Sorry for typo
Ayah!!
Jungoo udah imut belom?!
🐰🐰🐰5
Rewrite The Stars
Setiap sudut adalah aroma yang berbeda. Membiaskan kenangan masa silam. Membangkitkan perasaan yang lama hilang. Mengumpulkan kembali ruam yang memudar. Ruam cinta yang menghantarkan segudang kehangatan yang terpendam.
Setiap sudut adalah aroma yang berbeda. Dalam hatipun akan selalu ada aroma yang tak sama. Dalam satu hati dimana semua perasaan berkecamuk membaur tak beraturan. Benturan yang sama itu, memercikkan aroma yang membangkitkan sesuatu yang tertidur tenang.
Dan aroma kuat pagi ini adalah, wajah tidur Ayah!
Aroma cinta dan kehangatan yang sempat hilang. Lebih tepatnya terpendam untuk sementara. Sinar mentari pagi ini, yang berhasil lolos menerobos tirai putih tipis dikamar Ayah, membiaskan cahaya yang sama hangatnya dengan wajah damai Ayah.
Semalam, mungkin bukan lagi mimpi. Ketika Ayah menarik ku untuk tetap berada dalam rengkuhannya. Ketika malam tak peduli akan kelam. Lalu dengung senandung Ayah menggema dalam telinga ku. Membuat hati ku lemah tak berdaya untuk menolak.
Bukan masalah besar jika itu adalah Ayah yang meminta ku untuk tetap di sampingnya. Namun, akan menjadi masalah panjang jika sampai banyak orang yang melihat keanehan yang mendadak muncul dalam diri Ayah. Sebab sekarang kita tidak sedang berada di apartemen pribadi Ayah, melainkan rumah Tuan besar Kim atau yang seharusnya ku panggil Kakek.
Aku bangun terlalu pagi. Lantaran banyak hal yang berkecamuk dalam kepala ku. Hanya tidak ingin seseorang mengetahui aku keluar dari kamar Ayah sepagi ini. Atau Ayah akan dalam masalah.
Ku buatkan secangkir teh hangat untuk Ayah sebelum ia terbangun. Siapa tahu, rasa manis ini akan segera menyadarkan kewarasan Ayah. Agar Ayah sedikit bisa mengontrol sikapnya pada ku ketika berada di rumah ini.
Jika tidak di kontrol, Ayah bisa lupa diri. Ayah akan dengan mudah mengangkat tubuh ku lalu ia timang sesuka hati. Repot sekali kalau sampai Bibi Seoyun atau Paman Hyun atau mungkin Kakek Kim mengetahu tingkah absurd Ayah terhadap asisten pribadi kakaknya sendiri.
“A-ah, A-uun!!” (red:Ayah bangun!)
Ku usap wajah tirus Ayah supaya cepat terbangun. Hari akan segera beranjak siang dan aku tidak ingin Ayah bermalas-malasan. Semenjak ku tahu jika sakitnya hanya sebuah kamuflase, ku rasa aku tidak harus memanjakan Ayah lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Angel And His Guardian ( Vkook / Family )
FanficApa kau pernah lihat sosok malaikat tak bersayap? begitu murni dan mungil sorot matanya yang jernih tak akan tega untuk disakiti dan senyumnya, bagai sakura yang mekar kala purnama membulat sempurna, indah.