SOrry for typo
Oo--Giii kapan pulang yaa???
🐰🐰🐰
11
Heart of Gloomy Rain
Singgah pada sebuah romansa kehidupan, berkutat dengan perasaan dan semua kerumitan. Resiko adalah sesuatu yang pasti akan terjadi. Ketika insan memutuskan untuk menempuh satu jalan yang berarti. Demi takdir yang tak akan pernah selamanya menjadi takdir. Karena terkadang ketentuan itu di buat untuk di langgar.
Tidak masuk akal memang, tapi pada kenyataannya semua orang menginginkan hidup yang ideal. Kehidupan yang sejatinya mereka inginkan. Kehidupan yang mungkin jauh dari jangkauan. Kehidupan yang sudah tertulis dalam kitab takdir yang tak akan bisa dirubah. Namun, siapa yang biasa memprediksi keberuntungan seorang anak manusia?
“Ku dengar kau sering menyelinap keluar dari jam belajar yang ku ketatkan? Bagaimana bisa?”
Pria beruban dengan kacamata bertengger di pangkal hidungnya, tengah meneliti beberapa lembar kertas. Laporan hasil belajar satu-satunya pewaris tahta yang ia harapkan. Sedangkan sepasang sorot mata tajam lain, terdiam tak ada suara.
“Apa yang kau lakukan di luar sana?”
“Cari angin,” Jawabnya singkat, tak ingin berbelit-belit, karena berurusan dengan pria tua ini sedikit rumit.
Plaakkk
Matanya terpejam dan bibirnya mengatup kuat ketika sebuah tamparan menghantam pipinya sangat keras. Kepalanya tertoleh dan tubuhnya hampir saja terpelanting jika pijakannya tak kokoh.
Pusing seketika, dan ia tahan.
“Sejak kapan kau mulai bermain-main tak jelas seperti itu? Taukah kau berapa besar biaya yang ku keluarkan untuk memberimu sekolah khusus?! Jangan main-main,” Kecamnya dengan wajah datar, tak ada rasa apapun bahkan setelah ia membuat merah pipi mulus cucunya.
“Maaf Kakek, aku sedikit bosan dan ku pikir berjalan-jalan sejenak bisa membuat pikiran ku kembali jernih,”
Tatapan setajam mata pedang mengarah tanpa jeda. Menghantam pertahanan si kecil tanpa perasaan. Sosok muda yang berdiri tegak di depan meja kerjanya ini pun memberikan tatapan yang sama. Sedikit menantang, tapi itu demi harga dirinya yang hampir hancur berantakan.
“Lain kali aku tak akan memaafkan mu, kau beruntung nilaimu sempurna, kau boleh libur selama tiga hari, pergilah kemana pun yang kau mau aku tidak akan mengawasi mu kali ini,”
“Terimakasih banyak Kakek,”
Dia membungkuk memberikan hormat kepada yang lebih tua sebelum undur diri dari ruangan. Senyumnya sedikit mengembang dan hatinya berbunga-bunga. Hadiah terindah yang baru saja ia dapatkan adalah hal yang selama ini mustahil baginya. Kebebasan yang langka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Angel And His Guardian ( Vkook / Family )
FanfictionApa kau pernah lihat sosok malaikat tak bersayap? begitu murni dan mungil sorot matanya yang jernih tak akan tega untuk disakiti dan senyumnya, bagai sakura yang mekar kala purnama membulat sempurna, indah.