Bagian 21

25 3 0
                                    

Hari minggu ini Dania sudah merencanakan untuk main ke rumah Lesya menggantikan hari kemarin yang tertunda. Dania sudah berada di meja makan bersama keluarga angkatnya. Dania mengambil dua lembar roti yang sudah di beri selai cokelat.

"Siapa bilang itu buat kamu ini buat anak saya!" sarkas bunda sambil mengambil kembali roti yang ada di tangan Dania dengan kasar

"Ma-af bunda Dania kira ini buat Dania juga," ucap Dania menundukkan kepala

"Udah gpp kak ini buat lo, gue juga gak makan sebanyak itu," bela Reno

"Reno sayang, ini bunda buat untuk kamu sayang. Kok malah kamu kasih ke ANAK PUNGUT ITU!!" ucap bunda yang menekankan tiga kata terakhir yang membuat hati Dania sakit mendengarnya

"Bunda stop bilang kayak gitu sama kak Dania," ucap Reno yang menggebrak meja dengan keras membuat bunda dan Dania menatap tak percaya

"Kamu bentak bunda Reno? Kamu gak pernah seperti ini sama bunda sayang," ucap bunda yang tak percaya bahwa anak kesayangannya dapat membentak dirinya

"Kamu pengaruhi anak saya kayak gimana sampai dia ngebentak saya!" sarkas bunda sambil mencengkram lengan atas Dania dengan kencang yang membuat Dania menahan rasa sakit

"Ma-afin Dania bunda." Dania hanya bisa mengucapkan itu karna ia menahan rasa sakit

"Lepasin tangan kamu Elisa!" bela ayah sambil melepaskan tangan istrinya itu dengan kasar

"Terus aja kamu mas belain anak pungut mu itu. Aku capek kayak gini terus. Aku mau kita cerai," ucap bunda yang sudah tak tahan melihat suaminya yang selalu membela orang asing dirumahnya itu

"Cerai? Baik kalau itu mau kamu. Aku juga capek sama sikap kamu yang selalu beda-bedain Dania dengan Reno." ayah pergi meninggalkan meja makan dan berjalan menjauh menuju ruang kerja

"Senang kamu ya sekarang udah buat keluarga saya hancur. Memang kamu tuh anak yang gak tau di untung, masih mending suami saya mau menganggap kamu anak nya tapi ini balasan kamu ke keluarga saya. Seharusnya kamu itu nggak usah lahir ke dunia ini!!!" bundanya benar-benar marah, Dania hanya hanya bisa diam menunduk mendengar setiap kata yang di keluarkan oleh bundanya

"Bunda stop! Kata-kata bunda udah kelewatan. Jangan salahin kak Dania terus," ucap Reno

"Reno berani-berani nya kamu bilang seperti itu sama bunda. Kamu masih belain dia setelah dia merusak keluarga kita?" ucap bunda kecewa melihat anak kesayangannya lebih membela orang asing

"Ini bukan salah kak Dania. Ayah kayak gini karena bunda, kan bunda yang pengen cerai sama ayah kenapa bunda malah nyalahin kak Dania? Aku capek bun dengar kata-kata yang gak seharusnya bunda ucapin ke kak Dania." Reno benar-benar mengungkapkan perasaan yang selama ini ia pendam saat mendengar Dania selalu di hina oleh bundanya

"Jadi maksud kamu ini semua salah bunda? Bunda gak akan seperti ini kalau anak ini gak ada di rumah ini!!" bunda melihat ke arah Dania dengan tatapan melotot yang membuat Dania semakin menangis dalam diam

"Udah kak gak usah di dengar kata-kata bunda. Sekarang gue anterin lo ke kamar." Reno menuntun Dania menuju kamarnya meninggalkan bunda yang masih berdiri tak percaya melihat anaknya seperti ini

Sesampainya di kamar, Reno tetap menuntun Dania menuju ke pinggir tempat tidur dan duduk di sebelah kakaknya itu.

Reno menenangkan Dania, "Udah kak gak usah di dengerin ucapan bunda. Itu semua gak benar anggap aja semua itu cuman angin berlalu."

DaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang