Bagian 25

13 2 0
                                    

Seorang gadis kecil pergi berlari mengumpat di balik pohon yang besar menghindari pandangan dari sahabatnya yang sedang menutup matanya sambil menghitung dari satu sampai sepuluh dengan tangannya. Gadis itu menutup mulutnya agar ia tak mengeluarkan sedikit suara yang dapat membuat sahabatnya itu dapat menemui dirinya dengan mudah.

"Sembilan.... Sepuluh.... Udah ngumpet belum kamu Ai?" ucap bocah lelaki itu yang masih menutup matanya dengan kedua tangannya. Gadis itu tak menjawab

"Siap-siap aku temuin ya..." bocah lelaki itu membuka matanya dan mulai mencari keberadaan sahabatnya yang entah mengumpat dimana

"Semoga si pendek gak nemuin aku," ucap gadis kecil itu dalam hatinya

"Jangan curang ya Ai," teriak bocah lelaki itu yang masih melangkahkan kakinya mencari ke sekeliling taman mencari keberadaan sahabatnya itu

Lelaki itu masih juga belum menemui dirinya. sesekali Ai mengintip melihat sahabatnya itu celingak celinguk mencari keberadaan dirinya yang sebenarnya sangat gampang untuk ditemukan. Ai terkekeh pelan saat sahabatnya itu mulai terlihat lelah mencari dirinya.

"Ai kamu ngumpet dimana sih?!" kesel bocah lelaki itu yang tak kunjung menemukan sahabatnya

"Cupu gitu aja pake ngeluh!" teriak Ai meremehkan sahabatnya

"Aku gak cupu ya!!! Pasti kamu ngumpetnya jauh dari tempat aku jaga tadi," kesel bocah itu tak terima di bilang cupu

"Iya udah kamu temuin aku sekalang," ucap Ai yang tak dapat mengucapkan huruf R dengan sempurna

Lima menit berlalu, akhirnya tempat persembunyian dirinya di temui juga oleh sahabatnya itu. bocah itu terlihat kesal karena Ai mengumpat ke tempat yang lumayan jauh dari tempat sahabatnya berjaga tadi.

"Tuh kan bener kata aku kamu curang," ucap bocah kecil itu sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya

"Kok culang?" tanya Ai bingung

"Iya lah kan udah aku bilang jangan ngumpet jauh-jauh," keselnya

"Iya... iya... Ai minta maaf ya," ucap Ai memegang lengan bocah lelaki itu. bocah itu diam tak menanggapi "Abang malah sama Ai?"

"Gak tau," ucapnya tak acuh

"Kok gitu? Ai minta maaf sama abang," ucap Ai yang menundukkan kepalanya

"Iya udah abang maafin Ai," ucap bocah lelaki itu yang membuat gadis kecil di depannya mengangkat kembali kepalanya

"Abang benelan maafin Ai?" tanya Ai sekali lagi

"Iya Ai abang maafin Ai," jawab bocah kecil itu dengan tersenyum

"Makasih ya abang." Ai memeluk erat sahabatnya itu dengan senyum yang masih terlukis di bibirnya

"Iya sama-sama,"

Gadis itu terbangun dari tidurnya dengan mimpi yang membuat dirinya teringat kembali dengan bocah lelaki itu. Ia terduduk memegang kepalanya yang sedikit pusing mengingat kejadian itu kembali dan datang ke dalam mimpinya. Mimpi dimana ia bersama dengan sahabatnya yang sudah menemani dirinya dari kecil hingga bocah kecil itu pergi ikut kedua orang tuanya pindah ke Australia. Beberapa bulir air mata lolos keluar dari tempat persembunyiannya membasahi pipinya. Menutup matanya yang malah membuatnya semakin mengingat sahabatnya.

"Kenapa lo gak balik ke Indonesia lagi. Lo ingkar janji," lirih Dania menutup matanya membiarkan air matanya keluar dari tempat persembunyiannya

"Gue kangen," lanjutnya

DaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang