YA AUTHOR NGILANG MWEHEHEH, BUAT READERS SETIA AJA. Komen semangat dong biar aku semangat

Lop you

Happy reading

Anes menangis menjadi jadi setelah keluarganya dimakamkan, penyesalan menghantui dirinya. Diriny sangat sangat sangt menyesal

Beberapa orang sudah bubar, mama Dion masih menangis, beliau tak menyangka sahabatnya akan meninggalkan ya secepat ini

"Nak, sudah ya. Kamu jangan sedih lagi, sebelum mama kamu pulang, dia sudah menitipkan amanat ke mama untuk jagain kamu. Kamu jangan sedih ya? Nnti mama kamu juga sedih lo, yuk kita pulang" ucap mama Dion sambil mengusap usap kepala Anes di pelukannya

Oca juga ikut sedih, dirinya sangat merasa bersalah pada Anes, kalau saja pesawat itu tidak jatuh mama Anes juga akan meninggal karna sakit, karna sebenarnya kemarin mereka datang ke Indonesia untuk menguburkan mama Anes

Oca dan Acel tau semuanya, namun mereka tak ingin memberi tau Anes. Mereka takut Anes akan sangat terpuruk.

Dion mengajak Anes pulang, Anes hanya pasrah dan ikut saja

Sudah seminggu Anes hanya diam, diam dan diam, kondisinya sangat buruk, mata seperti panda, tidak mandi, kurus, tidak mau makan, dirinya hanya duduk menatap jendela dan diam

Dion sedih melihat Anes seperti ini, sepertinya Anes belum siap untuk menghadapi keadaan menyakitkan seperti ini, Anes juga tidak mau diajak terapi, padahal Dion sudah membujuknya berulang ulang

Setelah pulang sekolah, Dion berencana untuk membawa Anes ke psikolog, dirinya tak mau istrinya itu akan begitu saja keadaanya, karna mulai bulan depan mungkin Dion akan sibuk dan mulai meninggalkan Anes seharian, waktunya akan sedikit untuk Anes, karna perusahaan papa Anes dijatuhkan untuk Dion

"Kamu mau sekolah ya? Maaf ya aku udah ngerepotin kamu, aku ini memang ga bener bikin kamu susah aja" ucap Anes enggan mengalihkan pandangannya

"Sst! Aku ga mau denger kamu ngomong kaya gitu lagi ya! Kamu cukup sadar, bangkit perlahan, aku udah seneng"

"Aku sekolah dulu, seperti biasa mama sama bibi datang, kamu jangan sungkan ya? Makan ya? aku bakal sedih kalo dapat telpon dari mama kamu ga makan"

Anes hanya mengangguk pelan

Dion sedih, sampai kapan is tirinya itu begitu saja, Dion segera berangkat ke sekolah. Dirinya harus bisa menjadi seorang sukses,karna sebentar lagi dirinya akan memimpin perusahaan yg terbilang tidak kecil

Anes hanya terdiam saat mendengar deru motor Dion, dirinya tau dirinya salah dan lemah tapi? Siapa yg kuat jika harus berada di posisinya, Anes berusaha bangkit, namun penyesalan menghantuinya.

Sudah lumpuh, menyusahkan menyandang anak yatim, kenapa Dion masih aja betah.

Ntahla

Gatau siapa yg bisa jawab

Pintu kamar Anes terbuka
"Sayang mau ya terapi?" Ucap mama dion

Anes diam, dirinya ingin menolak. Namun dirinya tak enak pada mama Dion, sudah 4x dirinya menolak mamanya itu

"Yaudah.... tapi maunya sama Dion"

"Hmm tapi jadwal kamu kali ini jam 8 loh sayang, Dion udah sekolah. Sama mama aja ya??nti kita belanja belanja ke salon deh"

"Engga mah, Anes kangen Dion tiba tiba. Anes ga hobby belanja sama ke salon"

"Jadi gimana dong sayang?? Mama telepon Dion?"

DINAS (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang