Ia sudah duduk bersama kedua sahabatnya yang daritadi menunggu dirinya kembali dari toilet. Ucapan kakak kelasnya tadi masih terus terngiang di kepala Dania. Ia sangat takut jika hidupnya tidak akan tenang setelah ini.
"Dania lo kenapa?" Tanya Tamara
"Gak gue gpp kok," jawab Dania bohong
"Serius lo gpp?" Tanya Tamara lagi
"Iya gue gpp Mar. Oiya lo berdua mau pesan apa biar gue yang pesanin?" ucap Dania
"Gue kayak biasa," ucap Lesya
"Lo Mar?" Tanya Dania pada Tamara
"Gue bakso sama es teh aja." Jawab Tamara
Dania berdiri menuju salah satu warung yang ada di kantin. Tamara masih memikirkan perilaku Dania yang tiba-tiba aneh.
"Sya," ucap Tamara buka suara
"Apa?" Lesya masih tetap pada benda pipih yang ada di hadapannya
"Lo ngerasa gak Dania berubah setelah balik dari toilet?" Tanya Tamara
"Maksud lo?" Lesya menaruh handphone miliknya dan focus mendengarkan Tamara
"Ya lo ngerasa gak sih tiba-tiba Dania bengong sebentar tadi kayak ada yang di pikirin sama dia," ujar Tamara
"Dia mah emang gitu, banyak banget yang dipikirin," Ucap Lesya
"Cuman ya beda aja gitu. Ini tuh bukan kayak biasanya ya walaupun gua baru beberapa hari sekolah disini cuman gue bisa aja liat perubahan dari muka orang. Lo gak mikir gitu ada yang gangguin dia atau ngebully dia," ucap Tamara curiga
"Siapa sih yang mau ngebully dia, dia itu gak pernah ada musuh."
"Siapa sih yang di bully," ucap Dania sambil membawa nampan yang berisi pesanan mereka
"Dania ngagetin aja lo mah," kaget Tamara
"Masa kata Tamara lo di bully." Ucap Lesya sambil mengambil soto pesanannya
"Gue?" ucap Dania sambil menunjuk dirinya sendiri
"Iya emang aneh nih si Tamara," ucap Lesya
"Lo beneran gpp kan Dan? Gue masalahnya liat dari wajah lo kayak lagi ada masalah. Ya gue takut aja lo ada masalah sama anak kelas lain atau sama kakak kelas," ungkap Tamara khawatir
"Gak, gue gpp. Lo gak perlu khawatirin gue." Ucap Dania bohong
"Ok..."
✴✴✴✴
Bel berbunyi tiga kali, menandakan waktu pulang sudah tiba. Dania dan kedua sahabatnya membereskan buku-buku hari ini dan bergegas pulang. Tak lama teman Dania yang bernama Tama masuk ke kelas dengan berlari tergesa-gesa.
"Dan, Dimas berantem di tengah lapangan sama kak Angga gara-gara kak Angga ngatain lo jalang," ucap Tama dengan napas yang sedikit tersengal-sengal
"Hah berantem? Gara-gara gue?" Tanya Dania bingung
"Iya, udah buru ke tengah lapangan kasian kak Angga udah babak belur banget," ucap Tama
"Iya udah Dan kita kesana aja," ucap Lesya
Sesampainya di tengah lapangan memang benar terlihat dua lelaki yang sedang berantem dan dua lelaki yang sedang berusaha menenangkan salah satu dari mereka. Dania berlari secepat mungkin berusaha menghampiri kerumunan yang sangat ramai. Setelah Dania, Lesya, dan Tamara sampai di lapangan mereka lari menerobos ramainya murid yang hanya menonton tanpa ada niatan untuk melerai perkelahian kedua lelaki tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dania
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!!] "Buang bunga itu jauh-jauh gue gak mau liat bunga itu lagi!" pekik gadis itu sambil menunjuk-nunjuk arah lain "Tapi bukannya kamu suka bunga ini?" tanya lelaki itu yang memegang lima tangkai bunga dandelion yang ia p...