Bagian 1

131 23 2
                                    

Follow IG author @zhrasabil

                            ✴✴✴✴
Gelap sudah datang, hujan turun membahasi gadis yang terus saja menangis sembil duduk di bangku taman yang tak jauh dari rumah pacarnya. Tangisnya semakin jadi akibat pacarnya yang memutuskan dirinya, entah salah dia dimana sampai lelaki yang ia cintainya memutuskan dirinya

"Gue sayang sama lo Aldo!!! Kenapa lo kayak gini!!!" teriak gadis itu di tengah derasnya hujan

Tangisnya semakin menjadi-jadi, dia lelah, entah dia harus seperti apa sekarang. Lelaki yang ia cintai malah pergi meninggalkannya. Ia hendak menggerakkan kakinya pulang, lemas dan tak berdaya itulah keadaan Dania sekarang. Mencari taksi, tapi taksi tak kunjung datang. Entah harus berapa lama lagi ia menunggu. Dania melihat jam yang melingkar di tangan sudah menunjukkan pukul delapan malam.

Sudah jauh ia berjalan, ada dua orang laki-laki asing yang menghampiri dirinya membuat Dania risih dan berpikir yang aneh-aneh. Sania hendak lari,namun di tahan oleh salah satu lelaki tersebut.

"Lepasin gue, gue mau pulang." bentak Dania

"Abang anter ya." kata salah satu lelaki itu sambil mencolek dagu Dania, pikiran Dania sudah mulai kacau

"Gak, gue bisa pulang sendiri. Lepasin gue!" bentak Dania, namun tenaga lelaki itu lebih kuat di banding dengan dirinya

"Kalo gak kita bersenang-senang dulu. Ya gak bro." kata lelaki itu pada temannya

"Iya bro, kita gantian." Jawab temannya

"Jangan macem-macem sama gue, gue bakal teriak kalo lo macem-macem." Ancam Dania

"Jangan teriak dong sayang, kamu kan harus siapin suara kamu buat nanti pas kita bersenang-senang hahaha." kata lelaki di depannya sambil tertawa

Tak lama ada deruman motor yang mampu mengalihkan mata para lelaki yang tadi menggoda Dania. Membuka helm dan memperlihatkan lelaki dengan pahatan wajah yang lumayan tampan.

"Lepasin cewek itu atau gak lo semua bakal habis sama gue." ucap lelaki itu turun dari motornya

"Emang lo siapa? Kalo lo mau make nih cewek nanti setelah kita di buat puas ya gak bro." kata salah satu preman itu pada temannya

"Jangan berani lo nyentuh dia, sekarang lo pergi atau gue bener-bener bakal bikin lo masuk neraka."

"Hajar bro." preman itu menghajar lelaki itu. Dania yang melihatnya hanya takut. Walau dua lawan satu, tapi kedua preman itu kalah dan kabur melarikan diri

"Kamu gapapa?" tanya lelaki itu yang menghampiri Dania

"Gapapa, makasih ya udah nolongin dari preman tadi." ucap Dania

"Iya sama-sama, lain kali kalo keluar malem-malem harus ada yang nemenin. Apalagi daerah sini rawan sekali." jelas lelaki itu

"Iya, sekali lagi makasih ya." Dania hendak pergi, namun lelaki itu memanggilnya

"Kalau kamu gak keberatan saya anterin pulang. Itu pun kalau kamu mau." tawar lelaki itu. Ini memang sudah malam, tapi ia tidak enak pada lelaki itu. Dania juga baru mengenal lelaki itu. Iya takut kejadian yang tadi terulang kembali. Dania diam

"Hey, kok malah diam?" kata lelaki itu sambil mengibaskan tangannya di depan muka Dania

"Ehh, sorry. Kayaknya gak usah deh, gue pulang naik taksi aja."

"Yasudah kalau itu mau kamu, saya tidak memaksa. Tapi, disini jarang sekali ada kendaraan umum yang lewat. Kamu harus berhati-hati takutnya ada orang seperti preman tadi." lelaki itu pergi menuju motornya dan memakai helm.

"Ehhh tunggu, yaudah gue mau dianterin sama lo." mau tak mau Dania pulang dengan lelaki itu. Ternyata lelaki itu tidak seperti apa yang di pikirkan oleh Dania

Mereka pun jalan menembus gelapnya malam dan ramainya kota jakarta. Tak lama mereka sampai di depan sebuah rumah besar dengan pagar berwarna cokelat.

"Thanks ya lo udah mau nganterin gue." ucap Dania

"Iya sama-sama, saya pulang dulu." lelaki itu menjalankan motornya dan sudah hilang dari mata Dania.

Dania masuk kedalam rumah, ternyata seperti biasa kedua orang tuanya sedang bertengkar, lelah sekali dirinya mendengar pertengkaran itu

"Dania bukan anak aku ya mas, sampai kapan pun aku gak akan pernah menganggap dia anak aku." suara perempuan itu membuat hati Dania sakit mendengarnya

"Kamu ini, sudah berjanji padaku, untuk tidak membahas ini lagi." bentak lelaki yang sudah tidak muda lagi

"Assalamualaikum." Dania membuka pintu, kaget bukan main untuk lelaki paruh baya yang sering Dania sebut ayah

"Dania kamu sudah pulang?" kata ayahnya takut Dania mendengar semuanya, tapi bukan menjawab Dania melongos pergi menuju kamarnya.

***Kamar Dania***
Dania menangis sejadi-jadinya. Kamar ini menjadi saksi bisu setiap Dania bersedih. Sekarang kesedihannya bertambah menjadi dua. Yang pertama akibat lelaki yang ia cintai memutuskan hubungan dengan dirinya dan yang kedua adalah kebenaran bahwa dirinya bukan anak kandung kedua orang tuanya.

Lemah? Iya sekarang dirinya menjadi wanita yang lemah. Semakin hari masalah semakin melanda dirinya. Jika boleh meminta Dania akan meminta pada tuhan untuk mengambil nyawanya karena ia sudah lelah dengan masalah yang ia hadapi.

Suara ketukan pintu terdengar, malas sekali Dania bertemu dengan siapa pun, karena di waktu seperti ini ia ingin sendiri, menjalankan masalahnya sendiri tanpa ada orang yang tau.

"Sayang ini ayah, buka pintunya." suara dari balik pintu itu membuat Dania malas

"Iya yah, buka aja pintunya." ucap Dania malas sambil menghapus air matanya yang masih meninggalkan jejak di pipinya

"Boleh ayah duduk di sebelah kamu?" tanya ayahnya yang sudah berhasil masuk ke kamar putrinya. Hanya anggukan kepala yang Dania lakukan

"Dania, ayah bisa jelasin semuanya ke kamu." ucap ayahnya sambil memegang kedua tangan putrinya begitu erat

"Udah ayah, gak perlu di paksain, Dania gapapa kok." kata Dania

"Sayang maafin ayah udah menyembunyikan ini dari kamu. Ayah hanya butuh waktu untuk cerita sama kamu tentang semua ini, tapi kamu sudah terlanjur mendengar semua itu. Maafkan ayah sayang." ucap ayahnya sambil menundukkan kepala

"Ayah gak perlu minta maaf sama Dania, disini ayah tidak salah. Bunda juga tidak salah. Yang di katakan oleh bunda tadi benar untuk apa bunda sayang sama anak yang bukan lahir dari rahimnya." jelas Dania yang menahan air mata yang siap keluar dari tempat persembunyiaannya.

"Walaupun kamu tidak terlahir dari rahim bundamu, dia tetap menyayangimu seperti menyayangi adikmu."

"Tidak ayah, bunda hanya menyayangi Reno. Bunda selalu membeda bedakan kita berdua."

"Tidak Dania, bunda sangat menyayangi dirimu. Ayah tau itu." kata ayahnya yang berusaha mencoba membuat anaknya percaya pada perkataannya

"Yasudah kalau ayah sudah selesai bicara, biarkan aku tidur. Aku takut besok aku telat masuk sekolah." ucap Dania berhati-hati takut menyinggung perasaan ayahnya

"Baik, ayah akan keluar. Sekali lagi kamu maafkan ayah dan bunda ya." ayahnya mencium pucuk kepala anak gadisnya itu dan keluar dari kamarnya

TBC

Aduh maaf ya aku up ceritanya malam, karna aku sedikit memikirkan kelanjutan cerita ini. Tapi jangan lupa untuk terus baca cerita ini dan yang terpenting adalah vomment nya.SELAMAT MEMBACA 😀😀😀

DaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang