Bagian 12

33 7 0
                                    

Bel sudah berbunyi Dania dan Lesya bersiap-siap untuk menuju kantin mengisi perut yang ingin di isi. Perutnya benar-benar kosong.

"Sya ajakin Tamara tuh sekalian," ujar Dania menyuruh Lesya mengajak Tamara

"Mar, lo mau ke kantin gak? Kalo mau kantin bareng kita sekalian. Lagian kan lo belum ada temen di sini. Siapa tau kita bertiga bisa jadi temen baik," ucap Lesya pada orang di hadapannya sekarang yang sedang menulis

"Sebentar ya, sedikit lagi." Tamara mempercepat gerakan tangannya

"Iya cepetan ya, masalahnya udah laper banget ini perut gue,"

"Iya,"

Tidak sampai lima menit Tamara memberhentikan kegiatan menulisnya dan memasukkan semua barangnya ke kolong meja. Mereka bertiga mengarahkan kakinya menuju kantin yang sudah ramai sejak tadi.

Setelah mereka sampai mereka mencari tempat duduk yang masih kosong. Terlihat satu meja yang kosong, namun saat menggerakkan langkahnya mereka berhenti melihat tiga laki-laki yang juga mengincar tempat yang kosong tersebut.

"Aduh udah di tempatin sama kakak lo tuh," ucap Dania

"Iya udah gabung aja sama Mereka. Lagian biar rame," ucap Lesya

"Gak ah, males gue. Udah lah cari tempat lain aja," tolak Dania

"Tamara lo mau kan gabung sama kk gue?" tanya Lesya pada Tamara

"Aku ikutin kalian aja," jawab Tamara

"Udah ayok," Lesya menarik tangan Dania mengarah kepada tempat duduk yang abangnya bersama temannya itu duduki

Lesya langsung duduk saat sudah sampai di meja yang mereka tuju "Kita gabung ya, udah gak ada tempat lagi masalahnya," ucap Lesya yang sudah duduk di sebelah abangnya

"Iya udah gabung aja, sekalian biar rame," ucap Fero

"Wihh ada temen baru nih, kenalan kali. Nama gue Arkan, nama lo siapa?" Arkan langsung mengulurkan tangannya

"Tamara," ucap Tamara menerima uluran tangan Arkan

"Nama yang cantik, sama kayak orangnya cantik," ucap Arkan yang langsung di hadiahi jitakan oleh tangannya Fero

"Sakit njing," ujar Arkan sambil mengusap kepala nya yang di jitak tadi

"Makanya gak usah mulai. Jijik gue dengerin gombalan receh lo itu. Semua cewek juga yang lo ajak kenalan lo ngomongnya juga kayak gitu,"

"Yee sirik aja lo jambul onta," serkas Arkan

"Wehh kok jadi pada ribut sih. Gue duluan kelas ya, masih banyak tugas," ucap Dimas meninggalkan mereka semua yang ada di tempat sambil sekilas menatap Dania dengan tatapan marah

Dania yang melihat tingkah aneh Dimas merasa heran. Tatapan yang tak bisa ia tebak itu membuatnya penasaran, namun ia berusaha tidak peduli dengan sikap laki-laki yang kini sudah keluar dari lingkungan kantin sekolahnya.

"Tuh kak Dimas kenapa?" tanya Dania

"Au, gak biasanya dia kayak gitu. Mungkin dia emang lagi banyak tugas." ucap Fero

DaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang