Akhirnya bisa lanjutin cerita ini. Jangan lupa VOMMENT😘
✴✴✴✴
satu bulan kemudian....
Bulan ini merupakan bulan yang membuat Dania deg-deg an. Pasalnya bulan ini ia harus mengikuti latihan paskib di setiap jadwalnya, apalagi mendekati seleksi sekolah ia harus rajin datang latihan yang bulan ini diadakan seminggu tiga kali pertemuan.
Hari ini Dania sudah berkumpul di tengah lapangan olahraga disekolahnya dengan pakaian yang dibikin khusus untuk latihan paskib. Panas tak dapat dibohongi. Cuaca hari ini sangat tidak mendukung. Belum mulai pemanasan saja bajunya Dania sudah sedikit basah akibat keringat yang bercucuran. Tak lama latihan pun di mulai dengan pemanasan terlebih dahulu.
"Siapa yang mau memimpin pemanasan?" teriak kakak senior
"Siap saya!" semuanya menjawab dengan lantang dan mengacungkan tangannya ke atas
"Iya kamu." tunjuk kakak senior yang di ketahui namanya kak Jimi
"Sebelum kita mulai pemanasannya terlebih dahulu kita membaca doa. Baik doa mulai," ucap orang yang di tunjuk yang tak lain namanya Galih
"Selesai," ucap Galih yang memulai memimpin pemanasan
Setelah selesai pemanasan semua langsung ke pemanasan selanjutnya yaitu lari memutari lapangan selama dua belas menit. Satu persatu lari memutari lapangan.
Terlihat banyak anak perempuan yang berjalan sehingga kakak senior berteriak menyuruh mereka kembali berlari. Dua belas menit pun berlalu Dania terlihat sangat lelah dan duduk dengan kaki yang di luruskan.
"Capek dek," ucap salah satu senior yang bernama kak Ibnu
"Siap capek kak," ujar semua junior nya
"Gimana mau seleksi sekolah, lari lapangan sekecil ini aja udah capek. Sebentar lagi kalian bakal seleksi sekolah dan disuruh lari di gor, segini aja kalian kecapean gimana di gor udah pingsan kali," sindir kak Ibnu
"Ia dek gimana kalian lari di gor segini aja kalian udah capek," ucap kakak senior yang namanya kak Novanti
"Dek zaman kalian ini udah enak. Gak terlalu parah. Coba di zaman kk, dulu ya abis lari panas-panasan langsung di siram pake air, gimana gak panu an coba kita orang dulu," ucap kakak senior yang sudah alumni. Dia salah satu paskibraka tingkat provinsi yang namanya kak Ning
"Yaudah istirahat udah selesai sekarang push up, sit up, dan back up. Kalian dikasih waktu masing-masing dua belas menit dan harus dapet 50 buat laki-laki dan untuk perempuan 40," ucap kak jimi sambil memegang tongkat kayu
"Silahkan berdiri," ucap kak jimi tegas
"Siap berdiri terima kasih kak," ucap semuanya
Setelah semuanya berdiri mereka masing-masing berhadapan. Dan bergantian untuk melakukan push up, sit up, dan back up. Tiga puluh enam menit berlalu Dania melakukan dengan sedikit menahan sakit di perutnya. Mengapa penyakit ini harus kambuh disaat yang tidak di inginkan.
Salah satu kakak senior yang namanya kak Eni melihat Dania memegang perutnya seperti menahan sakit.
"Surti kenapa?" tanya kak Eni. Surti adalah nama panggilan untuk Dania di paskib yang dicetuskan oleh salah satu senior yang namanya kak Tasya
"Gapapa kak. Sedikit sakit aja kak perutnya," ucap Dania
"Kalo sakit bilang ya sur," ujar kak Eni
"Iya kak." Dania masih setia memegang perut bagian kanan yang sakitnya tak bisa di kalahkan
Dua jam berlalu, semua anak paskib berhamburan keluar dari sekolah menuju rumahnya. Dania melangkahkan kakinya menuju halte depan sekolah untuk menunggu angkutan umum yang lewat. Ia melihat jam yang masih setia melingkar di tangannya sudah menunjukkan pukul lima sore.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dania
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!!] "Buang bunga itu jauh-jauh gue gak mau liat bunga itu lagi!" pekik gadis itu sambil menunjuk-nunjuk arah lain "Tapi bukannya kamu suka bunga ini?" tanya lelaki itu yang memegang lima tangkai bunga dandelion yang ia p...