Bagian 9

48 12 0
                                    

Aduh gak usah basa-basi kali ya, udah terlalu keseringan

Yang penting jangan lupa vote dan komen nya

Happy Reading💕

Semua anak-anak sudah mulai berhamburan keluar kelas karena bel pulang sudah berbunyi. Kelas XII IPA 2 juga sudah mulai satu persatu meninggalkan kelas. Ada yang langsung pulang, ada yang menuju ruang osis, dan juga ada yang menuju tempat eskul yang mereka ikuti.

Dimas masih memasuki buku miliknya dan setelah itu langsung pergi menuju rumah sakit. Fero dan Arkan tidak ikut dikarenakan Dimas hanya ingin sendiri, kalian tau lah kenapa Dimas inginnya sendiri.

"Yaudah gue duluan ya udah ditungguin di lapangan,"pamit Arkan dikarenakan harus melatih adik kelasnya yang mengikuti basket. Walaupun Arkan terlihat freak diantara Fero dan Dimas, tetapi dia sangat jago dalam hal bermain bola yang di pantulkan itu

"Iya," ucap Fero dan Dimas bersamaan

"Yaudah gue duluan ya Fer, gue minta tolong banget handle rapat ini. Bilang sama anak-anak gue ada keperluan ya," ucap Dimas sambil menutup tasnya

"Iye, nanti gue sampein sama anak-anak yang lain. Titip salam ya dari gue," ucap Fero yang melakukan hal sama dengan Dimas

"Iya udah gue duluan ya." Dimas pun pergi meninggalkan Fero sendirian di kelas

***Rumah Sakit***
Tak butuh waktu lama, Dimas sudah sampai dirumah sakit tempat Dania di rawat. Ia sudah membelikan bubur di tempat langganannya. Lift sudah menghantarkan dirinya ke lantai tempat Dania di rawat. Hatinya sedari tadi tak dapat berdetak dengan normal.

Ia mencoba untuk menetralisir kan detak jantungnya yang dua kali lebih cepat dari biasanya. Memegang knop pintu dan membukanya. Terlihat Dania sedang bermain ponsel di tangannya.

"Assalamualaikum," ucap Dimas malu

"Waalaikumsalam," jawab Dania sambil melihat siapa yang datang

"Hai, kirain saya kamu tidur," ucap Dimas gugup

"Ohh gak, bosen aja tidur terus. Lagian gue udah enakan kak." Dania meletakkan ponsel miliknya di atas nakas sebelah ranjang tidurnya

"Ohh syukurlah kalau kamu udah enakan. Oiya ini saya bawain bubur buat kamu. Kamu sudah makan?" tanya Dimas sambil duduk di sebelah ranjang Dania

"Belum kan bukan jam waktunya makan. Tadi siang jam dua belas udah di bawain sama susternya buat makan siang," ucap Dania

"Ohh pasti kamu lapar lagi kan," ucao Dimas

"Iya sih masalahnya tadi porsi nya sedikit banget. Ya daritadi sih ngemilin buah," ucap Dania jujur

"Ya sudah, saya sudah bawa bubur, kamu makan ya saya yang suapin," ucap Dimas sambil membuka penutup tempat buburnya dan mengambil sendok yang ada di dalam plastiknya

"Ayo buka mulutnya," ucap Dimas sambil mengarahkan sendoknya ke mulut Dania

"Ehh gak usah kak. Gue bisa makan sendiri kok kak," ucap Dania malu

"Kamu kan masih sakit, pasti tangan kamu masih lemes. Nanti malahan jatuh buburnya gara-gara kamu gak kuat pegang sendoknya. Udah saya aja yang suapin," ucap Dimas kekeuh untuk menyuapi Dania

"Y-Ya udah deh serah lo aja kak." Dania membuka mulut membiarkan buburnya masuk kedalam mulut Dania.

"Nah gitu dong, kan enak," ucap Dimas

Sedikit demi sedikit bubur menyisakan satu sendok lagi, tetapi Dania menolak untuk menerimanya lagi, dikarenakan perutnya sudah tidak bisa di suruh untum menampung.

DaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang